7 Kekhawatiran Orang Tua Anak Autis yang Akan Kamu Pahami
Mengasuh anak autis menghadirkan tantangan dan kekhawatiran yang berbeda dari orang tua pada umumnya. Temukan kisah inspiratif serta cara menghadapi berbagai rasa takut yang sering dirasakan oleh para orang tua anak autis.

Kesehatan dan kesejahteraan mempengaruhi setiap orang dengan cara yang unik. Ini adalah kisah seseorang yang mengalaminya.
Jujur saja, membesarkan anak, apapun kondisinya, terkadang seperti berjalan di ladang ranjau.
Biasanya, orang tua bisa mengandalkan keluarga dan teman untuk berbagi pengalaman dan mendapat dukungan saat menghadapi masalah anak yang bersifat umum. Mereka bisa memberi nasihat atau sekadar menjadi tempat bertukar cerita yang menyenangkan. Dukungan seperti ini sangat membantu ketika anak kita berkembang secara neurotipikal.
Tapi bagaimana jika anak kita berbeda dan punya kebutuhan khusus? Kemana kita harus mencari bantuan ketika saran parenting umum tidak efektif untuk anak kita?
Karena alasan seperti ini, menjadi orang tua anak autis sering kali terasa sepi dan penuh tantangan tersendiri.
Kekhawatiran orang tua anak autis sangat berbeda dari kekhawatiran orang tua pada umumnya.
Saya tahu itu karena saya adalah orang tua dari dua anak kembar.
Anak kembar saya lahir prematur di usia kehamilan 32 minggu, membawa banyak pertanyaan dan kekhawatiran baru.
Salah satu anak saya, Harry, didiagnosis mengidap Goldenhar syndrome, kondisi langka yang membuat setengah wajahnya tidak berkembang sempurna. Memiliki anak dengan kondisi khusus membawa saya ke dalam dunia perasaan bersalah dan duka.
Ketika Harry berusia dua tahun, dia juga didiagnosis autis. Sementara kembarannya, Oliver, tidak mengalami autisme.
Jadi saya merasakan suka duka membesarkan anak neurotipikal dan anak dengan kebutuhan khusus secara bersamaan.
Saya khawatir untuk Oliver pada hal-hal seperti bagaimana mendukungnya saat menghadapi kekecewaan, tekanan ujian, pencarian pekerjaan, dan pertemanan. Kekhawatiran itu bisa saya bagi dengan teman-teman saya yang memiliki pengalaman serupa sehingga kami bisa saling menguatkan.
Tapi kekhawatiran saya untuk Harry sangat berbeda. Saya tidak mudah membaginya karena teman-teman saya sulit memahami, dan juga karena mengungkapkan rasa takut terdalam itu memberi kekuatan pada ketakutan itu sendiri, yang terkadang saya belum siap menghadapinya.
Saya tahu kekhawatiran saya untuk Oliver akan menemukan jalan keluar, tapi untuk Harry, ketenangan itu belum saya rasakan.
Untuk meredakan kecemasan, saya fokus pada cinta dan kebahagiaan yang dibawa Harry ke dalam hidup saya, bukan hanya pada tantangan yang ada.
Namun, saya ingin para orang tua anak autis tahu bahwa mereka tidak sendirian. Berikut adalah beberapa kekhawatiran saya untuk Harry yang mungkin juga dirasakan banyak orang tua anak autis.
1. Apakah saya sudah melakukan yang terbaik untuknya?
Saya terus berusaha menyeimbangkan antara membantu Harry dan mendukung kemandiriannya.
Saya rela meninggalkan karier mengajar demi bisa menemani berbagai janji medis dan operasi Harry.
Saya berjuang agar dia mendapatkan akses layanan yang layak dia terima.
Saya juga sering mengajaknya keluar meski tahu dia mungkin mengalami kesulitan di tempat baru, karena saya ingin dia merasakan pengalaman hidup, menjelajah dunia, dan menciptakan kenangan.
Tapi ada suara kecil dalam diri saya yang bilang saya harus bisa melakukan lebih lagi, memberikan lebih banyak hal yang dia butuhkan.
Saya akan melakukan apa pun agar Harry menjalani kehidupan yang penuh dan bahagia semampu saya. Namun di hari-hari tertentu, saya tetap merasa belum cukup dan khawatir mengecewakannya.
Di saat seperti itu, saya mengingatkan diri saya bahwa semua orang tua, baik yang membesarkan anak luar biasa atau tidak, harus menerima ketidaksempurnaan diri.
Saya hanya bisa melakukan yang terbaik dan percaya bahwa Harry pun akan bahagia dengan usaha saya memberikan kehidupan terbaik untuknya.
2. Bagaimana kemampuan komunikasinya akan berkembang?
Meski Harry secara teknis tidak berbicara, dia mengerti dan menggunakan beberapa kata dengan baik, tapi belum mampu mengobrol layaknya anak seusianya.
Dia merespon pilihan yang diberikan dan sering mengulang kata-kata yang pernah didengar, termasuk kata-kata kasar yang tidak sengaja dia pelajari dari ayahnya.
Dia bisa memilih makanan, pakaian, dan tempat yang ingin dikunjungi.
Namun, di waktu lain, dia membutuhkan penerjemah yang memahami cara berkomunikasinya sendiri.
Apakah dia akan selalu bergantung pada orang lain untuk berinteraksi dengan dunia? Apakah dia akan selamanya kehilangan kebebasan yang diberikan oleh bahasa?
Saya sangat berharap tidak demikian. Autisme mengajarkan saya untuk sabar dan selalu berharap yang terbaik.
Harry telah sering mengejutkan saya dengan perkembangan yang ia raih selama ini.
Saya menerima dia apa adanya, tapi saya tidak pernah berhenti percaya bahwa dia bisa melampaui ekspektasi dan mengejutkan saya lagi dalam perkembangan bahasa.
3. Bagaimana dia menghadapi transisi menuju dewasa?
Saya sudah mulai berbicara dengan Harry tentang masa pubertas dan perubahan yang akan dialaminya, tapi bagaimana jika dia sulit menjelaskan perasaannya?
Bagaimana menghadapi perubahan mood yang tak terduga, sensasi baru yang aneh, dan perubahan fisik?
Rasanya tidak adil jika tubuh Harry tumbuh, tapi pemahamannya belum siap menyambutnya.
Bagaimana saya bisa meyakinkan dan menjelaskan bahwa semua perasaan itu wajar jika dia tidak bisa memberitahu saya jika sedang kesulitan? Bagaimana kesulitannya akan terlihat jika dia tidak memiliki cara untuk mengungkapkan?
Saya hanya bisa berharap saya sudah cukup mempersiapkannya dengan pengajaran yang proaktif.
Humor menjadi cara saya untuk bertahan, saya selalu mencari sisi lucu dalam situasi sulit.
Percayalah, di tengah tantangan tersulit sekalipun, ada peluang untuk menemukan humor yang membantu kita terus maju.
4. Seperti apa masa depannya nanti?
Saya sering bertanya-tanya bagaimana masa depan Harry ketika dia menjadi dewasa.
Seberapa mandiri dia bisa menikmati dunia? Apakah dia akan selalu memerlukan pendamping? Apakah dia akan bisa bekerja? Mengalami persahabatan sejati atau mencintai dan dicintai?
Apakah anak saya yang unik dan ekspresif ini akan diterima oleh masyarakat yang sering menilai dari penampilan?
Masa depan Harry penuh ketidakpastian — memikirkan semua kemungkinan hanya membuat saya lelah. Saya hanya bisa berusaha memberikan yang terbaik untuknya dan menikmati waktu bersama kedua anak saya saat ini.
5. Apakah saya harus memilih untuk melepaskannya suatu hari nanti?
Saya ingin Harry selalu tinggal bersama saya, di rumah yang membuatnya merasa nyaman, di mana ledakan emosi maupun tawa diterima dengan hangat.
Saya ingin melindunginya dari dunia yang kadang kejam terhadap orang yang rentan.
Tapi saya juga khawatir bagaimana saya menangani situasi sulit seperti membawanya kembali tidur saat tengah malam ketika saya sudah tua dan dia semakin besar dan kuat.
Bisakah saya mengatasi ledakan emosinya di masa depan? Atau apakah saya akan terpaksa melihatnya tinggal di fasilitas khusus? Pikiran itu sangat berat untuk saya terima sekarang.
Seperti kebanyakan kekhawatiran saya, ini bukan hal yang harus saya pikirkan saat ini, tapi saya tahu saya harus siap menghadapi kenyataan itu suatu hari nanti.
6. Apakah dia akan benar-benar mengerti betapa besar cinta saya padanya?
Saya mengucapkan "Aku cinta kamu" pada Harry setidaknya lima kali sehari. Kadang dia diam, kadang tertawa, atau mengulang kata-kata saya.
Apakah dia mendengar kata-kata itu seperti dia mendengar instruksi untuk memakai sepatu atau makan roti? Apakah itu hanya bunyi atau dia benar-benar mengerti makna dan perasaan di baliknya?
Saya sangat ingin dia tahu betapa saya mencintainya, meski saya tidak tahu apakah dia benar-benar mengerti atau akan mengerti suatu saat nanti.
Saya bermimpi suatu hari Harry bisa mengatakan "Aku cinta kamu" tanpa disuruh. Namun saya juga menikmati ikatan istimewa kami yang seringkali tidak butuh kata-kata untuk menyampaikan perasaan.
7. Apa yang akan terjadi saat saya meninggal?
Ini adalah ketakutan terbesar saya. Apa yang akan terjadi pada anak saya saat saya tidak ada lagi? Tidak ada yang mengenal Harry seperti saya.
Memang ada keluarga dan staf sekolah yang memahami kebiasaannya, namun saya mengerti hatinya lebih dalam.
Saya tahu apa yang dia pikirkan dan rasakan tanpa harus dia katakan.
Saya ingin sekali bisa menyimpan keajaiban ikatan kami dan mewariskannya untuk saat saya harus meninggalkannya.
Siapa lagi yang akan mencintainya sepenuh hati seperti saya? Pikirannya membuat saya hancur membayangkan meninggalkannya.
Terkadang kita harus menghadapi ketakutan itu demi kebaikan di akhirnya.
Saya baru-baru ini mulai mempersiapkan masa depan Harry dengan mencari informasi dari organisasi seperti Sense di Inggris yang menyediakan sumber daya dan panduan untuk orang tua seperti saya. Saya berharap persiapan ini memberikan ketenangan hati.
Menghadapi Kekhawatiran Lain untuk Anak Luar Biasa
Kekhawatiran saya untuk Harry tidak dirasakan oleh Oliver, begitu pula dengan orang tua saya terhadap saya dulu.
Kekhawatiran orang tua anak autis sangat unik dan kompleks seperti anak-anak kita sendiri.
Saya tidak tahu bagaimana hidup akan berjalan dan apakah kekhawatiran saya beralasan. Namun saya yakin tiap kekhawatiran yang membuat saya terjaga di malam hari juga diimbangi dengan ketahanan dan kekuatan untuk terus maju.
Bagi orang tua anak autis, tekad memberi yang terbaik adalah perisai kita.
Kita jalani hari demi hari dengan cinta yang lebih kuat dari segalanya — dan sedikit humor serta cemilan favorit, dalam kasus saya adalah keju dan gin!
Charlie adalah ibu dari kembar Oliver dan Harry. Harry lahir dengan kondisi langka Goldenhar syndrome dan juga autis, sehingga hidup mereka penuh tantangan sekaligus kebahagiaan. Charlie adalah guru paruh waktu, penulis buku "Our Altered Life," blogger, dan pendiri yayasan More Than a Face yang mengkampanyekan kesadaran tentang disfigurasi wajah. Di waktu luangnya, ia suka menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman, menikmati keju dan minum gin!
Temukan berita terbaru dan peristiwa terkini di kategori Perjalanan Orang Tua pada tanggal 16-04-2018. Artikel berjudul "7 Kekhawatiran Orang Tua Anak Autis yang Akan Kamu Pahami" memberikan informasi paling relevan dan terpercaya di bidang Perjalanan Orang Tua. Setiap berita dianalisis secara mendalam untuk memberikan wawasan berharga bagi pembaca kami.
Informasi dalam artikel " 7 Kekhawatiran Orang Tua Anak Autis yang Akan Kamu Pahami " membantu Anda membuat keputusan yang lebih tepat dalam kategori Perjalanan Orang Tua. Berita kami diperbarui secara berkala dan mematuhi standar jurnalistik.


