Pertarungan Hukum yang Menghambat Program Penghapusan Pinjaman Mahasiswa
Pertarungan hukum yang dipimpin oleh pihak Republik menghadang upaya terbaru pemerintah untuk menghapus utang pinjaman mahasiswa, meninggalkan jutaan peminjam dalam ketidakpastian finansial yang terus berlanjut.
Diccon Hyatt adalah jurnalis berpengalaman di bidang keuangan dan ekonomi yang telah meliput ekonomi selama pandemi dalam ratusan artikel selama dua tahun terakhir. Ia dikenal mampu menjelaskan topik keuangan yang kompleks dengan bahasa yang mudah dipahami, menyoroti dampak perubahan ekonomi terhadap keuangan individu dan pasar. Ia juga pernah bekerja di U.S. 1, Community News Service, dan Middletown Transcript.
Poin Penting
- Seorang hakim federal sementara menunda program terbaru Presiden Biden untuk menghapus utang pinjaman mahasiswa.
- Kegagalan hukum terbaru ini membuat masa depan 30 juta peminjam yang diuntungkan oleh program tersebut menjadi tidak pasti.
- Keputusan akhir terkait program penghapusan utang bisa jatuh ke Mahkamah Agung, yang telah menolak upaya serupa tahun lalu.
Perjuangan hukum yang digerakkan oleh pihak Republik menentang penghapusan utang pinjaman mahasiswa federal kembali menempatkan peminjam dalam situasi yang sudah akrab: nasib keuangan mereka bergantung pada keputusan hakim.
Terbaru, sebuah pengadilan di Georgia memerintahkan penghentian sementara upaya Presiden Joe Biden untuk meluncurkan program penghapusan utang pinjaman mahasiswa secara luas, sambil menunggu keputusan kasus tersebut. Program ini dirancang untuk menghapus sebagian utang dari 30 juta peminjam pinjaman federal.
Presiden Biden dan para penentangnya telah beradu argumentasi selama beberapa tahun terakhir terkait program pinjaman mahasiswa. Sejak 2021, Departemen Pendidikan di bawah kepemimpinan Biden telah melakukan berbagai perubahan aturan untuk mempermudah peminjam mendapatkan penghapusan utang.
Upaya terbaru menargetkan peminjam tertentu, termasuk mereka yang utangnya lebih besar dari saat mulai membayar serta mereka yang memenuhi syarat penghapusan menurut program yang sudah ada namun belum mengajukan permohonan.
Jaksa Agung Missouri, Andrew Bailey, mengajukan gugatan di pengadilan federal minggu ini untuk memblokir program tersebut, yang menurut pemberitahuan Departemen Pendidikan direncanakan mulai berlaku pada Oktober mendatang.
Pinjaman Mahasiswa dalam Pertarungan Ideologi
Biden dan partai Demokrat berargumen bahwa pendidikan tinggi harus bisa dinikmati tanpa membebani peminjam dengan utang seumur hidup. Pemerintahan ini telah menghapus pinjaman senilai sekitar US$168,5 miliar untuk 4,8 juta peminjam, termasuk pekerja publik, penyandang disabilitas, dan peminjam dari perguruan tinggi swasta yang kemudian ditutup.
Namun, meskipun beberapa upaya Biden berhasil, ada juga yang kandas di pengadilan. Kekalahan terbesar terjadi pada Juni 2023 ketika sejumlah negara bagian yang dipimpin Republik, termasuk Missouri, berhasil meyakinkan mayoritas konservatif Mahkamah Agung untuk membatalkan program penghapusan utang hingga US$20.000 per peminjam.
Setelah kekalahan tersebut, Biden meluncurkan program baru bernama Saving on a Valuable Education (SAVE) Plan, yang menghapus utang bagi peminjam yang melakukan pembayaran berbasis penghasilan selama 10-25 tahun, tergantung jumlah pinjaman dan apakah pinjaman tersebut untuk studi pascasarjana.
Departemen Pendidikan juga mencoba kembali penghapusan utang secara luas melalui proses pembuatan aturan administratif, yang kini menghadapi penundaan akibat putusan pengadilan baru-baru ini.
Kelompok konservatif menolak penghapusan utang, berargumen bahwa hal ini tidak adil bagi mereka yang sudah melunasi pinjaman dan seharusnya fokus pada penurunan biaya pendidikan tinggi. Mereka juga menantang kewenangan pemerintah untuk membatalkan pinjaman tanpa persetujuan Kongres.
Pemerintah Biden berpendapat bahwa Kongres telah memberi otorisasi kepada Sekretaris Pendidikan untuk menghapus utang melalui Undang-Undang Pendidikan Tinggi tahun 1965 yang mendirikan program pinjaman federal.
Masa Depan Peminjam Masih Belum Jelas
Gugatan hukum ini menambah ketidakpastian bagi para peminjam, beberapa di antaranya sudah terdampak oleh keputusan pengadilan sebelumnya yang menunda pelaksanaan program SAVE.
Sekitar 8 juta peminjam yang terdaftar dalam program SAVE saat ini berada dalam status penangguhan pembayaran, sementara proses hukum berlangsung. Baik kasus SAVE maupun program penghapusan utang bisa berakhir di Mahkamah Agung.
"Saran terbaik yang bisa saya berikan kepada peminjam saat ini adalah untuk tidak mengambil keputusan drastis," kata Betsy Mayotte, presiden Institute of Student Loan Advisors, sebuah organisasi nirlaba yang memberikan nasihat kepada peminjam. "Situasi ini benar-benar belum pernah terjadi sebelumnya dan akan memerlukan waktu bagi Departemen Pendidikan dan pengadilan untuk menyelesaikannya."
Jika Anda memiliki informasi berita untuk wartawan ZAMONA, silakan kirim email ke tips@ZAMONA.
Jelajahi artikel bermanfaat di kategori Berita Pemerintahan pada tanggal 10-02-2024. Artikel berjudul "Pertarungan Hukum yang Menghambat Program Penghapusan Pinjaman Mahasiswa" menawarkan analisis mendalam dan saran praktis di bidang Berita Pemerintahan. Setiap artikel dibuat dengan cermat oleh para ahli untuk memberikan nilai maksimal bagi pembaca.
Artikel " Pertarungan Hukum yang Menghambat Program Penghapusan Pinjaman Mahasiswa " memperluas pengetahuan Anda dalam kategori Berita Pemerintahan, menjaga Anda tetap terinformasi tentang perkembangan terbaru, dan membantu membuat keputusan yang tepat. Setiap artikel berbasis konten unik, menjamin orisinalitas dan kualitas.


