Parade China Tampilkan Xi Sebagai Pemimpin Global dengan Militer Setara AS
Xi Jinping memamerkan kekuatan politik dan militer China dalam parade di Tiananmen, menegaskan aliansi dengan pemimpin yang disanksi untuk menantang dominasi AS.
Ketika suara meriam menggema di Lapangan Tiananmen, momen paling ikonik justru terjadi sebelum pasukan pertama melangkah di jalan utama.
Presiden China, Xi Jinping, menjabat tangan Kim Jong Un, kemudian menyambut Vladimir Putin, duduk di antara dua pemimpin yang banyak disanksi.
Pertemuan politik ini menjadi sorotan utama, lebih daripada deretan senjata, dan tampaknya diinginkan Xi untuk menandingi pengaruh Amerika Serikat.
Begitu parade dimulai, Presiden AS Donald Trump menuduh ketiganya bersekongkol melawan Amerika lewat pesan di Truth Social.
Xi sengaja menempatkan Putin di kanan dan Kim di kiri sepanjang parade, menegaskan aliansi melawan tatanan dunia pimpinan AS.
China Kini Memegang Kendali
Untuk pertama kalinya, Xi, Putin, dan Kim Jong Un hadir bersama, menyaksikan parade dari Gerbang Kedamaian Surgawi yang menghadap Lapangan Tiananmen.

Simbolnya jelas: Mao Zedong pernah mendeklarasikan berdirinya Republik Rakyat China di situ pada 1949, dan lima tahun kemudian dia duduk di tempat yang sama bersama pemimpin Korea Utara dan Uni Soviet.
Sekarang, China memimpin aliansi ini. Korea Utara yang miskin bergantung pada Beijing, dan Putin membutuhkan legitimasi yang diberikan Xi.
Sebelumnya, Xi menjaga jarak politik dari Putin dan Kim, serta mengklaim tidak memberi bantuan militer ke Rusia meski bersikap netral terhadap perang di Ukraina.
Namun hari ini ia berdiri di sisi mereka berdua, meski konflik di Ukraina masih berlanjut.
"Manusia kembali dihadapkan pada pilihan damai atau perang, dialog atau konfrontasi, win-win atau zero sum," kata Xi, seraya menegaskan "China adalah negara besar yang tak pernah tunduk pada intimidasi."
Parade militer berikutnya memamerkan kekuatan, presisi, dan patriotisme, dimulai dengan 80 kali tembakan hormat untuk menandai 80 tahun kemenangan China atas Jepang dalam Perang Dunia II.
Diikuti paduan suara yang bernyanyi serempak "Tanpa Partai Komunis, tak ada China modern," serta barisan pasukan yang bergaya goose-step dengan ketukan seragam.
Tank dan kendaraan tempur modern menjadi pembuka, diikuti rudal nuklir yang bisa diluncurkan dari laut, darat, dan udara, rudal hipersonik anti-kapal, serta senjata laser untuk melawan drone.

Tentara China kian mendekati kemampuan AS, dengan kapal selam, drone laut, dan pesawat tanpa awak yang dapat mengintai target.
Kekhawatiran Barat
Bagi banyak orang di Taiwan, ancaman reunifikasi dengan paksa kian nyata, terutama melihat sorotan pada kapabilitas angkatan laut China.
Banyak negara Barat, termasuk di Eropa, masih mencari cara mengakhiri perang di Ukraina dan memilih tidak hadir dalam parade ini.

Di tengah tantangan domestik—ekonomi lesu, krisis properti, populasi menua, dan tingkat pengangguran tinggi—Xi perlu menjaga kepercayaan kelas menengah terhadap masa depan.
Parade ini juga menjadi distraksi yang menegaskan bahwa China terus mengejar ketertinggalan dari AS dan menantang supremasi global.
Parade ini menegaskan langkah agresif China dalam memperkuat aliansi politik-militer sambil memamerkan kekuatan pertahanan untuk menyaingi Amerika Serikat.
This topic was reported by BBC News.
Jelajahi artikel bermanfaat di kategori Berita Dunia pada tanggal 03-09-2025. Artikel berjudul "Parade China Tampilkan Xi Sebagai Pemimpin Global dengan Militer Setara AS" menawarkan analisis mendalam dan saran praktis di bidang Berita Dunia. Setiap artikel dibuat dengan cermat oleh para ahli untuk memberikan nilai maksimal bagi pembaca.
Artikel " Parade China Tampilkan Xi Sebagai Pemimpin Global dengan Militer Setara AS " memperluas pengetahuan Anda dalam kategori Berita Dunia, menjaga Anda tetap terinformasi tentang perkembangan terbaru, dan membantu membuat keputusan yang tepat. Setiap artikel berbasis konten unik, menjamin orisinalitas dan kualitas.


