Keajaiban Visual dan Kisah Mendalam dalam Liga Keadilan Versi Zack Snyder
Temukan versi epik dan penuh makna dari Liga Keadilan yang telah lama dinantikan, menampilkan karakter yang lebih hidup dan alur cerita yang lebih mendalam dengan gaya visual khas Zack Snyder.
Versi sutradara dari Liga Keadilan karya Zack Snyder menawarkan sebuah pengalaman sinematik yang logis dan penuh gaya khas sang pembuat film, berdurasi empat jam yang memukau.
Pada 18 Maret, film ini dirilis di layanan streaming HBO Max (di Indonesia dapat diakses melalui platform streaming resmi) setelah penggemar menunggu sejak 2017, tahun saat versi bioskop yang disunting oleh Joss Whedon gagal meraih kesuksesan.
Versi baru yang dikenal dengan istilah “Snyder Cut” telah menjadi legenda di kalangan penggemar. Awalnya dianggap hanya mitos, berkat dukungan komunitas penggemar yang gigih dan perkembangan layanan streaming, karya ini akhirnya dapat dinikmati secara resmi.
Bagi para penggemar setia, versi sutradara ini adalah perayaan sejati: film yang lambat, penuh metafora, dengan sinematografi menakjubkan dan nuansa kelam yang khas. Namun, bagi penonton biasa atau skeptis, film ini mungkin terasa tidak menawarkan banyak hal baru dari versi bioskop, hanya peningkatan kualitas cerita yang sudah ada.
Asal Mula Film yang Unik Ini
Bagi yang sudah mengenal sejarah pembuatan film ini, bisa langsung melanjutkan ke bagian berikutnya. Namun, bagi yang kurang tertarik dengan dunia superhero atau karya Zack Snyder, mungkin sulit memahami antusiasme di balik perilisan ini.
Sebenarnya, Liga Keadilan versi pertama sudah dirilis pada 2017 dan dapat ditonton di berbagai platform dengan ulasan yang kurang memuaskan. Berikut ringkasan sejarahnya.
Pendirian Alam Semesta Sinematik DC
Pada 2013, Warner Bros. meluncurkan alam semesta sinematik superhero berbasis komik DC sebagai jawaban atas kesuksesan Marvel. Studio ini ingin menghadirkan film-film dengan nuansa lebih gelap dan dewasa, sesuai dengan semangat komik Batman dan karakter DC lainnya.

Warner Bros. mempercayakan Zack Snyder, penggemar komik berat dan sutradara film Watchmen, untuk memulai alam semesta ini. Meskipun film Watchmen awalnya gagal di box office, versi lengkapnya kemudian menjadi kultus.
Dalam Man of Steel, Snyder merevisi citra Superman (Henry Cavill) dengan kostum berwarna lebih dingin tanpa celana merah, dan menghadirkan tokoh yang lebih kompleks dan emosional, berbeda dari versi sebelumnya.
Di sekuelnya, Batman v Superman: Dawn of Justice, karakter Batman (Ben Affleck) digambarkan lebih tua dan agresif, terobsesi mengalahkan Superman. Mereka akhirnya bersatu menghadapi musuh Doomsday, yang mengorbankan Superman.
Setelah itu, alam semesta ini menghadapi tantangan. Film tersebut meraih pendapatan lumayan, tapi biaya besar dan ulasan negatif dari kritikus membuat Warner Bros. mengubah pendekatan mereka, memilih nada yang lebih ringan dan komedi dalam film berikutnya seperti Suicide Squad.
Sementara itu, Snyder tengah mengembangkan crossover Liga Keadilan, yang telah disiapkan sejak Batman v Superman.
Persiapan film ini terlalu cepat, berbeda dengan Marvel yang memerlukan lima tahun untuk The Avengers. Banyak karakter utama belum memiliki film solo, menjadi tantangan tersendiri.
Snyder dan penulis Chris Terrio diminta membuat film yang lebih ceria, dengan produser yang mengawasi agar tidak terlalu gelap dan penuh metafora.

Namun, tragedi menimpa Snyder saat putrinya meninggal dunia, membuatnya mundur dari proyek.
Gagalnya Versi Bioskop Liga Keadilan
Joss Whedon diundang untuk menyelesaikan film tersebut. Dia mengubah banyak hal, mengurangi banyak adegan penting, termasuk sebagian besar peran Cyborg yang dianggap “jantung” cerita oleh Snyder, serta menghilangkan nuansa gelap dan visi apokaliptik yang sudah dibangun.
Whedon menambahkan humor yang dianggap tidak pada tempatnya, seperti adegan anak-anak merekam Superman dengan ponsel yang menjadi meme terkenal karena efek visual yang buruk.
Visual yang gelap dan dingin khas Snyder diganti dengan warna merah cerah yang mencolok. Akibatnya, film versi bioskop tahun 2017 mengalami kegagalan kritis dan komersial, dengan cerita yang dianggap tidak koheren dan humor yang dipaksakan.
Setelah kegagalan itu, Warner Bros. fokus pada film-film DC yang lebih ringan dan populer seperti Wonder Woman, Aquaman, dan Shazam.

Tampaknya dunia gelap Zack Snyder terlupakan, tapi para penggemar tidak menyerah.
Munculnya Kultus Versi Snyder
Segera muncul rumor tentang keberadaan “Snyder Cut”, versi asli film yang diedit oleh Snyder tanpa campur tangan dan humor berlebihan.
Selama bertahun-tahun, studio menyangkal keberadaan versi ini, namun penggemar terus menggalang kampanye besar dengan slogan "Release the Snyder Cut" yang viral di media sosial dan bahkan muncul di Times Square.
Penggemar Snyder sering dicap obsesif dan toxic, tetapi mereka juga menggalang dana lebih dari setengah juta dolar untuk yayasan pencegahan bunuh diri.
Aktor seperti Jason Momoa, Gal Gadot, dan Ben Affleck turut mendukung gerakan ini, serta Snyder sendiri yang akhirnya mengonfirmasi keberadaan versi kasar film tersebut.
Meski kampanye besar, versi sutradara ini kemungkinan besar tidak akan tayang di bioskop. Namun, dengan naiknya layanan streaming seperti HBO Max yang membutuhkan konten eksklusif, film ini menjadi proyek unggulan platform tersebut, dengan anggaran tambahan untuk efek visual dan pengambilan gambar ulang.

Rilis digital memungkinkan Snyder menayangkan versi berdurasi empat jam tanpa sensor, dengan soundtrack baru karya Junkie XL yang menggantikan Danny Elfman. Rasio aspek juga diubah agar dapat menampilkan lebih banyak detail, sesuatu yang tidak mungkin dilakukan di bioskop.
Berkat kegigihan penggemar dan kebebasan platform streaming, Liga Keadilan versi Zack Snyder akhirnya hadir di layar.
Film ini memang kontroversial, dengan kebebasan durasi dan tema cerita yang lebih filosofis dan penuh referensi Alkitab membuatnya terasa seperti eksperimen sinematik yang megah. Namun, inti ceritanya tetap sama dengan versi bioskop, sehingga bagi yang lebih mengutamakan plot dan aksi, perbedaannya hanya beberapa twist tambahan.
Kesan Tentang Liga Keadilan Versi Zack Snyder
Alur Cerita yang Lebih Terstruktur
Film dimulai tepat setelah akhir Batman v Superman, dengan pengorbanan Kal-El yang membangkitkan artefak kuno bernama Mother Boxes. Kemunculan benda ini menarik perhatian penjahat Steppenwolf yang berencana menaklukkan Bumi untuk mendapatkan pengampunan dari Darkseid, penguasa yang pernah mengusirnya.
Amazon dan Atlantian tidak mampu menghadapi Steppenwolf dan pasukannya, sehingga harapan terakhir terletak pada tim superhero yang dikumpulkan Batman. Namun, tanpa bantuan Superman yang meninggal, mereka kesulitan mengalahkan ancaman tersebut.
Berbeda dari versi Whedon yang langsung memperlihatkan pertarungan dengan para Parademon, versi Snyder membangun ketegangan secara perlahan dengan rumor dan pengikut gelap sebelum serangan nyata terjadi di Themyscira.

Setengah pertama film berdurasi hampir dua jam yang menjelaskan motivasi dan latar belakang pahlawan memberikan kesan epik yang hilang dari versi bioskop. Wonder Woman tidak hanya melihat berita, tapi datang langsung dan mencari tanda-tanda kedatangan Darkseid.
Steppenwolf kini digambarkan sebagai bawahan Darkseid yang lebih berbahaya, dengan rencana yang lebih logis termasuk pembangunan benteng untuk memulai invasi, serta penggunaan teknologi canggih untuk mencari Mother Boxes.
Snyder menghapus subplot keluarga Rusia yang terasa tidak relevan dan diganti dengan fokus pada para pahlawan utama.
Pendalaman Karakter yang Lebih Bermakna
Dalam versi bioskop, Batman dan Wonder Woman menjadi pusat, sementara pahlawan lain hanya sebagai stereotip seperti Cyborg sebagai jenius pendiam, Aquaman sebagai pria tangguh, dan Flash sebagai pemuda polos.

Sekarang, Victor Stone alias Cyborg menjadi karakter paling tragis, seorang jenius yang menjadi paria karena eksperimen ayahnya dan kehilangan ibunya. Dia harus menerima takdir menyelamatkan dunia meski masih bergelut dengan identitasnya.
Flash tetap lucu, namun kini kekuatan speedforce-nya ditampilkan lebih maksimal, memperlihatkan potensi sebenarnya dari pahlawan tercepat ini.
Persahabatan antara Barry dan Victor tumbuh sepanjang film, sementara Wonder Woman dan Aquaman menyadari kesamaan mereka yang lebih dalam dari yang diperkirakan.

Lois Lane yang sebelumnya dianggap peran kecil kini diperlihatkan sebagai sosok yang hancur dan kehilangan arah setelah kematian Superman, menambah kedalaman emosional cerita.
Batman sendiri berubah, dengan sebagian besar film tanpa mengenakan kostum, menonjolkan peranannya sebagai pemimpin dan pemikir dalam tim.

Perubahan ini membuat pertarungan akhir lebih bermakna karena penonton benar-benar peduli dengan nasib para pahlawan, dan kesatuan tim menjadi kunci kemenangan.
Penambahan Karakter Baru yang Mengejutkan
Penggemar komik bakal dimanjakan dengan kemunculan berbagai kejutan, termasuk Darkseid dan pasukannya, serta Joker versi Jared Leto yang berbeda dari Suicide Squad.
Ada pula hadirnya kekasih Barry Allen dan karakter penting lain yang membuat dunia film ini lebih kaya.
Karakter lama juga mendapat porsi lebih, misalnya Green Lantern yang hanya sekilas di versi bioskop, dan bahkan karakter baru yang tidak terduga yang mungkin akan bergabung dalam tim.
Koneksi dengan Film Sebelumnya dan Masa Depan Cerita
Di Batman v Superman, Bruce Wayne mengalami mimpi tentang masa depan apokaliptik di mana Kal-El menjadi tiran, dengan simbol Darkseid yang mengerikan. Flash dari masa depan juga memperingatkan bahwa Lois Lane adalah kunci dari semuanya.

Penggemar menantikan kelanjutan tema ini di Liga Keadilan, yang di versi bioskop diabaikan. Kini, visi gelap dan ancaman Darkseid kembali diangkat, membuka kemungkinan cerita masa depan yang terinspirasi dari game dan komik Injustice.
Snyder merekam adegan tambahan untuk mengembangkan tema ini dan menyiapkan trilogi yang akan mengungkap masa depan kelam dan pertempuran di planet Apokolips.

Sayangnya, versi Snyder tidak dianggap kanon dalam alam semesta sinematik DC resmi, sehingga kelanjutan cerita ini masih samar. Namun, keberadaan film ini saja sudah menjadi bukti bahwa hal yang mustahil bisa terjadi.
Gaya Visual yang Mengagumkan
Zack Snyder dikenal sebagai visioner yang gemar memasukkan referensi Alkitab dan metafora visual dalam karyanya. Liga Keadilan versi ini menyuguhkan keindahan visual yang memukau dari awal hingga akhir.
Motif keagamaan hadir sejak adegan kematian Superman, dengan Darkseid yang tampak seperti sosok malaikat maut berbalut kapal-kapal hitam menyerupai sayap besar.

Film ini juga menampilkan panorama alam yang luas dengan gerakan kamera panjang yang dramatis, dan pose-pose heroik para pahlawan yang mirip dengan ilustrasi dari Jim Lee atau Frank Miller.
Snyder menggunakan slow motion dan efek khusus secara ekstensif. Meski beberapa efek masih terlihat kurang alami, seperti Cyborg dan Steppenwolf yang masih terkesan CGI, keseluruhan visual memberikan nuansa komik yang hidup, terutama saat adegan pertempuran dengan gaya seperti komik 300 Spartan yang pernah dibuatnya.
Jelajahi artikel bermanfaat di kategori Film & Serial TV Inspiratif pada tanggal 08-04-2021. Artikel berjudul "Keajaiban Visual dan Kisah Mendalam dalam Liga Keadilan Versi Zack Snyder" menawarkan analisis mendalam dan saran praktis di bidang Film & Serial TV Inspiratif. Setiap artikel dibuat dengan cermat oleh para ahli untuk memberikan nilai maksimal bagi pembaca.
Artikel " Keajaiban Visual dan Kisah Mendalam dalam Liga Keadilan Versi Zack Snyder " memperluas pengetahuan Anda dalam kategori Film & Serial TV Inspiratif, menjaga Anda tetap terinformasi tentang perkembangan terbaru, dan membantu membuat keputusan yang tepat. Setiap artikel berbasis konten unik, menjamin orisinalitas dan kualitas.


