Transformasi Energi dan Pekerjaan Hijau: Menyelami Konsep Green New Deal
Green New Deal adalah langkah ambisius untuk mengubah ekonomi Amerika Serikat dengan menghapus ketergantungan pada bahan bakar fosil dan menciptakan jutaan pekerjaan hijau yang berkelanjutan.
Seruan untuk mengakhiri ketergantungan pada bahan bakar fosil dan menciptakan lapangan kerja ramah lingkungan
Istilah "Green New Deal" merujuk pada serangkaian kebijakan yang bertujuan menghadapi perubahan iklim serta investasi dalam energi terbarukan. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkenalkan konsep Global Green New Deal pada tahun 2008. Mantan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, juga mengangkat isu ini dalam kampanyenya pada tahun 2008, diikuti oleh kandidat Partai Hijau seperti Jill Stein dan Howie Hawkins.
Pada tahun 2019, Green New Deal diusulkan sebagai resolusi kongres oleh Perwakilan Alexandria Ocasio-Cortez dari New York dan Senator Edward J. Markey dari Massachusetts.
Intisari Penting
- Green New Deal adalah kebijakan yang mengusung perubahan sistemik untuk mengatasi isu lingkungan dan sosial.
- Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh pemenang Pulitzer Thomas Friedman pada tahun 2007, dan semakin populer lewat inisiatif Ocasio-Cortez dan Markey pada 2019.
- Fokusnya adalah keadilan lingkungan dan sosial sembari menciptakan lapangan kerja baru yang berkualitas.
Sejarah Green New Deal
Thomas Friedman mempopulerkan istilah "Green New Deal" pada Januari 2007. Ia menekankan bahwa solusi untuk perubahan iklim memerlukan investasi besar, upaya serius, dan perubahan dalam industri bahan bakar fosil. Dalam kolom New York Times, Friedman menulis bahwa pemerintah harus menaikkan harga energi, menetapkan standar energi yang lebih tinggi, dan menginisiasi proyek industri besar-besaran untuk mengembangkan teknologi hijau.
“Seruan yang tepat adalah ‘Green New Deal’, mengingat program domestik Franklin D. Roosevelt saat menyelamatkan Amerika dari Depresi Besar. Jika Anda sudah memasang turbin angin atau panel surya di rumah, itu langkah bagus. Namun, perubahan besar hanya terjadi jika sistem listrik kita bertransformasi dari batu bara dan minyak kotor ke sumber energi bersih dan terbarukan.”
Usulan Tahun 2019-2024
Pada 2019, Ocasio-Cortez dan Markey memperkenalkan resolusi 14 halaman yang menyerukan pemerintah federal untuk menginisiasi Green New Deal. Resolusi ini didukung oleh lebih dari 100 anggota Kongres dan menarik perhatian beberapa kandidat presiden dari Partai Demokrat. Proposal ini menyoroti bahwa Amerika Serikat memberikan kontribusi besar terhadap emisi gas rumah kaca global.
Pada 26 Maret 2019, Senat menolak resolusi ini dengan suara 57-0, sementara 43 dari 47 anggota Demokrat memilih abstain agar tidak mengambil posisi resmi. Green New Deal mengusulkan mobilisasi selama 10 tahun untuk mengatasi krisis iklim dan isu yang sudah dirasakan oleh 60% masyarakat Amerika di komunitas mereka. Kesepakatan ini juga bertujuan mengatasi ketimpangan ekonomi dengan menciptakan pekerjaan berserikat berkualitas tinggi serta melindungi hak pekerja, kepemilikan komunitas, layanan kesehatan universal, dan jaminan pekerjaan.
Pada April 2023, Senator Markey dan Perwakilan Ocasio-Cortez kembali mengajukan resolusi Green New Deal, namun hingga 2024 resolusi ini belum disahkan. Meskipun demikian, sejak pengajuan awal, beberapa investasi federal untuk melawan perubahan iklim sudah tercakup dalam Undang-Undang Pengurangan Inflasi 2022.
Fakta Penting
Data polling dari Data for Progress pada 2024 menunjukkan bahwa 49% pemilih kini memandang perubahan iklim sebagai isu yang lebih serius dibandingkan sebelumnya.
Tujuan Utama Green New Deal
Target utama Green New Deal adalah mengurangi emisi gas rumah kaca Amerika Serikat hingga net zero dan memenuhi 100% kebutuhan listrik nasional menggunakan energi bersih, terbarukan, dan bebas emisi pada 2030. Rencana ini juga bertujuan menciptakan lapangan kerja, menyediakan akses ke alam, udara bersih, air bersih, makanan sehat, lingkungan berkelanjutan, dan ketahanan komunitas dengan langkah-langkah berikut:
- Investasi dan pendanaan untuk komunitas terdampak perubahan iklim
- Perbaikan dan peningkatan infrastruktur agar tahan terhadap cuaca ekstrem serta memastikan setiap RUU infrastruktur mempertimbangkan perubahan iklim
- Investasi dalam sumber energi terbarukan
- Mendorong pertumbuhan industri dan manufaktur energi bersih
- Membangun atau meng-upgrade jaringan listrik pintar dan efisien yang terjangkau
- Meningkatkan efisiensi energi dan air pada bangunan lama dan baru
- Mendukung pertanian keluarga, investasi pertanian berkelanjutan, dan sistem pangan yang adil
- Investasi pada sistem transportasi seperti kendaraan nol emisi, transit publik, dan kereta cepat
- Pelestarian ekosistem melalui konservasi lahan dan proyek berbasis ilmu pengetahuan
- Pembersihan limbah berbahaya dan situs terlantar
- Identifikasi sumber polusi dan emisi tersembunyi
- Kerjasama internasional untuk solusi dan penerapan Green New Deal global
Pentingnya Perubahan Iklim
Para pendukung Green New Deal menegaskan bahwa meskipun implementasinya mahal, tidak bertindak justru akan menimbulkan biaya lebih besar dalam jangka panjang. Untuk menjaga kenaikan suhu global di bawah 1,5 derajat Celsius sesuai Perjanjian Paris 2015, emisi global harus mencapai nol pada 2050.
Pemerintah federal AS mengeluarkan sekitar $450 miliar akibat bencana cuaca ekstrem dan kebakaran hutan antara 2005-2018, menurut laporan Kantor Akuntabilitas Pemerintah AS tahun 2018. Pada 2022, AS mengalami 18 bencana iklim dan cuaca yang masing-masing menimbulkan kerugian minimal $1 miliar.
Studi tahun 2019 memprediksi kerugian ekonomi akibat perubahan iklim di AS bisa mencapai lebih dari $500 miliar per tahun pada 2090. Penelitian independen memperkirakan sekitar 10% nilai ekonomi global bisa hilang pada 2050 jika suhu naik 3,2 derajat Celsius dan target net-zero tidak tercapai.
Para Pendukung
Para pendukung Green New Deal yang mengadopsi teori Modern Monetary Theory (MMT) berpendapat pemerintah tidak perlu khawatir soal biaya. "Pemerintah federal dapat membiayai prioritas publik tanpa menaikkan pendapatan dan tanpa merusak ekonomi nasional," tulis beberapa pendukung MMT dalam opini di The Huffington Post.
Partai Hijau yang juga mendukung energi 100% bersih pada 2030 dan jaminan pekerjaan menilai bahwa rencana ini akan menghasilkan penghematan signifikan di bidang kesehatan dan militer. Partai ini juga menyokong program pajak karbon yang kuat. Studi tahun 2015 oleh ilmuwan dari Universitas Stanford dan Berkeley memprediksi AS bisa menggantikan 80-85% sistem energi saat ini dengan tenaga angin, air, dan matahari pada 2030, dan 100% pada 2050.
Kritikus
Kritikus menyebut Green New Deal sebagai kebijakan sosialis, ekstrem, atau tidak realistis. Beberapa bahkan memperingatkan bahwa program ini akan menghilangkan kebiasaan konsumsi seperti hamburger. Transformasi besar ini tentu mahal dan memerlukan intervensi pemerintah yang signifikan. American Action Forum memperkirakan biaya maksimal mencapai $93 triliun, sementara Howard Gleckman dari Tax Policy Center menyatakan rencana ini dapat memperlambat ekonomi, meningkatkan utang, dan menggeser lapangan kerja ke luar negeri.
"Alih-alih Green New Deal, pemerintah federal bisa menerapkan pajak karbon yang netral pendapatan untuk mengurangi emisi tanpa memperburuk defisit fiskal," ujar Jeffrey Miron, direktur studi ekonomi di Cato Institute yang berhaluan kanan. Edward B. Barbier, ekonom Amerika yang menulis laporan dasar untuk Green New Deal PBB, menyarankan pemerintah memanfaatkan pendapatan dari penghapusan subsidi dan pajak lingkungan daripada pembiayaan defisit.
Dampak Green New Deal pada Investor
Kesepakatan ini membuka peluang investasi baru. UBS menyebut tren jangka panjang mengarah pada produksi dan konsumsi yang lebih berkelanjutan dengan investasi di industri ramah lingkungan. Meskipun Green New Deal tidak secara eksplisit menghapus penggunaan bahan bakar fosil, industri ini, termasuk energi nuklir, kemungkinan akan terdampak signifikan.
Siapa Penggagas Green New Deal?
Thomas Friedman pertama kali mengenalkan gagasan Green New Deal sebagai solusi iklim yang kompleks. Pada 2019, Perwakilan Alexandria Ocasio-Cortez dan Senator Ed Markey mengajukan proposal resmi di Kongres, meski gagal disahkan di Senat. Proposal ini kembali diajukan pada 2023.
Bagaimana Green New Deal Menciptakan Lapangan Kerja?
Green New Deal menjanjikan penciptaan jutaan lapangan kerja melalui pergeseran dana dari industri bahan bakar fosil ke teknologi hijau.
Kesimpulan
Green New Deal mewakili kebijakan yang menggabungkan usaha mitigasi perubahan iklim dan investasi dalam energi berkelanjutan. Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Friedman pada 2007 dan mendapatkan momentum melalui inisiatif Ocasio-Cortez dan Markey pada 2019 di Kongres AS.
Temukan topik menarik dan konten analitis di kategori Investasi Berkelanjutan pada tanggal 17-02-2024. Artikel berjudul "Transformasi Energi dan Pekerjaan Hijau: Menyelami Konsep Green New Deal" memberikan wawasan baru dan panduan praktis di bidang Investasi Berkelanjutan. Setiap topik dianalisis secara teliti untuk memberikan informasi yang berguna bagi pembaca.
Topik " Transformasi Energi dan Pekerjaan Hijau: Menyelami Konsep Green New Deal " membantu Anda membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kategori Investasi Berkelanjutan. Semua topik di situs kami unik dan menawarkan konten berharga bagi audiens.


