Rahasia Membuat Model Keuangan yang Efektif dengan Excel
Pelajari cara menggunakan Excel untuk membangun model keuangan yang dapat membantu Anda membuat keputusan investasi lebih baik dengan waktu yang efisien dan hasil yang akurat.
Di balik berbagai perangkat lunak berbayar dan program analitik canggih, banyak pekerjaan para analis dan manajer di Wall Street sebenarnya dilakukan menggunakan Excel yang ada di komputer Anda sendiri. Dengan sedikit usaha, Anda pun bisa membuat berbagai model keuangan dan analitik. Memahami macro di Excel akan membuka lebih banyak kemungkinan dan efisiensi dalam pembuatan model tersebut.
Poin Penting
- Model keuangan membantu memprediksi kinerja perusahaan di masa depan dengan mengorganisasi data, namun keakuratannya bergantung pada kualitas data dan asumsi yang dimasukkan.
- Microsoft Excel adalah alat utama yang digunakan analis investasi untuk membuat model keuangan, yang juga dapat diaplikasikan untuk memilih saham pribadi.
- Model valuasi digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk menentukan nilai perusahaan, dengan metode discounted cash flow (DCF) sebagai salah satu yang paling populer.
- Metode DCF memperkirakan arus kas masa depan, menerapkan tingkat diskonto, dan menghitung nilai sekarang, sehingga investor dapat menilai apakah harga saham sudah wajar.
Model Keuangan Perusahaan
Inti dari pekerjaan analis sisi jual (sell-side) dan banyak analis sisi beli (buy-side) adalah membangun model keuangan perusahaan. Model ini berupa spreadsheet yang menampung dan membentuk pandangan analis tentang hasil keuangan yang mungkin terjadi pada perusahaan tersebut.
Model ini bisa sangat rinci dan kompleks atau cukup sederhana, namun kualitas model sangat bergantung pada ketelitian perkiraan yang dibuat. Intinya, tebakan yang rumit tetaplah tebakan.
Model keuangan biasanya menggunakan sumbu-x untuk waktu (triwulan dan tahun penuh) dan sumbu-y untuk rincian item seperti pendapatan, biaya penjualan, dan lainnya.
Sering kali, terdapat sheet terpisah untuk estimasi pendapatan, baik berdasarkan segmen untuk perusahaan besar seperti United Technologies atau General Electric, maupun berdasarkan unit terjual dan harga jual untuk perusahaan yang lebih sederhana.
Pembuat model harus memasukkan perkiraan item seperti pendapatan, biaya pokok penjualan, serta biaya operasional, dan memastikan rumus matematika di spreadsheet sudah benar.
Dari sini, Anda bisa mengembangkan model yang saling terhubung untuk laporan laba rugi, neraca, dan arus kas, serta membuat macro yang memungkinkan pembuatan skenario optimis, pesimis, dan dasar hanya dengan beberapa klik.
Menariknya, banyak analis sisi beli jarang membangun model dari awal, melainkan mengadaptasi model dari analis sisi jual dan melakukan pengujian ketahanan terhadap berbagai skenario.
Model Valuasi
Meski Anda tidak membangun model perusahaan sendiri, membuat model valuasi pribadi sangat dianjurkan. Beberapa investor cukup menggunakan metrik sederhana seperti rasio harga terhadap laba (P/E), pertumbuhan laba, atau EV/EBITDA, dan jika itu bekerja untuk Anda, tidak perlu berubah. Namun, bagi yang ingin pendekatan lebih mendalam, model discounted cash flow (DCF) sangat direkomendasikan.
Catatan
Model keuangan umum lainnya meliputi dividend discount model (DDM), residual income model, simulasi Monte Carlo, dan earnings power value (EPV).
Discounted Cash Flow (DCF)
Model DCF adalah standar emas dalam valuasi. Banyak literatur menyebutkan bahwa arus kas bebas (operating cash flow dikurangi belanja modal) adalah indikator terbaik kinerja keuangan perusahaan. Satu baris pada spreadsheet digunakan untuk estimasi arus kas tahunan, sementara baris dan kolom di bawahnya menyimpan data pertumbuhan, tingkat diskonto, jumlah saham beredar, serta saldo kas dan utang.
Estimasi awal untuk 'Tahun 1' dapat berasal dari model perusahaan Anda sendiri atau model analis sisi jual. Selanjutnya, Anda dapat memperkirakan tingkat pertumbuhan tahunan secara terpisah atau menggunakan estimasi kelompok untuk tahun ke-2 sampai ke-5, 6 sampai 10, dan seterusnya.
Masukkan tingkat diskonto yang dapat Anda hitung menggunakan model CAPM atau metode lain, serta data saham beredar dan saldo kas/utang, masing-masing di sel terpisah.
Gunakan fungsi NPV (net present value) di spreadsheet untuk menghitung nilai kini dari estimasi arus kas Anda dengan tingkat diskonto yang sudah dimasukkan. Tambahkan atau kurangi saldo kas/utang, lalu bagi dengan jumlah saham beredar untuk mendapatkan nilai wajar per saham. Jangan lupa sertakan nilai terminal, biasanya dengan menghitung arus kas eksplisit selama 10-15 tahun dan menambahkan nilai terminal setelahnya.
Apa Itu Pemodelan Keuangan?
Pemodelan keuangan adalah metode menggunakan matematika untuk memprediksi kinerja keuangan perusahaan di masa depan. Proses ini menganalisis data historis dan memasukkan berbagai asumsi untuk meramalkan kemungkinan hasil di masa mendatang. Biasanya dilakukan menggunakan spreadsheet seperti Excel untuk memproyeksikan pendapatan, biaya, arus kas, dan laba. Pemodelan ini banyak digunakan oleh bisnis, investor, dan analis untuk mengambil keputusan, menilai risiko, dan menemukan peluang.
Perbedaan Antara Model LBO dan DCF
Model leveraged buyout (LBO) dan discounted cash flow (DCF) sama-sama digunakan untuk menilai nilai perusahaan, tapi dengan tujuan berbeda. LBO sering dipakai di private equity dan fokus pada tingkat utang yang dapat digunakan untuk membeli perusahaan, dengan dua fokus utama: (1) pengembalian bagi investor melalui pelunasan utang dan (2) nilai keluar (exit value). DCF bertujuan menentukan nilai intrinsik perusahaan berdasarkan proyeksi arus kas masa depan yang didiskonto ke nilai sekarang. DCF menitikberatkan pada nilai intrinsik, sementara LBO lebih pada struktur keuangan.
Perbedaan Analisis Keuangan dan Pemodelan Keuangan
Analisis keuangan berfokus pada pemahaman laporan keuangan perusahaan serta faktor eksternal, kekuatan, dan kelemahan, menggunakan data masa lalu dan sekarang untuk menilai kesehatan keuangan perusahaan. Sedangkan pemodelan keuangan bersifat proyektif, menggunakan matematika untuk meramalkan kinerja keuangan perusahaan di masa depan dengan menggabungkan data historis dan asumsi.
Kesimpulan
Investor harus ingat bahwa pemodelan yang detail atau rumit tidak dapat menggantikan penilaian dan kebijaksanaan. Terlalu sering, analis terlalu bergantung pada model dan lupa melakukan 'cek realitas' terhadap asumsi dasarnya.
Meski begitu, membangun model sendiri dapat memberikan wawasan mendalam tentang apa yang harus dilakukan perusahaan untuk tumbuh, nilai pertumbuhan tersebut, dan ekspektasi pasar terhadap perusahaan. Dengan demikian, waktu yang relatif singkat untuk membuat model ini seringkali sepadan dengan hasil keputusan investasi yang jauh lebih baik.
Temukan topik menarik dan konten analitis di kategori Analisis Fundamental pada tanggal 03-08-2024. Artikel berjudul "Rahasia Membuat Model Keuangan yang Efektif dengan Excel" memberikan wawasan baru dan panduan praktis di bidang Analisis Fundamental. Setiap topik dianalisis secara teliti untuk memberikan informasi yang berguna bagi pembaca.
Topik " Rahasia Membuat Model Keuangan yang Efektif dengan Excel " membantu Anda membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kategori Analisis Fundamental. Semua topik di situs kami unik dan menawarkan konten berharga bagi audiens.


