Mengapa Oposisi Memprotes Komisi Pemilihan India?
Partai oposisi menuduh terjadi penyimpangan pemilu, tuduhan yang dibantah oleh Komisi Pemilihan India.
Sebuah pertikaian politik pecah di India terkait tuduhan \"pencurian suara\" oleh partai oposisi dan dugaan penyimpangan pemilu terhadap badan pemilihan negara yang dinilai memihak Partai Bharatiya Janata (BJP) pada pemilihan umum 2024.
Pada Selasa, sidang parlemen ditunda setelah anggota parlemen oposisi menuntut debat mengenai integritas proses pemilihan India.
Sehari sebelumnya, puluhan pemimpin oposisi, termasuk pemimpin Partai Kongres Rahul Gandhi, sempat ditahan singkat oleh polisi di Delhi saat mencoba melakukan aksi long march ke markas Komisi Pemilihan India (ECI).
Gandhi pertama kali mengangkat isu ini pada konferensi pers 7 Agustus di Delhi dan sejak itu berhasil menggalang dukungan kuat dari ratusan anggota parlemen oposisi.
ECI dan BJP menolak keras semua tuduhan tersebut.
Apa tuduhan Rahul Gandhi terhadap Komisi Pemilihan?
Gandhi menuding adanya manipulasi pemilih secara masif saat pemilu 2024, dengan merujuk pada data rinci yang diperolehnya dari ECI—meski badan tersebut dan partai berkuasa membantah penafsirannya.
Perdana Menteri Narendra Modi memenangkan masa jabatan ketiga secara beruntun, meski aliansi pimpinan BJP gagal meraih mayoritas genap seperti dugaan awal. Partisipasi pemilih mencapai rata-rata 66%, di antara hampir satu miliar pemilih terdaftar.
Gandhi menyebut data pemilih di Mahadevapura, salah satu segmen pemilihan di konsituensi Bangalore Central, dengan lebih dari 100.000 entri yang diduga dimanipulasi, termasuk duplikasi, alamat tak valid, dan pendaftaran massal di satu lokasi.
Ia menunjukkan contoh pemilih seperti Shakun Rani, yang diklaimnya memberikan suara dua kali—tuduhan yang dibantah ECI.
Gandhi juga menuding rekaman CCTV di tempat pemungutan suara dihapus dan menunjukkan catatan 80 pemilih terdaftar di satu alamat di Mahadevapura.
Dia menilai partainya kehilangan minimal 48 kursi karena penyimpangan tersebut dan menuduh ECI gagal menegakkan prinsip \"satu orang, satu suara\". Kongres meraih 99 dari 543 kursi, di belakang BJP yang meraih 240 kursi.
Gandhi menuntut agar ECI mempublikasikan daftar pemilih digital agar dapat diaudit publik.
INLIBER belum memverifikasi klaim Gandhi secara independen.

Bagaimana tanggapan ECI dan BJP?
Usai konferensi pers Gandhi, ECI menyebut tuduhannya \"absurd\" di platform X dan membantah banyak klaimnya.
Badan pemilihan menuntut Gandhi agar membuat pernyataan di bawah sumpah atau meminta maaf kepada bangsa.
Unit ECI di Karnataka mengatakan Partai Kongres tidak mengajukan keberatan resmi saat daftar pemilih direvisi sebelum pemilu 2024.
ECI menyatakan rekaman CCTV hanya disimpan 45 hari setelah hasil diumumkan—masa untuk mengajukan sengketa pemilu.
Pemimpin BJP juga menolak keras tuduhan itu. Menteri Pendidikan Dharmendra Pradhan menyebut \"anarki ini sangat meresahkan dan berbahaya bagi demokrasi\".
Menteri Pertanian Shivraj Singh Chouhan mengatakan Gandhi dan aliansi oposisi \"mencemarkan demokrasi, merobeknya, dan merusak martabat lembaga konstitusi\".

Dampak politik apa yang muncul?
Tuduhan Gandhi memicu kontroversi di tengah revisi daftar pemilih intensif di negara bagian Bihar, yang akan menggelar pemilihan November nanti.
Revisi Spesial Intensif (SIR) antara Juni dan Juli melibatkan verifikasi 78,9 juta pemilih—pembaruan pertama sejak 2003.
ECI menyatakan upaya ini menyasar pemilih ganda dan almarhum, tapi kritikus menilai proses yang terburu-buru merugikan migran dan minoritas.
Banyak warga Bihar melapor ke INLIBER mengenai foto keliru dan nama pemilih yang sudah meninggal.
Mahkamah Agung India tengah mendengarkan gugatan atas SIR, dengan pemohon menuntut transparansi atas sekitar 6,5 juta nama yang dihapus beserta alasan penghapusannya.
ECI menyatakan penghapusan mencakup 2,2 juta almarhum, 700.000 ganda, dan 3,6 juta migran.
Perbaikan data dibuka hingga 1 September, dengan lebih dari 165.000 permohonan diterima. Proses serupa akan diberlakukan nasional untuk memverifikasi hampir satu miliar pemilih.
Mahkamah Agung menyebut klaim pemilih terpinggirkan \"sebagian besar merupakan masalah defisit kepercayaan\" dan akan \"campur tangan segera\" jika terbukti ada eksklusi massal.
Pada 12 Agustus, Gandhi meningkatkan tuduhannya dengan menyatakan manipulasi terjadi \"di tingkat nasional dan terstruktur\". Ia menyoroti nama pemilih berusia 124 tahun di draf daftar Bihar dan berkata: \"Masih banyak cerita belum terungkap\".
Pertentangan ini menyoroti krisis kepercayaan terhadap integritas pemilu di India, mempertanyakan transparansi ECI dan dampaknya pada demokrasi.
Topik ini dilaporkan oleh BBC.
Temukan topik menarik dan konten analitis di kategori Berita Dunia pada tanggal 13-08-2025. Artikel berjudul "Mengapa Oposisi Memprotes Komisi Pemilihan India?" memberikan wawasan baru dan panduan praktis di bidang Berita Dunia. Setiap topik dianalisis secara teliti untuk memberikan informasi yang berguna bagi pembaca.
Topik " Mengapa Oposisi Memprotes Komisi Pemilihan India? " membantu Anda membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kategori Berita Dunia. Semua topik di situs kami unik dan menawarkan konten berharga bagi audiens.


