Kisah Menakjubkan Pencuci Piring Sekolah yang Menyebarkan Racun dan Akhirnya Dihukum Mati
Team ZAMONA
Team ZAMONA 2 tahun yang lalu
Kolektif Editorial #Kehidupan Nyata
0
9.1K

Kisah Menakjubkan Pencuci Piring Sekolah yang Menyebarkan Racun dan Akhirnya Dihukum Mati

Temukan kisah mengejutkan tentang seorang pencuci piring sekolah yang secara diam-diam meracuni banyak orang selama bertahun-tahun. Bagaimana tindakannya mempengaruhi lingkungan sekolah dan keluarganya? Baca cerita lengkapnya dalam artikel inspiratif ini.

Temui kisah luar biasa tentang seorang pencuci piring sekolah yang menjadi pusat perhatian karena tindakannya yang membahayakan, dan bagaimana akhirnya dia menghadapi konsekuensi berat atas perbuatannya.

Tamara Ivanjutina lahir di Kiev pada tahun 1941. Dari kecil, orang tuanya menanamkan nilai bahwa kekayaan materi adalah hal utama dalam hidup. Pada masa Uni Soviet, bidang perdagangan dan kuliner dianggap sebagai jalan menuju kemakmuran. Awalnya, Tamara bekerja sebagai penjual, namun karena terlibat dalam spekulasi ilegal, dia pernah menghadapi hukum. Setelah itu, dia memalsukan buku kerja untuk mendapatkan pekerjaan sebagai pencuci piring di sebuah sekolah. Di sinilah kisah gelapnya mulai terungkap. Sayangnya, tindakannya jauh melampaui pencurian biasa.

Tak Ada Ampun untuk Anak-anak

Pada Maret 1987, beberapa siswa kelas enam, guru, dan staf sekolah di Kiev dilarikan ke rumah sakit dengan gejala keracunan makanan. Awalnya, gejala tersebut dianggap sebagai flu parah, namun saat rambut mereka mulai rontok, para dokter mencurigai sesuatu yang lebih serius dan melaporkannya ke pihak berwajib.

Tak lama setelah penyelidikan dimulai, empat korban, termasuk dua siswa, meninggal dunia.

Penyelidikan mengungkap bahwa semua korban makan sup dan hati ayam goreng yang disajikan di kantin sekolah setelah jam pelajaran. Sayangnya, tidak ada pengawasan yang memadai atas kualitas makanan karena petugas diet yang biasa mengawasi telah meninggal dua minggu sebelumnya dengan gejala yang sama. Setelah otopsi, ditemukan jejak thallium, racun berbahaya, dalam tubuhnya. Penyelidikan lebih lanjut menemukan kasus keracunan serupa sebelumnya, melibatkan siswa lain dan staf sekolah.

Kisah Pencuci Piring Sekolah yang Menyebarkan Racun
Dokumentasi foto

Pencarian di kantin tidak menemukan bukti, namun kecurigaan jatuh pada semua staf yang terlibat dalam pengolahan makanan. Saat melakukan penggeledahan di rumah Tamara, ditemukan botol berisi cairan misterius yang kemudian diuji dan ternyata adalah larutan Clerici, yang mengandung thallium tinggi. Tamara langsung ditangkap dan dalam pemeriksaan, dia mengaku dengan rinci dan tanpa rasa bersalah.

Si Janda Hitam

Tujuan utama Tamara adalah kekayaan. Dia meracuni suami pertamanya agar bisa memiliki apartemennya di Kiev. Suaminya, seorang sopir truk, terkena dosis kecil thallium selama bertahun-tahun dan akhirnya meninggal setelah memakan roti lapis yang diberikan Tamara. Tidak ada yang curiga pada saat itu.

Setelah beberapa waktu, Tamara menikah lagi dengan Oleg Ivanjutin, yang keluarganya memiliki usaha sendiri, menjamin kehidupan mapan. Namun, tak lama orang tua Oleg meninggal secara misterius dengan gejala serupa. Tamara juga meracuni mereka.

Kisah Pencuci Piring Sekolah yang Menyebarkan Racun
Dokumentasi foto

Ketika ibunya merasa sakit pada pemakaman ayah Oleg, Tamara memberikan obat yang mengakibatkan kematian ibu mertuanya juga. Penggalian kembali jenazah mengungkap adanya racun thallium. Oleg sendiri selamat karena penangkapan Tamara yang tepat waktu.

Kesehatan Oleg memburuk, rambutnya rontok, dan dia menyadari istrinya mencoba menjual properti keluarga mereka tanpa persetujuannya.

Di lingkungan sekolah, awalnya Tamara dianggap pekerja keras dan disiplin. Namun, perilakunya berubah, dia kerap memasuki area dapur yang dilarang, dan menolak dikritik. Pihak sekolah kesulitan mencari pengganti, sehingga perbuatannya dibiarkan.

Tamara mulai meracuni siapa saja yang menghalangi rencananya, termasuk guru dan siswa. Tujuannya untuk menimbulkan ketidakpercayaan terhadap kantin agar sisa makanan bertambah, yang kemudian dia kumpulkan untuk diberikan pada babi peliharaannya.

Sekolah tempat Tamara bekerja
Foto sekolah tempat Tamara bekerja

Insiden Maret 1987 terjadi saat Tamara tidak berniat meracuni banyak orang. Sup yang seharusnya dimakan oleh kepala kantin dibiarkan dingin dan dibuang ke panci sup utama, yang menyebabkan keracunan massal. Jika tidak, dia mungkin tidak akan tertangkap saat itu.

Racun dari Keluarga

Ternyata, metode beracun ini sudah menjadi tradisi keluarga Tamara. Setelah penangkapannya, ibunya membawa kue kepada tetangga yang kemudian meninggal setelah kucing mereka memakan kue tersebut. Penyelidikan lebih dalam mengungkap bahwa kakak perempuan Tamara juga melakukan perbuatan serupa demi mengambil alih harta suaminya. Orang tua mereka juga terlibat dalam beberapa kasus keracunan yang menyebabkan kematian beberapa orang di sekitar mereka.

Keluarga ini mendapatkan racun dari asisten laboratorium yang tidak tahu untuk apa racun itu digunakan, dengan alasan membasmi hama.

Akibat Hukum yang Tegas

Ketika menyadari ancaman hukuman mati, Tamara menarik semua pengakuannya dan mengklaim pengakuannya dipaksa. Namun, bukti kuat menunjukkan dia bertanggung jawab atas 20 kasus keracunan, dengan sembilan di antaranya berakibat fatal. Pemeriksaan kejiwaan menyatakan dia sepenuhnya sadar dengan beberapa gangguan kepribadian seperti rasa percaya diri berlebihan dan dendam.

Keluarga Tamara diadili dan dia dihukum mati
Keluarga Tamara dipenjara, sedangkan dirinya dihukum mati pada tahun 1987

Keluarga Tamara juga bertanggung jawab atas puluhan keracunan dan kematian. Pengadilan menjatuhkan hukuman mati pada Tamara, sementara orang tua dan kakaknya menerima hukuman penjara puluhan tahun. Masyarakat yang hadir dalam persidangan sangat terkejut dan menuntut hukuman maksimal bagi seluruh anggota keluarga.

Pada tahun 1987, Tamara diberi kesempatan terakhir untuk berbicara di penjara tetapi menolak meminta maaf, menyatakan bahwa itu bukan bagian dari didikannya. Ia menjadi wanita terakhir di Uni Soviet yang dieksekusi dengan hukuman mati.

Orang tua Tamara meninggal di penjara sebelum masa hukumannya selesai, sedangkan kakaknya dibebaskan dan keberadaannya saat ini tidak diketahui.

Sumber foto: Getty Images, Anatoli Morkovkin, Aleksandr Shogin, Yuri Nabatov, Sergei Zheludovich/Foto Kronik TASS

Temukan topik menarik dan konten analitis di kategori Kehidupan Nyata pada tanggal 01-12-2023. Artikel berjudul "Kisah Menakjubkan Pencuci Piring Sekolah yang Menyebarkan Racun dan Akhirnya Dihukum Mati" memberikan wawasan baru dan panduan praktis di bidang Kehidupan Nyata. Setiap topik dianalisis secara teliti untuk memberikan informasi yang berguna bagi pembaca.

Topik " Kisah Menakjubkan Pencuci Piring Sekolah yang Menyebarkan Racun dan Akhirnya Dihukum Mati " membantu Anda membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kategori Kehidupan Nyata. Semua topik di situs kami unik dan menawarkan konten berharga bagi audiens.

0
9.1K

Inliber adalah platform berita global yang menyajikan informasi akurat dan terpercaya dari seluruh dunia secara cepat.

Kami menyajikan liputan mendalam tentang teknologi, politik, kesehatan, olahraga, budaya, keuangan, dan banyak lagi. Inliber dirancang untuk semua pengguna internet dengan antarmuka yang ramah, sumber tepercaya, dan konten berkualitas tinggi di era digital saat ini.