Kisah Inspiratif Pelari HIV Positif yang Mengubah Persepsi
Polina Koshkadelik
Polina Koshkadelik 4 tahun yang lalu
Pecinta Kesehatan & Gaya Hidup #Olahraga dan Kesehatan
0
2.9K

Kisah Inspiratif Pelari HIV Positif yang Mengubah Persepsi

Temukan kisah menginspirasi pelari HIV positif yang berani tampil terbuka dan membuktikan bahwa hidup dengan HIV bisa penuh semangat dan prestasi.

Pada tanggal 15 Mei, bertepatan dengan Hari Peringatan Dunia untuk Korban AIDS, Marathon Kazan berlangsung dengan kehadiran berbagai pelari profesional, tokoh publik, dan masyarakat umum. Yang istimewa kali ini adalah keikutsertaan tim pelari HIV positif yang tampil dengan keberanian dan keterbukaan.

Meski pelari HIV telah berpartisipasi di berbagai acara lari di seluruh dunia sebelumnya, keikutsertaan tim ini di Marathon Kazan menjadi simbol keberanian untuk menghapus stigma dan meningkatkan kesadaran tentang HIV.

Kampanye ini bertujuan untuk menyebarkan informasi penting mengenai HIV. Pemeriksaan rutin HIV sangat dianjurkan bagi semua orang, bahkan jika merasa tidak termasuk dalam kelompok risiko. Pendekatan modern ini sangat penting untuk menghentikan penyebaran virus HIV.

Banyak orang masih merasa takut dan ragu ketika mendengar kata HIV atau AIDS. Namun, hidup dengan HIV bisa sangat memuaskan dan panjang jika penyakit ini dikendalikan dengan baik. Dengan terapi pendukung yang tepat, penderita HIV dapat menikmati kehidupan penuh: membangun keluarga, berkarier, dan berolahraga secara optimal. Wanita HIV positif dapat melahirkan anak sehat, dan banyak yang meraih kesuksesan besar di berbagai bidang, termasuk olahraga.

Setiap peserta Marathon Kazan menerima buku "Periksa Dirimu: Kisah Pribadi", yang berisi cerita pendek dari tujuh pelari HIV positif yang tidak takut membagikan pengalaman mereka tentang diagnosis, tantangan berat, dan bagaimana mereka tetap menikmati hidup.

Contohnya, Yana yang berusia 18 tahun dari Kiev mengikuti lari 3 km untuk merasakan kebersamaan dengan ratusan pelari lainnya. Zhandos dari Kazakhstan, pelari 10 km, menganggap lari sebagai cara melawan ketakutan akan kematian dan penilaian orang lain. Evgeny dari Orel yang sudah berlari beberapa tahun, kali ini menyiapkan diri untuk setengah marathon sebagai inspirasi bagi yang ingin mencapai lebih. Sementara Siam Sumerlin dari Indonesia, yang mengalami diskriminasi dari beberapa tenaga medis setelah diagnosisnya, berhasil mendapatkan kembali rasa percaya diri setelah menyelesaikan 21 km. Sean dari Amerika Serikat berlari marathon penuh (42 km) dengan harapan kampanye ini dapat membantu mencegah infeksi di masa depan. Andrea dari Moskow dan Deanna dari Australia juga tak gentar menaklukkan jarak penuh marathon, keduanya adalah orang tua yang menjalani hidup bahagia meski dengan HIV.

Banyak yang menganggap HIV sebagai hukuman mati, namun tim "Periksa Dirimu" membuktikan bahwa anggapan itu salah. Seringkali, stigma dari lingkungan dan diri sendiri justru menghalangi pencapaian impian.

Berapa kali Anda mendengar bahwa lari tidak baik untuk tulang belakang? Namun, berapa banyak orang dewasa yang memiliki tulang belakang sempurna? Biasanya mereka yang jarang atau tidak pernah berobat ke ortopedi. Sebagian lainnya memiliki label seperti skoliosis, kifosis, osteokondrosis, dan lain-lain. Ada yang merasa tubuhnya tidak ideal, atau napasnya kurang kuat, dan ada yang pikir olahraga harus dimulai sejak kecil.

Sekarang, tren mengatakan: "Kamu cuma cari alasan!" Tapi saya percaya:

Kalau ada minat, percayalah pada diri sendiri dan coba dulu. Kalau terasa lebih baik, lanjutkan. Kalau tidak, berhenti tidak masalah.

Bagi saya, lari membantu menghilangkan nyeri punggung yang mengganggu bertahun-tahun, sementara dokter hanya memberikan obat penghilang rasa sakit tanpa solusi jangka panjang. Saya tidak berlari untuk menurunkan berat badan atau membuktikan sesuatu pada orang lain, saya berlari karena itu membuat saya merasa lebih baik.

Anda bisa menemukan alasan sendiri untuk berlari, meskipun ada yang mengatakan itu bukan untuk Anda. Atau setidaknya, Anda akan tahu apakah Anda suka berlari atau tidak, bukan sekadar merasa tidak mampu. Hidup jadi lebih menyenangkan dengan pendekatan seperti itu.

Materi dalam artikel ini diadaptasi dengan izin dari buku "Periksa Dirimu: Kisah Pribadi" yang diterbitkan oleh ANO "Pusat Teknologi Terkini dalam Kesehatan".

Temukan topik menarik dan konten analitis di kategori Olahraga dan Kesehatan pada tanggal 29-05-2021. Artikel berjudul "Kisah Inspiratif Pelari HIV Positif yang Mengubah Persepsi" memberikan wawasan baru dan panduan praktis di bidang Olahraga dan Kesehatan. Setiap topik dianalisis secara teliti untuk memberikan informasi yang berguna bagi pembaca.

Topik " Kisah Inspiratif Pelari HIV Positif yang Mengubah Persepsi " membantu Anda membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kategori Olahraga dan Kesehatan. Semua topik di situs kami unik dan menawarkan konten berharga bagi audiens.

0
2.9K

Inliber adalah platform berita global yang menyajikan informasi akurat dan terpercaya dari seluruh dunia secara cepat.

Kami menyajikan liputan mendalam tentang teknologi, politik, kesehatan, olahraga, budaya, keuangan, dan banyak lagi. Inliber dirancang untuk semua pengguna internet dengan antarmuka yang ramah, sumber tepercaya, dan konten berkualitas tinggi di era digital saat ini.