Cara Efektif Mengatur Ulang Toleransi Cannabis dan Tips Mengelolanya
Merasa efek cannabis sudah tidak seperti dulu? Pelajari cara mengatur ulang toleransi cannabis Anda dan strategi untuk menjaga efeknya tetap optimal.

Apakah Anda merasa efek cannabis yang Anda rasakan sudah berkurang? Mungkin tubuh Anda telah mengembangkan toleransi yang lebih tinggi terhadap cannabis.
Toleransi adalah proses tubuh beradaptasi dengan cannabis sehingga efeknya terasa semakin lemah.
Artinya, Anda harus mengonsumsi lebih banyak untuk mendapatkan efek yang sama seperti sebelumnya. Hal ini bisa menjadi masalah, terutama bagi yang menggunakan cannabis untuk keperluan medis.
Beruntung, mengatur ulang toleransi cannabis cukup mudah dilakukan.
Bagaimana Toleransi Terbentuk?
Toleransi cannabis terbentuk ketika Anda menggunakannya secara rutin.
Tetrahydrocannabinol (THC) adalah senyawa psikoaktif utama dalam cannabis yang memengaruhi reseptor cannabinoid tipe 1 (CB1) di otak.
Jika Anda sering mengonsumsi THC, jumlah reseptor CB1 akan berkurang seiring waktu. Akibatnya, efek THC menjadi berkurang karena reseptor tersebut tidak merespon seperti sebelumnya.
Waktu terbentuknya toleransi berbeda-beda tergantung pada beberapa faktor, seperti:
- Frekuensi penggunaan cannabis
- Kandungan kekuatan cannabis
- Biologi individu masing-masing pengguna
Coba Metode 'T Break'
Salah satu cara paling efektif menurunkan toleransi adalah dengan berhenti sejenak dari konsumsi cannabis yang dikenal sebagai 'T break'.
Penelitian menunjukkan bahwa meski THC dapat mengurangi jumlah reseptor CB1, reseptor tersebut dapat pulih seiring waktu jika diberi kesempatan.
Durasi T break dapat disesuaikan dengan kebutuhan Anda. Tidak ada data pasti tentang berapa lama waktu yang dibutuhkan reseptor CB1 untuk pulih, jadi Anda bisa mencoba bereksperimen.
Banyak orang merasa beberapa hari sudah cukup, sementara forum online merekomendasikan sekitar 2 minggu untuk hasil optimal.
Strategi Alternatif
Bagi yang menggunakan cannabis untuk tujuan medis dan sulit untuk berhenti total, ada beberapa cara lain yang bisa dicoba.
Pilih Produk dengan Rasio CBD ke THC Lebih Tinggi
Cannabidiol (CBD) adalah senyawa lain dalam cannabis yang tidak menyebabkan penurunan reseptor CB1 sehingga tidak menimbulkan toleransi seperti THC.
CBD tidak memberikan efek 'high' tapi memiliki manfaat kesehatan seperti mengurangi rasa sakit dan peradangan.
Banyak dispensari menyediakan produk dengan rasio CBD:THC mulai dari 1:1 hingga 16:1.
Kontrol Dosis dengan Ketat
Menggunakan cannabis dengan dosis seminimal mungkin dapat membantu mengurangi risiko berkembangnya toleransi. Gunakan hanya sebanyak yang Anda perlukan untuk merasa nyaman dan hindari penggunaan berlebihan.
Kurangi Frekuensi Penggunaan
Jika memungkinkan, gunakan cannabis lebih jarang. Ini membantu mengatur ulang toleransi dan mencegahnya meningkat kembali.
Persiapkan Diri Menghadapi Gejala Putus Zat
Banyak pengguna dengan toleransi tinggi mengalami gejala putus zat saat mengambil T break atau mengurangi konsumsi cannabis.
Meski gejala tidak seberat alkohol atau zat lain, tetap bisa membuat tidak nyaman.
Gejala yang mungkin muncul meliputi:
- Perubahan suasana hati
- Kelelahan
- Sakit kepala
- Gangguan kognitif
- Penurunan nafsu makan
- Masalah pencernaan, termasuk mual
- Insomnia
- Mimpi yang intens dan jelas
Untuk mengurangi gejala, pastikan cukup hidrasi dan istirahat. Obat bebas bisa membantu mengatasi sakit kepala dan mual.
Aktivitas fisik dan udara segar juga dapat meningkatkan suasana hati dan energi.
Gejala ini bisa membuat Anda tergoda untuk kembali menggunakan cannabis, jadi berbicaralah dengan orang terdekat agar mendapat dukungan selama masa ini.
Berita baiknya, gejala putus zat biasanya hanya bertahan sekitar 72 jam.
Mencegah Toleransi Kembali Meningkat
Setelah mengatur ulang toleransi, berikut beberapa langkah untuk mencegahnya naik kembali:
- Pilih produk dengan kandungan THC lebih rendah untuk mengurangi penurunan reseptor CB1.
- Gunakan cannabis tidak terlalu sering, cukup saat dibutuhkan saja.
- Kurangi dosis konsumsi tiap kali menggunakan dan beri jeda yang cukup antar dosis.
- Pertimbangkan produk CBD-only jika ingin manfaat kesehatan tanpa efek 'high'. Namun, ingat THC juga memiliki manfaat tertentu yang tidak dimiliki CBD.
Perlu diingat, beberapa orang mungkin memang lebih rentan mengalami toleransi tinggi. Membuat rencana untuk mengambil T break secara berkala bisa menjadi solusi efektif.
Kesimpulan
Mengembangkan toleransi terhadap cannabis adalah hal yang umum bagi pengguna rutin. Biasanya, mengambil jeda penggunaan selama satu atau dua minggu dapat mengatur ulang toleransi Anda.
Jika jeda tidak memungkinkan, cobalah beralih ke produk dengan THC lebih rendah atau kurangi konsumsi secara keseluruhan.
Jika Anda merasa toleransi yang meningkat berhubungan dengan masalah penggunaan cannabis, Anda dapat mengambil langkah berikut:
- Bicarakan secara terbuka dengan tenaga kesehatan terpercaya.
- Hubungi layanan bantuan nasional seperti SAMHSA di 800-662-HELP (4357) atau gunakan pencari layanan online mereka.
- Temukan kelompok dukungan melalui proyek Support Group.
Sian Ferguson adalah penulis lepas bidang kesehatan dan cannabis yang berbasis di Cape Town, Afrika Selatan. Ia bersemangat memberdayakan pembaca agar menjaga kesehatan mental dan fisik melalui informasi berbasis ilmu pengetahuan yang disampaikan dengan empati.
Temukan topik menarik dan konten analitis di kategori Kesehatan Seksual pada tanggal 09-11-2024. Artikel berjudul "Cara Efektif Mengatur Ulang Toleransi Cannabis dan Tips Mengelolanya" memberikan wawasan baru dan panduan praktis di bidang Kesehatan Seksual. Setiap topik dianalisis secara teliti untuk memberikan informasi yang berguna bagi pembaca.
Topik " Cara Efektif Mengatur Ulang Toleransi Cannabis dan Tips Mengelolanya " membantu Anda membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kategori Kesehatan Seksual. Semua topik di situs kami unik dan menawarkan konten berharga bagi audiens.


