Yoga Dinamis: Apakah Bisa Jadi Latihan Kardio yang Efektif?
Pelajari bagaimana jenis yoga cepat dan dinamis dapat memberikan manfaat latihan kardio, meningkatkan detak jantung, dan memperkuat kesehatan jantung Anda secara menyenangkan dan efektif.
Yoga hadir dalam banyak bentuk: ada yang lambat dan menenangkan, ada pula yang intens dan penuh gerakan cepat. Ketika Anda mengalirkan gerakan dengan cepat dan mengatur pernapasan secara sinkron, yoga bisa berubah menjadi latihan kardio yang sesungguhnya. Inilah yang akan kami kupas tuntas di sini.
Coba lakukan sesi yoga Vinyasa selama 90 menit: pernapasan dan detak jantung Anda akan meningkat, keringat mulai mengalir di wajah dan tangan — bukankah ini tanda latihan kardio?
Latihan kardio biasanya mengacu pada aktivitas aerobik yang terus menerus dan meningkatkan detak jantung ke zona yang melatih jantung secara efektif. Sementara yoga dikenal sebagai latihan yang menenangkan pikiran dan memperkuat tubuh dengan fleksibilitas dan kekuatan. Lantas, bisakah yoga juga memberikan beban kardio yang cukup?
Alasan Mengapa Yoga Bisa Jadi Latihan Kardio
Agar latihan bisa dikategorikan sebagai kardio, harus ada tiga unsur utama: intensitas, durasi, dan frekuensi. Pertanyaan sederhana seperti "Seberapa intens latihan yoga saya?", "Berapa lama durasi gerakan intens tersebut?", dan "Seberapa sering saya berlatih?" sangat penting untuk dijawab.
Menurut American College of Sports Medicine (ACSM), untuk menjaga kesehatan jantung, detak jantung harus berada di kisaran 65–90% dari maksimal selama minimal 20 menit, dengan frekuensi latihan 3–5 kali per minggu. Namun, riset terbaru menegaskan bahwa total volume latihan dan keseimbangan ketiga faktor tersebut lebih penting daripada sekadar mencapai batas intensitas tertentu. Dr. Carol Garber dari Columbia University, salah satu penulis pedoman terbaru ACSM, juga mendukung pandangan ini.
Ini membuka peluang bagi Anda untuk menyesuaikan latihan yoga agar sesuai dengan kebutuhan kardio: jika intensitas rendah, bisa ditambah durasi atau frekuensi; jika intensitas tinggi, bisa dikurangi durasi atau sisipkan waktu istirahat singkat.
Yang terpenting adalah memantau detak jantung Anda, karena ini indikator utama apakah latihan yoga Anda bisa dianggap sebagai latihan kardio.
Bisakah Yoga Dinamis Menggantikan Latihan Kardio Tradisional?
Untuk menjawabnya, penting untuk mengetahui jenis yoga yang Anda praktikkan. Jika fokus Anda pada yoga yang lambat dan restoratif dengan pose yang dipegang lama, kemungkinan detak jantung tidak akan naik cukup untuk disebut kardio. Namun, jika Anda memilih yoga yang cepat dan penuh energi, jawabannya bisa sangat positif.
ACSM merekomendasikan aktivitas aerobik yang ritmis dan melibatkan sebanyak mungkin kelompok otot. Beberapa gaya yoga seperti Vinyasa atau Power Yoga memenuhi kriteria ini. Meski belum ada konsensus penuh di antara instruktur yoga, beberapa pakar seperti Lisa Black dari Shakti Vinyasa Yoga Studio di Seattle percaya bahwa sesi 90 menit mereka bisa menggantikan latihan kardio karena detak jantung peserta sudah mencapai zona yang tepat dalam 30 menit pertama.
Namun, ada juga pendapat yang menyarankan mengombinasikan yoga dengan latihan lain seperti berenang atau jalan cepat agar beban kardio lebih optimal.

Eksperimen Ilmiah Mengenai Yoga dan Kardio
Untuk menguji apakah yoga bisa menggantikan latihan kardio, dilakukan eksperimen pada tiga praktisi yoga berpengalaman yang berlatih enam kali seminggu selama 75 menit per sesi.
Tim Fleming dari Training Center for Endurance Development di Mill Valley, California, mengawasi kondisi kardiovaskular peserta menggunakan alat pemantau detak jantung selama seminggu. Hasilnya menunjukkan ketiga peserta mendapatkan beban latihan yang setara dengan latihan kardio, dengan rata-rata detak jantung mencapai 57% dari maksimum.
Tes tambahan pada treadmill mengukur VO2 max mereka di kisaran 70–80%, angka yang menunjukkan kebugaran fisik di atas rata-rata meskipun tidak setara atlet profesional. Ini membuktikan bahwa praktik yoga mereka cukup untuk menjaga kesehatan jantung.
Kesimpulan
Jika Anda rutin mengikuti yoga dinamis seperti Ashtanga, Vinyasa, atau Power Yoga, Anda akan merasakan kemajuan dalam kemampuan melakukan pose yang sebelumnya sulit. Setelah enam bulan konsisten, detak jantung puncak Anda bisa turun dari 175 menjadi 160 per menit, tanda jantung semakin kuat dan sehat.
Tidak perlu latihan setiap hari selama 75 menit seperti peserta eksperimen; tiga kali seminggu sudah cukup untuk merasakan manfaat nyata. Yang paling penting adalah Anda dapat melihat dan merasakan perkembangan kebugaran Anda.
Cobalah selama sebulan mengikuti sesi yoga dinamis dengan alat pemantau detak jantung, dan amati perubahan pada denyut jantung Anda. Anda akan mendapatkan wawasan menarik yang mengubah cara pandang Anda terhadap yoga sebagai latihan kardio yang efektif dan menyenangkan. Selamat mencoba!
Jelajahi artikel bermanfaat di kategori Gaya Hidup Sehat & Kesejahteraan pada tanggal 29-05-2021. Artikel berjudul "Yoga Dinamis: Apakah Bisa Jadi Latihan Kardio yang Efektif?" menawarkan analisis mendalam dan saran praktis di bidang Gaya Hidup Sehat & Kesejahteraan. Setiap artikel dibuat dengan cermat oleh para ahli untuk memberikan nilai maksimal bagi pembaca.
Artikel " Yoga Dinamis: Apakah Bisa Jadi Latihan Kardio yang Efektif? " memperluas pengetahuan Anda dalam kategori Gaya Hidup Sehat & Kesejahteraan, menjaga Anda tetap terinformasi tentang perkembangan terbaru, dan membantu membuat keputusan yang tepat. Setiap artikel berbasis konten unik, menjamin orisinalitas dan kualitas.


