Strategi Baru Google dalam Memblokir Iklan yang Mengganggu
Daniel Liberto
Daniel Liberto 6 tahun yang lalu
Jurnalis Keuangan Senior & Produser Media #Berita Perusahaan
0
5.7K

Strategi Baru Google dalam Memblokir Iklan yang Mengganggu

Google meluncurkan alat pemblokir iklan inovatif untuk meningkatkan pengalaman pengguna sekaligus mengatur iklan yang mengganggu di internet.

Google bakal memperkenalkan alat pemblokir iklan terbaru yang direncanakan rilis awal tahun depan.

Pengumuman ini disampaikan melalui blog resmi Google, dan untuk mempersiapkan peluncuran tersebut, para penerbit situs web diberikan akses ke fitur baru bernama "Laporan Pengalaman Iklan". Fitur ini memungkinkan penerbit mengidentifikasi iklan mana yang dianggap mengganggu di situs mereka, sehingga mereka bisa melakukan penyesuaian sebelum alat pemblokir Google aktif.

Filter ini akan diaktifkan secara default pada versi desktop dan mobile browser Chrome, dengan tujuan menyaring iklan yang merusak kenyamanan pengguna saat berselancar di web. Alih-alih memblokir semua iklan yang terlihat tidak sesuai, alat ini fokus pada halaman web yang menampilkan iklan mengganggu seperti video besar yang otomatis diputar dan pop-up yang sering muncul.

Google, yang menghasilkan hampir 89 persen pendapatannya dari iklan digital, bersama Facebook menguasai 85 persen pertumbuhan belanja iklan internet tahun lalu. Namun, keputusan untuk menentukan iklan mana yang layak diblokir tidak sepenuhnya di tangan Google. Tugas ini diserahkan kepada Coalition for Better Ads, sebuah kelompok industri yang anggotanya termasuk Google, Facebook, News Corp, dan The Washington Post. Sridhar Ramaswamy, Wakil Presiden Senior bidang Iklan dan Perdagangan Google, menyatakan bahwa iklan yang dimiliki atau dijalankan oleh Google pun akan diblokir jika tidak memenuhi standar Chrome.

Langkah Cerdas untuk Masa Depan Iklan Digital

Walaupun tampak kontradiktif bagi perusahaan yang bergantung pada pendapatan iklan untuk mengurangi jumlah iklan, Wall Street Journal melaporkan bahwa strategi ini justru bisa mengukuhkan posisi Google sebagai pemimpin di pasar iklan digital. Menurut Interactive Advertising Bureau, sekitar 26 persen pengguna internet di Amerika Serikat memasang perangkat lunak pemblokir iklan karena terganggu oleh iklan yang menjengkelkan. Langkah Google ini kemungkinan bertujuan mengendalikan pertumbuhan penggunaan pemblokir iklan lain dan menentukan iklan mana yang diblokir, sehingga mereka tetap memegang kendali.

"Sering kali pengguna menemukan iklan yang mengganggu seperti iklan dengan musik tiba-tiba atau iklan yang memaksa menunggu beberapa detik sebelum mengakses konten," tulis Ramaswamy di blognya. "Pengalaman yang menyebalkan ini membuat sebagian orang memilih memblokir semua iklan, yang berdampak besar pada pembuat konten, jurnalis, pengembang web, dan videografer yang mengandalkan iklan untuk membiayai karya mereka." Ia menegaskan bahwa kebijakan baru ini bertujuan memperbaiki ekosistem iklan digital demi kepentingan semua pihak, termasuk Google.

Apakah Anda memiliki informasi berita untuk tim ZAMONA? Kirimkan melalui email ke tips@ZAMONA.

Temukan topik menarik dan konten analitis di kategori Berita Perusahaan pada tanggal 30-06-2019. Artikel berjudul "Strategi Baru Google dalam Memblokir Iklan yang Mengganggu" memberikan wawasan baru dan panduan praktis di bidang Berita Perusahaan. Setiap topik dianalisis secara teliti untuk memberikan informasi yang berguna bagi pembaca.

Topik " Strategi Baru Google dalam Memblokir Iklan yang Mengganggu " membantu Anda membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kategori Berita Perusahaan. Semua topik di situs kami unik dan menawarkan konten berharga bagi audiens.

0
5.7K

Inliber adalah platform berita global yang menyajikan informasi akurat dan terpercaya dari seluruh dunia secara cepat.

Kami menyajikan liputan mendalam tentang teknologi, politik, kesehatan, olahraga, budaya, keuangan, dan banyak lagi. Inliber dirancang untuk semua pengguna internet dengan antarmuka yang ramah, sumber tepercaya, dan konten berkualitas tinggi di era digital saat ini.