Rahasia Berkebun di Luar Angkasa: Bagaimana Astronot Membudidayakan Tanaman di Stasiun Luar Angkasa
Temukan bagaimana astronot menanam sayuran di Stasiun Luar Angkasa Internasional dan mengapa inovasi ini menjadi kunci masa depan eksplorasi luar angkasa.
Pada tanggal 10 Agustus, NASA mengadakan siaran langsung dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) yang memperlihatkan para anggota kru ke-44 sedang menikmati daun selada yang mereka tanam sendiri di orbit. Kejadian ini membuka pemahaman lebih dalam tentang pentingnya menanam tanaman di luar angkasa dan potensi manfaatnya di masa depan.
Eksperimen menanam tanaman yang diberi nama Veg-01 ini menggunakan sistem canggih bernama Veggie. Tujuan utama dari eksperimen ini adalah mempelajari bagaimana tanaman tumbuh dan berkembang dalam kondisi mikrogravitasi di orbit Bumi.
Sistem Veggie pertama kali dibawa ke ISS dalam misi SpaceX pada April 2014. Saat itu, benih-benih yang digunakan telah berumur 15 bulan dan ditempatkan pada platform khusus yang diterangi oleh lampu merah, biru, dan hijau.

Lampu merah dan biru berperan penting dalam memastikan pertumbuhan tanaman yang optimal dengan konsumsi energi yang efisien, sementara lampu hijau hanya membantu penglihatan manusia agar tanaman terlihat alami tanpa mempengaruhi pertumbuhan tanaman secara signifikan.
Ini merupakan eksperimen kedua yang dilakukan untuk menanam tanaman di ISS. Pada eksperimen pertama, tanaman yang berhasil tumbuh selama 33 hari kemudian dikirim ke Florida untuk penelitian lebih lanjut. Begitu pula dengan daun selada dari proyek Veg-01 yang dipanen setelah 33 hari tumbuh sebelum dinikmati oleh para astronot.
Para astronot sangat antusias dengan proyek Veggie. Sebagai contoh, Chris Hadfield dari Kanada pernah menyatakan bahwa hidup di ISS tidak pernah membosankan karena selalu ada tugas yang harus dilakukan. Namun, merawat tanaman memberikan warna baru dan kesenangan tersendiri di tengah rutinitas yang didominasi oleh pengoperasian alat dan analisis data.
Mengapa Ini Penting?
Pemikiran pertama yang muncul adalah soal vitalnya produksi makanan di luar angkasa. Saat ini, astronot masih bergantung pada pasokan makanan dari Bumi. Namun, untuk misi jangka panjang ke planet lain, seperti Mars, pengiriman makanan dari Bumi menjadi sangat mahal dan tidak praktis.
Pada tahun 2030, NASA berencana mengirim misi berawak ke Mars. Perjalanan ini bisa memakan waktu antara 150 hingga 300 hari, tergantung posisi planet. Oleh karena itu, diperlukan sistem produksi makanan yang stabil dan mandiri selama di perjalanan.

Meskipun proyek ini masih dalam tahap awal dan belum praktis karena ruang yang dibutuhkan cukup besar dan belum bisa memenuhi kebutuhan makanan seluruh kru, NASA memiliki waktu 15 tahun ke depan untuk menyempurnakannya. Tanaman hasil budidaya di luar angkasa kemungkinan besar akan menjadi pelengkap nutrisi dalam menu astronot, bukan sumber utama makanan.
Ke depannya, para astronot akan mulai menanam tomat, kubis, kemudian cabai, lobak, berbagai jenis sayuran hijau, termasuk daun bawang. Menariknya, tidak ada perbedaan rasa antara tanaman yang tumbuh di luar angkasa dan di Bumi. Para kru ISS bahkan menyebut rasa selada hasil panen luar angkasa sangat luar biasa. Sebuah pencapaian yang menginspirasi untuk masa depan eksplorasi antariksa.
Jelajahi artikel bermanfaat di kategori Kejayaan Kuliner pada tanggal 16-08-2022. Artikel berjudul "Rahasia Berkebun di Luar Angkasa: Bagaimana Astronot Membudidayakan Tanaman di Stasiun Luar Angkasa" menawarkan analisis mendalam dan saran praktis di bidang Kejayaan Kuliner. Setiap artikel dibuat dengan cermat oleh para ahli untuk memberikan nilai maksimal bagi pembaca.
Artikel " Rahasia Berkebun di Luar Angkasa: Bagaimana Astronot Membudidayakan Tanaman di Stasiun Luar Angkasa " memperluas pengetahuan Anda dalam kategori Kejayaan Kuliner, menjaga Anda tetap terinformasi tentang perkembangan terbaru, dan membantu membuat keputusan yang tepat. Setiap artikel berbasis konten unik, menjamin orisinalitas dan kualitas.


