Petualangan Sonic di Layar Lebar: Grafik Memukau tapi Cerita Terabaikan
Temukan ulasan mendalam tentang film Sonic yang memukau secara visual namun kurang dalam cerita dan karakter. Dari perbaikan desain karakter hingga penampilan luar biasa Jim Carrey, simak bagaimana film ini menyajikan aksi kartun yang menghibur namun meninggalkan banyak ruang untuk pengembangan.
Kritikus Alexey Khromov mengungkapkan bahwa cerita film ini terasa hambar dan tak mampu diselamatkan bahkan oleh Jim Carrey.
Kabar mengenai adaptasi film game Sonic yang cepat tersebut dimulai dengan kontroversi besar. Pada April 2019, Paramount merilis trailer pertama yang langsung memicu gelombang kritik di media sosial karena desain Sonic yang dianggap menyeramkan dan tidak sesuai harapan penggemar.

Merespons kritik, studio memperbaiki desain karakter Sonic, yang menyebabkan penundaan rilis beberapa bulan. Akhirnya, Sonic tampil lebih kartun dan menggemaskan, namun masalah lainnya dalam film tetap ada.
Alur Cerita yang Klise dan Kurang Menarik
Sonic muda yang memiliki kecepatan luar biasa tinggal di dunia paralel yang tak dijelaskan dalam film. Melarikan diri dari pengejaran, ia tiba di sebuah kota kecil Amerika dan bersembunyi selama bertahun-tahun. Suatu hari, Sonic tanpa sengaja menyebabkan pemadaman listrik massal, sehingga pemerintah mempekerjakan Dr. Ivo Robotnik (diperankan oleh Jim Carrey), seorang ilmuwan jahat namun brilian, untuk menangkapnya.
Satu-satunya yang dapat membantu Sonic adalah polisi pemberani Tom Wachowski (James Marsden), yang lelah dengan rutinitas kota kecil dan ingin menjalani tugas yang lebih berarti.
Film ini menampilkan sosok makhluk unik yang dikejar penjahat dan berusaha mencari teman, yang mengingatkan pada kisah klasik seperti "E.T.", "Lilo & Stitch", dan "Short Circuit". Namun, film ini kehilangan kesempatan untuk memberikan sesuatu yang segar dan menarik pada cerita yang sudah sering diangkat tersebut.

Logika dalam film ini terasa lemah, dengan rangkaian aksi yang tidak saling berkaitan. Sonic memang lucu dan cepat, serta sering melontarkan lelucon yang kadang berhasil, namun tidak ada alasan kuat yang membuat penonton benar-benar peduli padanya.
Sepanjang film, Sonic tidak pernah melakukan tindakan baik yang tulus, hanya berusaha menyelamatkan dirinya sendiri. Ketika dalam bahaya, ia langsung mencari Tom, yang bahkan sebelumnya tidak tahu tentang keberadaannya.
Tom membantu Sonic mungkin karena dorongan kebaikan hati atau sekadar karena pesona Sonic. Persahabatan mereka berkembang tanpa penjelasan yang jelas, berbeda dengan hubungan dalam film seperti "E.T." atau "Lilo & Stitch" yang menunjukkan ikatan emosional mendalam antara karakter.

Ketika di akhir film sang penjahat bertanya kepada Tom mengapa ia rela berkorban demi Sonic, penonton tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan—hanya karena itu dibutuhkan demi alur cerita.
Terkadang terasa bahwa ada adegan yang hilang, yang sebenarnya dibutuhkan untuk memperdalam hubungan antar karakter, bukan hanya untuk menggerakkan plot. Dengan durasi sekitar satu setengah jam dan proses produksi yang panjang, kemungkinan besar film ini mengalami pemotongan signifikan saat penyuntingan.
Karakter yang Kurang Mendalam
Konvensi karakter yang datar memang sering menjadi tantangan dalam adaptasi film game. Dibutuhkan elemen bermakna agar aksi kartun tidak terasa hambar.

Berbeda dengan "Detective Pikachu" yang sukses memadukan suara Ryan Reynolds dengan sisi humor dan cerita detektif yang menarik, Sonic di film ini terasa biasa saja dan kurang menarik. Padahal cerita ini bisa menggali kesepian Sonic, keinginannya untuk dekat dengan manusia, atau kecintaannya pada komik superhero seperti The Flash, namun semuanya hanya disinggung sekilas.

Karakter pendukung juga kurang berkesan. Tom hanyalah "pria baik-baik" tanpa kedalaman, istrinya Maddie hanya digambarkan sebagai orang yang suka membantu, dan adiknya Rachel hanya dikenal lewat sikap kasar tanpa alasan yang jelas. Kurangnya motivasi yang jelas membuat cerita terasa lemah.
Ini membuat penonton sulit terhubung secara emosional dengan karakter manapun, kecuali sang penjahat.
Jim Carrey Membawa Warna pada Film
Untuk mengantisipasi kekurangan Sonic sebagai daya tarik utama, peran Dr. Robotnik dipercayakan kepada Jim Carrey, yang menjadi sorotan utama film. Carrey berhasil mencuri perhatian dengan penampilan yang energik dan penuh improvisasi.

Meski saat ini Carrey dikenal lewat serial "Kidding" yang menunjukkan sisi dramatisnya, di film Sonic ia kembali ke gaya komedi khasnya ala "Ace Ventura". Setiap kemunculan Robotnik adalah pertunjukan yang penuh ekspresi wajah dan gerakan serta humor yang tak henti-henti.

Karakter Robotnik adalah yang paling hidup dan detail, dengan latar belakang masa kecil dan luka batin yang disinggung dalam film. Namun sayangnya, waktu tampilnya terbatas karena dia hanya berperan sebagai antagonis.
Aksi Kartun yang Menarik Tapi Kurang Harmoni
Konsep awal pembuat film adalah menghadirkan Sonic dalam bentuk yang lebih realistis agar lebih dekat dengan dunia manusia, namun hasilnya sempat menimbulkan kesan menyeramkan.

Perbaikan desain membuat tampilan film lebih menarik, tetapi juga mengurangi interaksi organik antara aktor hidup dan karakter Sonic. Meski teknologi sudah berkembang pesat, Sonic seringkali tampak kurang menyatu dengan lingkungan sekitarnya, berbeda dengan film seperti "Detective Pikachu" yang menghadirkan banyak Pokémon.
Sayangnya, sutradara tampak belum menemukan cara terbaik untuk menampilkan kecepatan Sonic secara visual.
Contohnya, adegan pertarungan di bar terasa klise dan mirip dengan lelucon dari serial "Futurama" tentang efek kafein yang berlebihan, yang sayangnya hanya menghibur sesaat.

Namun, momen-momen yang mengacu pada game Sonic, terutama di adegan kejar-kejaran akhir, sangat dinamis dan berwarna-warni, seperti menonton kartun. Mungkin Sonic memang lebih cocok hadir dalam bentuk animasi daripada live-action.
Cerita Ringan yang Cocok untuk Anak-anak
Semua kritik ini bisa diabaikan dengan alasan bahwa film ini memang ditujukan untuk anak-anak dan tidak harus dinilai dengan standar tinggi.
"Sonic the Hedgehog" menyajikan cerita yang sederhana dan mudah dicerna, layaknya tayangan pagi di saluran Disney. Humor yang ringan dan karakter antagonis yang hidup pasti akan menyenangkan penonton muda. Namun, film anak yang besar dan berdurasi panjang seharusnya bisa menawarkan cerita yang lebih mendalam dan karakter yang kuat, seperti karya Pixar yang mampu menyentuh penonton dari segala usia dengan tema bermakna.

Berbeda dengan banyak film anak lainnya, bahkan "Detective Pikachu" yang tampil sebagai drama keluarga, film Sonic terkesan dangkal dan generik.
Sepertinya para pembuat film kesulitan mengembangkan karakter ikonik ini dan menempatkannya dalam naskah yang bisa berlaku untuk tokoh manapun.
Meski begitu, Sonic layak mendapatkan cerita yang lebih menarik. Misalnya, menunjukkan bagaimana ia belajar menggunakan kekuatannya untuk kebaikan, menggali kesamaan dengan Robotnik yang juga merasa kesepian karena kelebihannya, atau setidaknya memaparkan karakter dengan lebih mendalam agar tidak terkesan seperti boneka panggung.
Walau film ini mungkin akan sukses secara komersial dan menghasilkan sekuel hiburan serupa, penonton tentu berharap ada usaha lebih untuk menghadirkan kisah yang lebih kaya dan menginspirasi tentang tokoh favorit ini.
Jelajahi artikel bermanfaat di kategori Film & Serial TV Inspiratif pada tanggal 08-04-2021. Artikel berjudul "Petualangan Sonic di Layar Lebar: Grafik Memukau tapi Cerita Terabaikan" menawarkan analisis mendalam dan saran praktis di bidang Film & Serial TV Inspiratif. Setiap artikel dibuat dengan cermat oleh para ahli untuk memberikan nilai maksimal bagi pembaca.
Artikel " Petualangan Sonic di Layar Lebar: Grafik Memukau tapi Cerita Terabaikan " memperluas pengetahuan Anda dalam kategori Film & Serial TV Inspiratif, menjaga Anda tetap terinformasi tentang perkembangan terbaru, dan membantu membuat keputusan yang tepat. Setiap artikel berbasis konten unik, menjamin orisinalitas dan kualitas.


