Micron Tetap Optimis Meski Hadapi Larangan di China
Micron menghadapi larangan terbatas di China, namun dampaknya diperkirakan minimal terhadap penjualan mereka. Pelajari bagaimana perusahaan chip ini tetap optimis dan strategi mereka untuk menghadapi tantangan pasar.
Micron Technology Inc., perusahaan pembuat chip terkemuka asal Amerika Serikat, mengonfirmasi adanya larangan yang diberlakukan di China terkait produksi dan penjualan beberapa produknya di negara tersebut. Meski demikian, produk yang terdampak hanya menyumbang sekitar 1% dari total penjualan tahunan perusahaan.
Berdomisili di Boise, Idaho, Micron adalah salah satu perusahaan semikonduktor yang sahamnya mengalami penurunan sebesar 5,5% pada hari Selasa lalu. Namun, sahamnya berhasil bangkit sekitar 1,7% pada pagi hari Kamis dengan harga $52,41 per saham, mencatatkan kenaikan sebesar 27,4% sejak awal tahun, jauh melampaui return S&P 500 sebesar 1,9% pada periode yang sama.
Pada hari Kamis, Micron menyatakan bahwa adanya perintah larangan sementara dari pengadilan di China yang melarang anak perusahaan mereka untuk menjalankan sebagian bisnis di negara tersebut diperkirakan hanya akan menurunkan pendapatan kuartal keempat fiskal perusahaan sekitar 1%. Meski begitu, perusahaan tetap mempertahankan perkiraan penjualan di kisaran $8 miliar hingga $8,4 miliar. Larangan ini muncul dari perselisihan yang sedang berlangsung antara Micron dan perusahaan Taiwan, United Microelectronics (UMC), serta Jinhua. Kedua perusahaan tersebut mengklaim bahwa Micron telah melanggar hak paten mereka di China.
Analisis: Larangan Bisa Jadi Dorongan Harga DRAM
"Micron kecewa dengan putusan Pengadilan Menengah Rakyat Fuzhou. Kami yakin paten-paten tersebut tidak sah dan produk Micron tidak melanggar paten tersebut. Putusan awal ini dibuat tanpa memberi kesempatan bagi Micron untuk membela diri," ungkap Joel Poppen, Wakil Presiden Senior dan Penasehat Hukum Umum Micron.
Micron menegaskan bahwa proses ini tidak mencerminkan prinsip peradilan yang adil dan mereka akan terus berjuang keras untuk melawan tuduhan pelanggaran paten yang dinilai tidak berdasar tersebut.
Para analis dari Macquarie menilai bahwa dampak larangan ini kemungkinan bersifat sementara. Walaupun Micron memperoleh sekitar setengah pendapatannya dari China, produk yang terkait dengan kasus UMC hanya menyumbang bagian kecil dari total pendapatan perusahaan. Srini Pajjuri dari Macquarie menyatakan bahwa pembatasan di China berpotensi mendorong kenaikan harga chip DRAM. Saat ini, Micron menguasai sekitar 23% pangsa pasar DRAM global. Klaim UMC dan Jinhua terkait dengan modul memori dan solid state drive bermerek Crucial dan Ballistix yang dijual di China.
Jelajahi artikel bermanfaat di kategori Berita Perusahaan pada tanggal 10-07-2018. Artikel berjudul "Micron Tetap Optimis Meski Hadapi Larangan di China" menawarkan analisis mendalam dan saran praktis di bidang Berita Perusahaan. Setiap artikel dibuat dengan cermat oleh para ahli untuk memberikan nilai maksimal bagi pembaca.
Artikel " Micron Tetap Optimis Meski Hadapi Larangan di China " memperluas pengetahuan Anda dalam kategori Berita Perusahaan, menjaga Anda tetap terinformasi tentang perkembangan terbaru, dan membantu membuat keputusan yang tepat. Setiap artikel berbasis konten unik, menjamin orisinalitas dan kualitas.


