Mengungkap Rahasia Bahasa: Apakah Kita Terlahir Siap untuk Belajar Bahasa?
Mengapa anak-anak bisa belajar bahasa dengan mudah? Teori Chomsky menjelaskan bahwa kemampuan ini sudah tertanam sejak lahir, melalui konsep tata bahasa universal yang memandu kita memahami bahasa secara alami.

Manusia adalah makhluk yang suka bercerita. Tidak ada spesies lain yang memiliki kemampuan bahasa dan kreativitas dalam menggunakannya seperti kita. Sejak bayi, kita mulai memberi nama dan menggambarkan dunia di sekitar kita, serta berbagi cerita tentang apa yang terjadi.
Bagi para ahli bahasa dan pembelajaran, pertanyaan utama yang sering diperdebatkan adalah: seberapa besar kemampuan bahasa yang kita miliki itu bawaan lahir, dan seberapa besar yang dipelajari dari lingkungan?
Kemampuan Bahasa yang Terlahir Bawaan
Tentu saja kita memperoleh bahasa ibu kita, lengkap dengan kosakata dan aturan tata bahasanya. Namun, apakah ada kemampuan bawaan yang mendasari penguasaan bahasa tersebut — kerangka struktural yang membuat kita dapat memahami dan mengembangkan bahasa dengan mudah?
Pada tahun 1957, ahli linguistik Noam Chomsky memperkenalkan gagasan revolusioner dalam bukunya "Syntactic Structures". Ia menyatakan bahwa setiap manusia mungkin sudah memiliki pemahaman bawaan tentang bagaimana bahasa bekerja.
Bahasa apa yang kita pelajari—Arab, Inggris, Mandarin, atau bahasa isyarat—ditentukan oleh lingkungan kita. Namun, menurut Chomsky, kita dapat belajar bahasa karena otak kita sudah diprogram dengan tata bahasa universal, pemahaman dasar tentang struktur komunikasi.
Gagasan ini kini diterima luas dalam dunia linguistik.
Apa Bukti Tata Bahasa Universal Menurut Chomsky?
Bahasa-Bahasa Memiliki Kesamaan Dasar
Chomsky dan para ahli bahasa lain menemukan bahwa semua bahasa memiliki elemen-elemen serupa. Misalnya, hampir semua bahasa mengenal kategori kata seperti kata benda, kata kerja, dan kata sifat.
Salah satu ciri khas bahasa adalah rekursi—kemampuan untuk mengulang struktur secara bertingkat, memungkinkan kita memperluas kalimat tanpa batas.
Contohnya, dalam hampir semua bahasa, kita bisa menambahkan deskripsi secara berulang, seperti "Dia mengenakan bikini kuning dengan bintik-bintik kecil yang sangat imut." Struktur ini bisa diperluas terus dengan menambahkan kata sifat lain.
Rekursi memungkinkan kalimat seperti "Dia percaya Ricky tidak bersalah" berkembang menjadi "Lucy percaya bahwa Fred dan Ethel tahu Ricky bersikeras bahwa dia tidak bersalah." Konsep ini juga dikenal sebagai "penyusunan bertingkat."
Kemiripan struktur ini di seluruh bahasa dunia menjadi alasan kuat bagi Chomsky bahwa ada tata bahasa universal yang sudah tertanam dalam otak kita sejak lahir.
Belajar Bahasa Tanpa Usaha Berat
Anak-anak di seluruh dunia belajar bahasa dengan cara yang sangat mirip dan cepat, bahkan tanpa bantuan formal yang banyak. Mereka menunjukkan pemahaman kategori bahasa sejak usia sangat muda, jauh sebelum mendapat instruksi resmi.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa anak usia 18 bulan sudah bisa mengenali bahwa "a doke" adalah benda dan "praching" adalah tindakan, berdasarkan pola kata yang mereka dengar.
Meskipun mungkin mereka belajar dari mendengarkan orang dewasa, pendukung tata bahasa universal percaya bahwa anak-anak sudah memiliki pemahaman bawaan tentang fungsi kata, walau belum tahu kata-katanya.
Urutan Pembelajaran Bahasa yang Sama
Anak-anak di berbagai budaya mengikuti pola perkembangan bahasa yang hampir sama, yang biasanya meliputi tiga tahap utama:
- Mengenal suara
- Mengenal kata
- Membangun kalimat
Lebih khusus lagi, tahap-tahap tersebut meliputi:
- Mengenali dan mengeluarkan bunyi
- Berceloteh dengan pola konsonan dan vokal
- Mengucapkan kata-kata pertama
- Mengembangkan kosakata dan klasifikasi benda
- Membuat kalimat dua kata dan meningkatkan kompleksitas kalimat
Meskipun kecepatan setiap anak berbeda, pola perkembangan yang serupa ini menunjukkan adanya wiring bawaan untuk bahasa dalam otak manusia.
Belajar Bahasa Meski Stimulus Terbatas
Chomsky juga menunjukkan bahwa anak-anak mampu menguasai bahasa dengan aturan tata bahasa yang kompleks tanpa mendapat instruksi eksplisit.
Misalnya, mereka tahu cara yang benar menyusun kalimat bertingkat seperti "Anak laki-laki yang sedang berenang ingin makan siang," bukan "Anak laki-laki ingin makan siang yang sedang berenang."
Walaupun tanpa pengajaran formal, kita dapat memahami dan menggunakan aturan bahasa dengan baik, menunjukkan kemampuan bawaan yang kuat.
Perdebatan di Dunia Linguistik
Noam Chomsky adalah salah satu tokoh linguistik paling terkenal, tetapi teorinya tentang tata bahasa universal masih menjadi perdebatan selama lebih dari lima puluh tahun.
Beberapa kritikus berpendapat bahwa bahasa dipelajari melalui lingkungan dan interaksi sosial saja, bukan karena kerangka biologis bawaan. Mereka menekankan pentingnya paparan bahasa dari orang tua dan lingkungan sekitar, serta koreksi sosial yang membantu pembelajaran.
Misalnya, anak yang berkata, "Saya tidak mau itu," mungkin akan dikoreksi menjadi, "Maksudmu, saya tidak mau itu."
Namun, teori Chomsky lebih menekankan kapasitas bawaan yang memungkinkan kita belajar bahasa, bukan cara kita belajar bahasa secara spesifik.
Selain itu, ada juga argumen bahwa tidak semua bahasa memiliki ciri universal seperti rekursi, sehingga keberadaan tata bahasa universal yang sama di seluruh bahasa dipertanyakan.
Dampak Teori Ini pada Pembelajaran Bahasa
Salah satu implikasi praktis teori ini adalah pentingnya usia optimal untuk belajar bahasa kedua. Semakin dini anak mengenal bahasa, semakin efektif proses pembelajaran berlangsung.
Teori tata bahasa universal juga mendorong metode pengajaran bahasa yang lebih alami dan imersif, meniru cara anak-anak belajar bahasa pertama mereka, daripada menghafal aturan tata bahasa dan kosakata secara terpisah.
Guru yang memahami konsep ini dapat lebih fokus pada perbedaan struktur antara bahasa pertama dan kedua siswa, sehingga proses belajar menjadi lebih efektif.
Kesimpulan
Teori tata bahasa universal dari Noam Chomsky menyatakan bahwa setiap manusia terlahir dengan pemahaman dasar bagaimana bahasa bekerja. Kesamaan struktur bahasa di seluruh dunia dan pola perkembangan bahasa yang serupa pada anak-anak mendukung gagasan bahwa kemampuan bahasa sudah tertanam dalam otak kita.
Meski tidak semua setuju dengan teori ini, pengaruhnya tetap besar dalam cara kita memahami dan mengajarkan bahasa hingga hari ini.
Jelajahi artikel bermanfaat di kategori Perjalanan Orang Tua pada tanggal 18-06-2019. Artikel berjudul "Mengungkap Rahasia Bahasa: Apakah Kita Terlahir Siap untuk Belajar Bahasa?" menawarkan analisis mendalam dan saran praktis di bidang Perjalanan Orang Tua. Setiap artikel dibuat dengan cermat oleh para ahli untuk memberikan nilai maksimal bagi pembaca.
Artikel " Mengungkap Rahasia Bahasa: Apakah Kita Terlahir Siap untuk Belajar Bahasa? " memperluas pengetahuan Anda dalam kategori Perjalanan Orang Tua, menjaga Anda tetap terinformasi tentang perkembangan terbaru, dan membantu membuat keputusan yang tepat. Setiap artikel berbasis konten unik, menjamin orisinalitas dan kualitas.


