Mengenal Diseksi Arteri Koroner: Gejala, Jenis, dan Cara Penanganannya
Temukan informasi lengkap tentang diseksi arteri koroner, termasuk gejala yang membedakannya dari serangan jantung dan metode pengobatan yang efektif.
Diseksi arteri koroner adalah kondisi serius yang memerlukan penanganan darurat. Kondisi ini terjadi ketika salah satu lapisan dalam dinding arteri jantung mengalami robekan, yang dapat mengganggu aliran darah ke otot jantung.
Salah satu bentuk diseksi arteri koroner yang dikenal adalah diseksi arteri koroner spontan (SCAD). Kondisi ini terjadi ketika robekan pada lapisan dalam arteri menyebabkan penumpukan darah di antara lapisan-lapisan dinding arteri, yang kemudian dapat membentuk bekuan darah dan menyumbat aliran darah ke jantung. Bekuan darah ini bisa bertambah besar seiring waktu akibat penumpukan trombosit dan zat lainnya.
Diseksi juga dapat terjadi pada aorta, arteri utama yang membawa darah dari jantung ke seluruh tubuh. Ketika ini terjadi, kondisi ini disebut diseksi aorta.
SCAD lebih sering ditemukan pada wanita di atas usia 50 tahun atau yang telah mengalami menopause, menurut tinjauan tahun 2015. Namun, SCAD juga merupakan penyebab umum serangan jantung pada wanita sebelum menopause. Studi tahun 2014 menunjukkan bahwa diseksi aorta paling sering terjadi pada pria berusia 60-an dan 70-an, walaupun kedua kondisi ini dapat terjadi pada siapa saja, tanpa memandang usia.
Simak informasi selengkapnya mengenai gejala, jenis, penyebab, dan penanganan SCAD berikut ini.
Gejala Apa Saja yang Muncul?
Gejala diseksi aorta dan SCAD mirip dengan tanda-tanda serangan jantung, meliputi:
- nyeri dada
- sesak napas
- nyeri di satu atau kedua lengan
- nyeri pada bahu, leher, atau rahang
- keringat dingin
- mual
- pusing
Nyeri dada yang tiba-tiba dan parah serta sesak napas harus selalu dianggap sebagai keadaan darurat medis, meskipun gejala lain tampak ringan atau tidak muncul.
Kapan Harus Mendapatkan Bantuan Medis Darurat?Jika Anda atau orang terdekat mengalami tanda-tanda serangan jantung, segera hubungi layanan darurat (911 atau nomor lokal) tanpa menunda.
Bagaimana Membedakan SCAD dengan Serangan Jantung?
Nyeri yang terkait dengan diseksi aorta cenderung terasa seperti sobekan atau robekan di dalam dada, berbeda dengan nyeri serangan jantung yang biasanya digambarkan sebagai tekanan, berat, atau sensasi tertekan.
Selain itu, gejala diseksi aorta bisa menyerupai stroke, seperti:
- kelemahan atau mati rasa di satu sisi tubuh
- kesulitan bicara atau memahami pembicaraan
- gangguan penglihatan
- pusing, hampir pingsan, atau pingsan
Meskipun pola gejala ini umum, variasi masih mungkin terjadi. Karena gejala SCAD, diseksi aorta, dan serangan jantung sering tumpang tindih, diagnosis pasti hanya bisa dilakukan oleh tenaga medis melalui pemeriksaan dan tes lanjutan.
Jenis-Jenis SCAD
Menurut American College of Cardiology (ACC), SCAD dibagi menjadi tiga tipe utama:
| Tipe SCAD | Deskripsi |
|---|---|
| Tipe 1 | Terlihat adanya flap atau robekan yang jelas dengan penggunaan kontras dan angiografi koroner. |
| Tipe 2 | Merupakan tipe yang paling umum, ditandai dengan penyempitan atau penyumbatan signifikan pada arteri yang terkena. |
| Tipe 3 | Tipe ini jarang terjadi dan menyerupai aterosklerosis, namun sebenarnya disebabkan oleh penumpukan darah tanpa penyempitan arteri koroner lain yang khas pada aterosklerosis. |
Diseksi aorta dibagi berdasarkan lokasi robekan:
| Tipe Diseksi Aorta | Deskripsi |
|---|---|
| Tipe A | Paling umum, terjadi pada bagian aorta yang keluar dari jantung. |
| Tipe B | Terjadi pada bagian aorta menurun, yang membentang dari dada ke kaki. |
Apa Penyebab SCAD?
Penyebab pasti SCAD dan diseksi arteri lainnya tidak selalu jelas, meskipun ada faktor risiko yang diketahui.
Studi tahun 2021 menunjukkan bahwa wanita lebih rentan mengalami SCAD dibanding pria, terutama pada usia 40-an dan 50-an. Wanita hamil atau yang baru melahirkan juga memiliki risiko lebih tinggi.
Pria cenderung lebih sering mengalami diseksi aorta.
Beberapa kondisi yang meningkatkan risiko SCAD dan diseksi arteri meliputi:
- Sindrom Ehlers-Danlos
- Displasia fibromuskular
- Sindrom Marfan
- Lupus
Faktor risiko lain adalah tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol, aterosklerosis, dan kondisi vaskular lainnya. Olahraga berat, terutama angkat beban, juga diidentifikasi sebagai faktor risiko.
Bagaimana Proses Diagnosisnya?
SCAD sering kali terdeteksi saat seseorang mengalami serangan jantung. Langkah awal diagnosis serangan jantung adalah:
- elektrokardiogram (EKG) untuk memantau pola dan ritme listrik jantung
- tes darah untuk mengukur kadar troponin, protein yang dilepaskan setelah serangan jantung
SCAD ditemukan pada sekitar 1 dari 4 kasus serangan jantung pada wanita di bawah 60 tahun. Jika tidak ditemukan aterosklerosis, dokter akan memeriksa kemungkinan SCAD.
Coronary angiography adalah metode utama untuk mendiagnosis SCAD. Prosedur ini menggunakan kateter tipis yang dimasukkan ke dalam arteri, kemudian zat kontras disuntikkan untuk melihat aliran darah melalui sinar-X. Tes ini dapat mengidentifikasi lokasi dan tingkat keparahan diseksi.
Studi 2014 menyebutkan bahwa intravascular ultrasound (IVUS) sering digunakan bersama angiografi koroner untuk memastikan diagnosis SCAD. IVUS adalah prosedur berbasis kateter dengan bantuan ultrasound yang memberikan gambaran detail 360 derajat dari dinding arteri.
Untuk mendiagnosis diseksi aorta, beberapa tes pencitraan lain dapat digunakan:
- CT scan
- ekokardiogram transesofagus
- pencitraan MRI
Bagaimana Pengobatannya?
Jika diseksi aorta tergolong ringan dan tidak memerlukan tindakan segera, dokter mungkin meresepkan obat untuk menurunkan tekanan darah dan memperlambat detak jantung.
Pada SCAD ringan, obat antihipertensi dan pengencer darah dapat diberikan untuk mencegah pembentukan bekuan darah di area robekan.
Jika pengobatan medis tidak mencukupi, prosedur bedah atau kateter invasif mungkin diperlukan untuk menangani arteri yang rusak.
Pada SCAD, operasi bypass jantung terbuka dapat dilakukan dengan menggunakan pembuluh darah dari bagian tubuh lain untuk melewati arteri yang rusak.
Diseksi aorta juga dapat diperbaiki melalui operasi. Jika katup aorta mengalami kerusakan, katup pengganti mungkin perlu dipasang.
Bagaimana Cara Mengelola SCAD?
Selain terapi medis dan prosedur invasif, Yayasan Jantung dan Stroke Kanada menyarankan perubahan gaya hidup sehat untuk mendukung pemulihan dari diseksi arteri koroner atau SCAD.
Beberapa perubahan penting meliputi:
- melakukan olahraga rutin sesuai anjuran dokter
- menghindari angkat beban berat dan olahraga kontak
- menjaga berat badan ideal
- mengikuti pola makan sehat seperti diet Mediterania
- mengelola tekanan darah dengan obat jika diperlukan
- berhenti atau mengurangi kebiasaan merokok
- mengurangi stres
- mengikuti program rehabilitasi jantung
Studi tahun 2017 menyatakan bahwa dokter mungkin merekomendasikan penggunaan beta-blocker bersama perubahan gaya hidup tersebut. Rutin berkonsultasi dengan ahli jantung juga sangat penting untuk memantau kondisi jantung Anda.
Prognosis dan Harapan Hidup
Arteri yang sehat sangat penting untuk memastikan aliran darah yang cukup ke seluruh tubuh.
Jika arteri koroner sobek, otot jantung berisiko mengalami kerusakan akibat kekurangan oksigen. Sementara robekan pada aorta dapat berakibat fatal tanpa penanganan bedah.
Namun, dengan penanganan cepat dan tepat, SCAD dan diseksi aorta seringkali dapat diatasi. Selanjutnya, mengikuti anjuran dokter mengenai pengobatan dan gaya hidup akan membantu mencegah komplikasi jantung lebih lanjut.
Temukan berita terbaru dan peristiwa terkini di kategori Kesehatan Seksual pada tanggal 29-04-2022. Artikel berjudul "Mengenal Diseksi Arteri Koroner: Gejala, Jenis, dan Cara Penanganannya" memberikan informasi paling relevan dan terpercaya di bidang Kesehatan Seksual. Setiap berita dianalisis secara mendalam untuk memberikan wawasan berharga bagi pembaca kami.
Informasi dalam artikel " Mengenal Diseksi Arteri Koroner: Gejala, Jenis, dan Cara Penanganannya " membantu Anda membuat keputusan yang lebih tepat dalam kategori Kesehatan Seksual. Berita kami diperbarui secara berkala dan mematuhi standar jurnalistik.


