Memahami Empat Hukum Logika Utama dengan Contoh Sederhana
Katya Anisimova
Katya Anisimova 3 tahun yang lalu
Penulis Ilmiah & Mahasiswi Kimia #Kategori Kolom
0
9.6K

Memahami Empat Hukum Logika Utama dengan Contoh Sederhana

Pelajari empat hukum dasar logika yang penting untuk menghindari kesalahan dalam berpikir dan mengenali kekeliruan dalam argumen orang lain. Panduan ini menyajikan penjelasan mudah dan contoh inspiratif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis Anda.

Pengetahuan tentang hukum logika sangat penting agar kita tidak melakukan kesalahan dalam berpikir dan juga dapat mengenali saat orang lain melakukan kekeliruan dalam argumennya.

Memahami Empat Hukum Logika Utama dengan Contoh Sederhana

Ditulis oleh Katya Anisimova

Mahasiswa kimia, lulusan workshop rasionalitas terapan "Sekolah Musim Panas", dan penulis komunitas skeptis.

Kita sering mendengar ungkapan seperti "itu tidak logis" atau "dimana logikanya?" Secara intuitif, logika berkaitan dengan cara kita berpikir, mengambil kesimpulan, dan struktur pemikiran kita. Secara umum, memang demikian. Logika adalah ilmu yang muncul pada abad ke-5 SM yang mempelajari hukum dan bentuk berpikir.

Bentuk berpikir merujuk pada struktur pemikiran, bukan isi pemikiran itu sendiri. Misalnya, secara logika pernyataan "Semua shmurik makan tofc dengan shtecel pada faflak. Finkus adalah shmurik. Maka Finkus makan tofc dengan shtecel pada faflak" adalah benar. Sedangkan "Semua planet di tata surya mengelilingi matahari. Bumi mengelilingi matahari. Maka Bumi adalah planet di tata surya" tidak benar secara logika.

Logika didasarkan pada empat hukum utama. Mari kita pelajari apa saja hukum tersebut dan bagaimana mereka bekerja.

1. Hukum Identitas

Setiap pikiran harus sama dengan dirinya sendiri dan tidak boleh memiliki lebih dari satu arti.

Makna Utama

Aristoteles sudah menyatakan sejak zaman kuno: "Memiliki lebih dari satu arti berarti tidak memiliki arti sama sekali; jika kata-kata tidak memiliki arti yang jelas, maka tidak mungkin berdiskusi dengan orang lain atau bahkan dengan diri sendiri, karena tidak mungkin memikirkan sesuatu jika tidak memikirkan satu hal yang pasti setiap saat."

Contoh Pelanggaran

Contoh paling umum pelanggaran hukum identitas adalah kalimat "mahasiswa mendengarkan kuliah". Kata "mendengarkan" bisa berarti dua hal: mahasiswa memperhatikan dengan seksama atau justru melewatkan semuanya.

Contoh lain adalah lelucon berikut:

— Saya patah tangan di dua tempat.
— Jangan pergi ke tempat-tempat itu lagi.

Pelanggaran yang lebih rumit terhadap hukum identitas menghasilkan sofisme. Sofisme adalah argumen yang tampak benar namun berisi kesalahan logika yang disengaja.

Misalnya: Apa yang lebih baik: kebahagiaan abadi atau sandwich? Tentu saja kebahagiaan abadi. Apa yang lebih baik dari kebahagiaan abadi? Tidak ada! Namun sandwich lebih baik daripada tidak ada apa-apa, jadi sandwich lebih baik daripada kebahagiaan abadi.

Triknya adalah kata "tidak ada apa-apa" digunakan dua kali dengan makna berbeda: pertama sebagai "tidak ada objek atau fenomena", dan kedua sebagai "ketiadaan sama sekali".

Penerapan dalam Kehidupan

Hukum pertama ini membantu kita mengenali sofisme. Hal pertama yang harus diperhatikan adalah kata-kata yang memiliki arti ganda.

2. Hukum Non-Kontradiksi

Sebuah pernyataan dan negasinya tidak dapat keduanya benar pada waktu yang sama.

Makna Utama

Jika satu pernyataan mengklaim sesuatu, dan pernyataan lain menyangkal hal yang sama tentang objek yang sama pada waktu dan kondisi yang sama, maka keduanya tidak dapat benar secara bersamaan.

Contohnya, pernyataan "kucing itu hitam" dan "kucing itu putih" tidak dapat keduanya benar jika berbicara tentang kucing yang sama pada waktu yang sama dan dalam konteks yang sama.

Contoh Pelanggaran

"Kucing oranye ini meninggalkan bulu hitam di seluruh karpet." Atau ungkapan masa kecil: "Tutup mulut dan makan."

Penerapan dalam Kehidupan

Yang paling sulit adalah mengidentifikasi kontradiksi. Kalimat seperti "saya tidak punya masa kecil" sebenarnya tidak melanggar hukum ini, sedangkan "saya memberikan presentasi lisan dalam bentuk tulisan" jelas melanggar. Kuncinya adalah memahami apakah terjadi kontradiksi atau hanya permainan kata.

3. Hukum Eksklusi Tengah

Dua pernyataan yang saling bertentangan tentang objek yang sama pada waktu dan kondisi yang sama tidak dapat keduanya benar atau keduanya salah.

Makna Utama

Pernyataan bisa bersifat berlawanan atau kontradiktif.

Pernyataan berlawanan memungkinkan adanya kemungkinan ketiga yang berada di tengah. Misalnya, "rumah besar" dan "rumah kecil" memungkinkan "rumah sedang" sebagai kemungkinan ketiga. Namun, pernyataan kontradiktif tidak memungkinkan adanya alternatif ketiga yang benar. Misalnya, "rumah besar" dan "rumah tidak besar" tidak memungkinkan adanya opsi ketiga yang benar.

Jadi, dua pernyataan kontradiktif tentang objek yang sama pada waktu yang sama dan konteks yang sama tidak dapat keduanya benar atau keduanya salah.

Contoh Pelanggaran

Pernyataan "kucing tua" dan "kucing tidak tua" tentang kucing yang sama pada waktu yang sama tidak dapat keduanya benar.

Penerapan dalam Kehidupan

Meskipun contoh ini sederhana, dalam kehidupan nyata pelanggaran hukum ini sering terjadi dalam bentuk yang lebih subtil. Ada bagian dari monolog yang tersembunyi, dan pernyataan itu sendiri mungkin tidak jelas. Solusinya adalah mendengarkan dengan seksama dan mengikuti alur pemikiran lawan bicara. Jika hukum lain tidak dilanggar, periksa kembali formulasi pernyataan untuk mengidentifikasi kontradiksi terselubung.

4. Hukum Alasan Cukup

Setiap pemikiran atau tesis harus didukung oleh argumen yang cukup dan relevan sehingga kesimpulan tersebut dapat diambil secara sah dari argumen tersebut.

Makna Utama

Pernah mendengar prinsip praduga tak bersalah? Itu didasarkan pada hukum alasan cukup. Prinsip ini menyatakan bahwa seseorang dianggap tidak bersalah sampai kesalahannya dibuktikan secara meyakinkan dengan fakta. Pengakuan bersalah bukanlah bukti yang cukup, sedangkan bukti dan fakta yang menunjukkan kesalahan adalah alasan yang memadai.

Contoh Pelanggaran

"Jangan beri saya nilai buruk. Saya sudah membaca seluruh buku pelajaran dan mungkin bisa menjawab." Kesimpulan ini tidak logis karena membaca buku belum tentu membuatnya mampu menjawab pertanyaan.

Penerapan dalam Kehidupan

Hukum alasan cukup mengingatkan kita untuk tidak mengambil kesimpulan terburu-buru. Selalu pastikan bahwa pernyataan didukung oleh bukti yang memadai agar dapat mengenali berita palsu dan klaim tanpa dasar.

Temukan topik menarik dan konten analitis di kategori Kategori Kolom pada tanggal 23-01-2022. Artikel berjudul "Memahami Empat Hukum Logika Utama dengan Contoh Sederhana" memberikan wawasan baru dan panduan praktis di bidang Kategori Kolom. Setiap topik dianalisis secara teliti untuk memberikan informasi yang berguna bagi pembaca.

Topik " Memahami Empat Hukum Logika Utama dengan Contoh Sederhana " membantu Anda membuat keputusan yang lebih cerdas dalam kategori Kategori Kolom. Semua topik di situs kami unik dan menawarkan konten berharga bagi audiens.

0
9.6K

Inliber adalah platform berita global yang menyajikan informasi akurat dan terpercaya dari seluruh dunia secara cepat.

Kami menyajikan liputan mendalam tentang teknologi, politik, kesehatan, olahraga, budaya, keuangan, dan banyak lagi. Inliber dirancang untuk semua pengguna internet dengan antarmuka yang ramah, sumber tepercaya, dan konten berkualitas tinggi di era digital saat ini.