Waspada! Risiko Krisis Keuangan Bisa Terulang Kembali Karena Kelalaian Regulasi
Phil Angelides, mantan ketua Komisi Investigasi Krisis Keuangan, memperingatkan bahwa deregulasi dan sikap ceroboh di sektor keuangan dapat memicu krisis seperti yang terjadi pada tahun 2008. Temukan wawancara eksklusif dan pandangannya tentang perlindungan investor dan konsumen saat ini.
Caleb telah menjabat sebagai Pemimpin Redaksi ZAMONA sejak 2016. Dengan pengalaman lebih dari 20 tahun di bidang berita bisnis, penerbitan digital, dan dokumenter, Caleb adalah seorang eksekutif media yang berprestasi. Ia duduk di Dewan Gubernur dan Komite Eksekutif SABEW (Society for Advancing Business Editing & Writing). Penghargaan yang diraihnya meliputi Peabody, EPPY, SABEW Best in Business, serta dua nominasi Emmy.
Komisi Investigasi Krisis Keuangan dibentuk pada tahun 2009 untuk menyelidiki secara resmi penyebab krisis keuangan global tahun 2008 yang mengguncang sistem perbankan Amerika Serikat dan dunia. Phil Angelides, mantan Bendahara Negara Bagian California sekaligus kandidat gubernur dari Partai Demokrat, dipercaya memimpin Komisi tersebut dan menyusun laporan hasil penyelidikan. Laporan yang diserahkan ke Kongres pada 2011 ini juga diterbitkan sebagai buku dan masuk daftar bestseller New York Times dan Washington Post. Kesimpulan utama laporan menyebutkan bahwa "kegagalan luas dalam regulasi dan pengawasan keuangan berdampak parah pada stabilitas pasar finansial nasional" serta "kegagalan dramatis dalam tata kelola perusahaan dan manajemen risiko pada banyak institusi keuangan yang krusial menjadi penyebab utama krisis tersebut."
Saat ini, Phil Angelides berusia 65 tahun dan menjabat sebagai Presiden Riverview Capital Investments, fokus pada pengembangan proyek energi bersih dan komunitas urban berkelanjutan. Ia tetap vokal mengkritik apa yang disebutnya sebagai "kelalaian berbahaya" di Wall Street, serta upaya pemerintah saat ini yang mencoba melemahkan regulasi seperti Undang-Undang Dodd-Frank yang dibentuk pasca krisis untuk melindungi wajib pajak dan pemilik rumah dari krisis keuangan berikutnya.
Wawancara Eksklusif dengan Phil Angelides
ZAMONA berkesempatan mewawancarai Angelides untuk mengetahui pandangannya tentang kondisi keuangan saat ini, lebih dari satu dekade setelah krisis besar tersebut.
ZAMONA: Apa pelajaran terbesar atau perubahan paling signifikan yang kita dapatkan dari krisis keuangan 2008?
Phil Angelides: Keruntuhan finansial 2008, seperti halnya crash tahun 1929 dan krisis simpan pinjam, mengingatkan kita bahwa pengawasan regulasi yang kuat adalah kunci kestabilan dan keamanan sistem keuangan. Komisi Investigasi Krisis Keuangan menyimpulkan bahwa bencana ini sebenarnya bisa dihindari jika regulator lebih tegas menindak kelalaian Wall Street. Tanda-tanda awal kehancuran sudah terlihat jelas — praktik pinjaman predator yang merajalela, peringatan FBI tentang penipuan hipotek, kenaikan harga rumah yang tidak berkelanjutan, lembaga keuangan dengan leverage tinggi yang mengambil risiko besar, serta ledakan pinjaman subprime yang berbahaya — namun regulator gagal bertindak untuk melindungi sistem keuangan dan ekonomi dari ancaman tersebut. Penerapan reformasi keuangan Dodd-Frank memperkuat pengawasan publik dan transparansi pasar, membalikkan tren deregulasi selama beberapa dekade yang didorong oleh Wall Street dan sekutunya, serta membawa stabilitas sistem keuangan, pertumbuhan ekonomi, dan profitabilitas bank.
ZAMONA: Apa pelajaran penting yang belum kita pelajari atau tidak dipatuhi sejak krisis tersebut?
Phil Angelides: Biasanya, kita belajar dari kesalahan yang pernah dibuat. Namun Wall Street, yang lolos dari konsekuensi hukum, ekonomi, maupun politik atas kelalaian mereka, tidak melakukan introspeksi mendalam ataupun perubahan budaya yang mendasar setelah bencana itu. Dengan dukungan bailout bernilai triliunan dolar dari uang pajak, serta cepatnya mereka meraih keuntungan dan gaji eksekutif yang tinggi kembali, bank-bank besar sejak awal menentang reformasi dengan keras. Kegagalan Departemen Kehakiman untuk menuntut dan menahan eksekutif senior secara hukum atas kesalahan mereka memperkuat sikap tersebut, sekaligus menimbulkan kekecewaan dan kemarahan masyarakat terhadap keadilan di institusi hukum dan politik kita.
Sejak 2008, perusahaan keuangan menghabiskan lebih dari $1,5 miliar untuk pelobi federal dan menyumbang lebih dari $1,6 miliar untuk kampanye federal guna melemahkan anggaran regulator, menghalangi regulasi yang masuk akal, dan bekerja sama dengan sekutu kongres dari Partai Republik untuk menekan pejabat publik yang bertugas menjaga sistem keuangan kita. Hal ini membuat praktik ceroboh yang menyebabkan krisis 2008 sangat mungkin terulang kembali.
ZAMONA: Apakah investor dan konsumen sekarang lebih terlindungi dibandingkan sepuluh tahun lalu?
Phil Angelides: Berkat reformasi keuangan pasca krisis dan penunjukan era Obama di lembaga pengawas keuangan utama, investor dan konsumen memang kini lebih aman dibandingkan sebelum krisis. Namun perlindungan ini kini terancam oleh upaya pemerintah Trump, kongres Partai Republik, dan Wall Street yang ingin mengembalikan kebijakan deregulasi dan pengawasan minim yang menyebabkan keruntuhan 2008. Mereka menempatkan orang-orang dengan latar belakang karir dan loyalitas seumur hidup di industri keuangan di posisi kunci seperti Departemen Keuangan, Otoritas Pengawas Perbankan, Komisi Sekuritas, dan Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas. Penunjukan yang penuh konflik kepentingan ini membuka jalan bagi pelemahan regulasi. Mereka juga mengurangi sanksi terhadap pelanggaran keuangan, bahkan SEC mulai mundur dari kebijakan mendapatkan pengakuan kesalahan dalam penyelesaian kasus. Selain itu, mereka secara sistematis melemahkan pilar-pilar perlindungan seperti pengawasan terhadap 25 lembaga keuangan terbesar, memangkas wewenang Biro Perlindungan Konsumen Keuangan, dan menggagalkan aturan fidusia yang mewajibkan penasihat keuangan bertindak demi kepentingan klien, sementara pemerintah bersiap untuk deregulasi lebih jauh.
Temukan berita terbaru dan peristiwa terkini di kategori Berita Keuangan pada tanggal 22-09-2018. Artikel berjudul "Waspada! Risiko Krisis Keuangan Bisa Terulang Kembali Karena Kelalaian Regulasi" memberikan informasi paling relevan dan terpercaya di bidang Berita Keuangan. Setiap berita dianalisis secara mendalam untuk memberikan wawasan berharga bagi pembaca kami.
Informasi dalam artikel " Waspada! Risiko Krisis Keuangan Bisa Terulang Kembali Karena Kelalaian Regulasi " membantu Anda membuat keputusan yang lebih tepat dalam kategori Berita Keuangan. Berita kami diperbarui secara berkala dan mematuhi standar jurnalistik.


