Warner Bros Pilih Netflix, Tolak Tawaran Rp1,63 Kuadriliun Paramount

Warner Bros. Discovery menegaskan arah strategisnya di tengah gelombang konsolidasi industri hiburan. Dewan direksi secara bulat merekomendasikan penolakan tawaran Paramount Skydance senilai sekitar Rp1,63 kuadriliun, sambil menegaskan bahwa kesepakatan dengan Netflix lebih menguntungkan bagi pemegang saham dalam jangka panjang.

Perusahaan ini mulai membuka diri untuk dijual pada Oktober lalu setelah menerima beberapa pendekatan, termasuk dari Paramount Skydance. Pada 5 Desember, Warner Bros Discovery mengumumkan kesepakatan untuk menjual unit film dan layanan streamingnya ke Netflix.

Dalam dokumen hukum yang panjang, dewan menegaskan tawaran Paramount membawa risiko signifikan dan menolak klaim bahwa keluarga Ellison—miliarder yang menjadi pendukung finansial tawaran tersebut—memiliki pengaruh besar dalam pembiayaan.

Paramount memang didukung oleh keluarga Ellison, yang dikenal memiliki kekayaan besar dan hubungan politik yang cukup kuat di negara itu.

Menurut dewan, tawaran Netflix didanai dengan lebih kuat dan menawarkan nilai jangka panjang yang lebih baik bagi pemegang saham, sementara tawaran Paramount berpotensi menimbulkan risiko regulasi yang lebih tinggi.

Netflix menyambut rekomendasi tersebut. Ted Sarandos, co-chief executive Netflix, menggambarkan kesepakatan dengan Warner Bros sebagai pilihan yang lebih terstruktur secara pembiayaan dan lebih menguntungkan bagi pemegang saham.

Netflix menegaskan bahwa tawarannya memiliki struktur pendanaan yang jelas dan risiko regulasi yang lebih rendah, sementara Paramount bisa mengajukan tawaran lagi di kemudian hari.

Regulator di Amerika Serikat dan Eropa diperkirakan akan menilai rencana akuisisi ini secara cermat karena kekuatan pasar yang meningkat dalam industri streaming dan konten.

Jika Netflix berhasil, Warner Bros akan menjual studio film dan layanan streaming HBO, sambil mempertahankan hak atas perpustakaan konten mereka. Namun, jaringan televisi berbayar seperti CNN dan TNT bisa dipindahkan ke perusahaan terpisah sebelum penyelesaian. Paramount ingin membeli Warner Bros secara menyeluruh, termasuk jaringan milik WB seperti CBS, MTV, dan Showtime.

Pertarungan ini diperkirakan akan menarik perhatian regulator di AS dan Eropa, karena konsolidasi besar dapat memengaruhi pilihan konsumen di industri hiburan.

Mike Proulx dari firma riset Forrester menyatakan proses ini bisa memakan waktu berbulan-bulan lagi, menambah ketegangan dalam persaingan streaming.

Beberapa pihak di industri film menilai rencana merger penuh atau sebagian Warner Bros dengan pesaingnya berpotensi menekan upah dan pekerjaan, sementara serikat penulis memperingatkan bahwa jumlah konten bisa berkurang.

Komentar Ahli: Para pakar menganggap persaingan di industri hiburan kini bergantung pada bagaimana regulator menilai konsolidasi konten dan jaringan, dengan beberapa proyeksi mengarah ke perjalanan panjang hingga persetujuan akhir.

Ringkasan singkat: Pertarungan antara Netflix dan Paramount memperlihatkan pergeseran kekuatan di industri hiburan menuju platform streaming besar. Netflix dinilai lebih kuat dari sisi pembiayaan dan risiko regulasi, sementara Paramount masih menghadapi tantangan persetujuan regulator. Hasilnya akan membentuk bagaimana konten dan jaringan TV dikelola dalam beberapa tahun ke depan.

Inti utama: pilihan Netflix dipandang memiliki struktur pembiayaan lebih jelas dan risiko regulasi lebih rendah, menjadikannya opsi lebih stabil untuk pemegang saham. BBC News

Temukan berita terbaru dan peristiwa terkini di kategori Ekonomi pada tanggal 19-12-2025. Artikel berjudul "Warner Bros Pilih Netflix, Tolak Tawaran Rp1,63 Kuadriliun Paramount" memberikan informasi paling relevan dan terpercaya di bidang Ekonomi. Setiap berita dianalisis secara mendalam untuk memberikan wawasan berharga bagi pembaca kami.

Informasi dalam artikel " Warner Bros Pilih Netflix, Tolak Tawaran Rp1,63 Kuadriliun Paramount " membantu Anda membuat keputusan yang lebih tepat dalam kategori Ekonomi. Berita kami diperbarui secara berkala dan mematuhi standar jurnalistik.