Rahasia Sukses Investasi Saham: Dasar-Dasar yang Perlu Kamu Ketahui
Pelajari dasar-dasar pasar saham dan strategi investasi jangka panjang dari Brian Feroldi, penulis buku populer 'Why Does the Stock Market Go Up?'. Temukan bagaimana indikator teknikal dan pemahaman fundamental dapat membantu kamu menghadapi siklus pasar yang dinamis dan menghindari jebakan bearish.
Episode 99 dari ZAMONA Express bersama Caleb Silver
Pasar saham Amerika Serikat telah mencatatkan kenaikan selama empat minggu berturut-turut, sebuah tren yang semakin kuat dan sulit diabaikan. Indeks S&P 500 dan Nasdaq masing-masing naik lebih dari 3% pekan lalu, sementara Dow Jones meningkat sebesar 2,9%. S&P 500 kini telah naik sekitar 15% sejak Juni, dan Nasdaq bahkan menguat hingga 20% sejak titik terendahnya. Secara teknis, ini dapat dikatakan sebagai awal dari pasar bullish, meskipun masih ada beragam pendapat mengenai hal ini. Namun, kekuatan rally ini tak bisa dipandang sebelah mata, terutama bila kita melihat data teknikal. Rata-rata saham di Nasdaq Composite naik 34% dari titik terendahnya, mengingat beberapa bulan lalu banyak saham masih terpuruk hingga 50% dari puncak tertinggi mereka. Pergerakan ini menunjukkan perubahan sentimen pasar yang signifikan.
Indikator Breadth Thrust yang dikembangkan oleh investor legendaris Martin Zweig menunjukkan bahwa saat ini sedang terjadi salah satu momentum kuat yang hanya terjadi 14 kali sejak 1945. Sekitar 90% saham di S&P 500 sudah berada di atas rata-rata pergerakan 50 hari mereka, level tertinggi sejak November 2021. Rata-rata kenaikan setelah Breadth Thrust adalah sekitar 24,6% dalam jangka waktu 11 bulan, dan banyak pasar bullish dimulai dari sinyal ini.
Berita ekonomi yang membaik turut memperbaiki sentimen investor. Indeks Sentimen Konsumen dari University of Michigan menunjukkan peningkatan kepercayaan konsumen, sementara inflasi produsen dan konsumen menurun dari puncaknya bulan lalu. Hal ini mungkin menjadi sinyal bagi Federal Reserve bahwa kebijakan suku bunga yang agresif mulai memberikan hasil, dan potensi perlambatan kenaikan suku bunga pada pertemuan FOMC berikutnya semakin besar. Namun, pasar obligasi masih menunjukkan sinyal waspada dengan kurva imbal hasil yang terbalik, yang biasanya mengindikasikan kekhawatiran terhadap prospek ekonomi jangka pendek.
Kenalan dengan Brian Feroldi

Brian Feroldi adalah pendidik finansial dan penulis produktif yang telah berbagi pengetahuan tentang uang, finansial pribadi, dan investasi sejak tahun 2004. Dengan pengalaman investasi yang panjang, Brian dikenal karena kemampuannya memilih saham yang konsisten mengungguli pasar. Sejak 2015, ia menjadi penulis penuh waktu di Motley Fool dan telah menghasilkan lebih dari 3.000 artikel terkait saham dan keuangan.
Pada puncak pandemi COVID-19, Brian bahkan mengadakan sesi Zoom khusus untuk membantu ribuan investor tetap tenang dan fokus di tengah ketidakpastian pasar.
Isi Episode Ini
Langganan sekarang di: Apple Podcasts / Spotify / Google Podcasts / PlayerFM
Seringkali, investor terlalu rumit dalam memikirkan strategi investasi karena banyaknya pilihan dan informasi yang membanjiri. Selain itu, naluri dasar kita sering kali mendorong kita untuk takut saat pasar turun dan serakah saat pasar naik. Tapi bagaimana jika kita kembali ke pertanyaan-pertanyaan sederhana yang mendasar? Mengapa kita harus berinvestasi? Mengapa memilih saham? Kenapa pasar saham cenderung naik dalam jangka panjang? Brian Feroldi, jurnalis finansial yang berpengalaman, menulis buku “Why Does The Stock Market Go Up?” yang menjawab pertanyaan-pertanyaan fundamental ini dengan cara yang mudah dipahami.
Fakta Singkat: Sejak tahun 1926, indeks S&P 500 memberikan imbal hasil rata-rata tahunan sekitar 10,5%. Komposisi indeks dengan 500 saham mulai diterapkan sejak 1957, sejak saat itu rata-rata imbal hasil tahunan mencapai 10,67%, dengan fluktuasi tertinggi naik 38,06% dan penurunan terdalam 38,49% (krisis keuangan global 2008).
Brian menjelaskan bahwa dalam jangka pendek, pergerakan harga saham sering tidak mencerminkan kondisi bisnis sebenarnya. Sebuah perusahaan yang rugi atau kehilangan pelanggan bisa saja harga sahamnya naik. Namun, dalam jangka panjang, harga saham akan mencerminkan kinerja bisnis, seperti pertumbuhan pendapatan dan laba. Ini sesuai dengan kata Benjamin Graham: "Pasar dalam jangka pendek adalah mesin voting, tapi dalam jangka panjang adalah mesin penimbang."
Kita sering fokus hanya pada harga saham karena itulah yang ditampilkan media dan mudah diakses. Namun, yang paling penting adalah memahami bagaimana pendapatan perusahaan berkembang dari waktu ke waktu, karena itu yang sebenarnya menentukan nilai saham dalam jangka panjang.
Perubahan besar dalam pasar saham selama 20 tahun terakhir, seperti kemunculan algoritma dan trading otomatis, memang menambah volatilitas dan kompleksitas. Namun, investor individu memiliki keunggulan utama: kita mengelola uang sendiri tanpa tekanan memenuhi target kuartalan seperti manajer profesional, sehingga kita dapat bersabar dan fokus pada investasi jangka panjang.
Caleb dan Brian juga membahas pentingnya disiplin dan pemahaman tentang efek compounding atau bunga majemuk dalam membangun kekayaan. Mereka menekankan bahwa investor harus memahami alasan membeli saham tertentu dan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan jangka panjang, bukan sekadar mengikuti tren atau rumor pasar.
Mengenai perbedaan antara menabung dan berinvestasi, Brian menyarankan bahwa pemula harus fokus meningkatkan pendapatan dan tingkat tabungan terlebih dahulu sebelum berusaha mengoptimalkan hasil investasi. Seiring waktu, portofolio investasi akan menjadi penggerak utama kekayaan.
Brian juga berbagi istilah favoritnya, yaitu "gross profit" atau laba kotor, yang menurutnya adalah indikator penting yang mencerminkan seberapa besar nilai produk perusahaan dihargai oleh pelanggan, bahkan lebih penting daripada pendapatan.
Istilah Minggu Ini: Reverse Repo
Reverse repo adalah perjanjian jangka pendek di mana suatu pihak membeli surat berharga untuk kemudian dijual kembali dengan harga sedikit lebih tinggi. Ini sering digunakan dalam aktivitas pinjam-meminjam antar bank dan oleh bank sentral seperti Federal Reserve untuk mengatur likuiditas pasar uang. Dengan rencana Fed mengurangi neraca sebesar hampir sembilan triliun dolar dan mulai menjual obligasi pemerintah, aktivitas reverse repo menjadi indikator penting untuk dipantau karena dapat mempengaruhi ketersediaan dana di pasar dan stabilitas ekonomi, terutama jika memasuki resesi.
Volume transaksi reverse repo telah mencapai lebih dari 2 triliun dolar selama 39 hari berturut-turut, didominasi oleh dana pasar uang. Fed saat ini membayar tingkat reverse repo tertinggi di 2,3% sebagai imbal hasil. Pergerakan dana ini dari bank ke dana pasar uang berpotensi mengurangi cadangan bank dan membatasi kemampuan pemberian pinjaman, yang bisa menjadi tantangan serius bagi pemulihan ekonomi.
Kita akan terus mengamati pasar reverse repo dengan seksama dalam beberapa bulan ke depan sebagai indikator penting atas kondisi pasar modal dan ekonomi Amerika Serikat.
Temukan berita terbaru dan peristiwa terkini di kategori Berita Keuangan pada tanggal 20-08-2022. Artikel berjudul "Rahasia Sukses Investasi Saham: Dasar-Dasar yang Perlu Kamu Ketahui" memberikan informasi paling relevan dan terpercaya di bidang Berita Keuangan. Setiap berita dianalisis secara mendalam untuk memberikan wawasan berharga bagi pembaca kami.
Informasi dalam artikel " Rahasia Sukses Investasi Saham: Dasar-Dasar yang Perlu Kamu Ketahui " membantu Anda membuat keputusan yang lebih tepat dalam kategori Berita Keuangan. Berita kami diperbarui secara berkala dan mematuhi standar jurnalistik.


