Rahasia di Balik Lonjakan Saham Apple yang Membuat Investor Semangat
Saham Apple melonjak tajam setelah analis Bernstein merekomendasikan untuk membeli, mengajak investor mengikuti strategi Warren Buffett dan memanfaatkan momen penurunan harga saham yang menarik ini.
Saham Apple Melonjak Setelah Analis Bernstein Mengajak Investor 'Berpikir Seperti Buffett' dan Membeli Saham Bernilai Tinggi
Fakta Penting
- Saham Apple naik pada hari Senin setelah analis Bernstein meng-upgrade rekomendasi menjadi outperform dengan target harga $195.
- Analis Bernstein mendorong investor untuk 'berpikir seperti Buffett' dan memanfaatkan penurunan saham tahun ini yang dipengaruhi kekhawatiran terhadap pendapatan dan pasar China.
- Sementara itu, iPad Apple kini diklasifikasikan sebagai 'gatekeeper' menurut aturan pasar digital Uni Eropa yang bertujuan membatasi dominasi perusahaan teknologi besar.
Saham Apple (AAPL) melonjak pada hari Senin setelah peningkatan rekomendasi dari analis Bernstein yang menilai Apple sebagai merek konsumen penting dengan nilai saham yang terlalu turun akibat kekhawatiran investor soal pendapatan dan pertumbuhan di China.
Analis ini mengubah rating Apple dari "Market Perform" menjadi "Outperform" sambil mempertahankan target harga $195. Saham Apple naik 3,1% menjadi $174,55 pada pukul 13.00 ET, bahkan sempat menyentuh $176,03 di awal sesi.
Bernstein menyarankan investor untuk "membeli saat ada ketakutan," menganggap penurunan harga saat ini sebagai peluang masuk yang menarik.
"Berpikir seperti Buffett. Meski terkenal sebagai investor jangka panjang, Warren Buffett sangat disiplin menambah posisi Apple saat harganya murah dan mengurangi saat harganya mahal," tulis analis Bernstein.
Siklus iPhone 15 yang Melemah dan Kekhawatiran China
Saham Apple kurang berperforma tahun ini terutama karena siklus iPhone 15 yang kurang menggairahkan serta tantangan bisnis di China yang dianggap struktural, meski kenaikan hari Senin belum bisa menutupi penurunan sekitar 8% sejak awal tahun.
Namun, analis menilai masalah Apple di China lebih bersifat siklus daripada struktural, dengan kinerja yang memang lebih berfluktuasi dibanding pasar lain.
Mereka juga mencatat bahwa larangan penggunaan iPhone di perusahaan milik negara China sudah berlangsung bertahun-tahun dan tidak menunjukkan tanda-tanda meluas secara signifikan.
Peluncuran iPhone 16 diprediksi dapat memicu siklus penjualan baru berkat fitur kecerdasan buatan (AI) yang inovatif, mirip dengan lonjakan penjualan saat fitur Siri dan FaceTime diperkenalkan.
Selain itu, saham Apple cenderung mengalami kenaikan signifikan menjelang peluncuran iPhone, sebuah pola yang konsisten terlihat dalam 15 dari 17 tahun terakhir.
Regulasi Ketat dan Fokus Uni Eropa pada iPad
Selain menghadapi tantangan di pasar China, Apple juga tengah berhadapan dengan tekanan regulasi. Departemen Kehakiman AS baru-baru ini mengajukan gugatan antimonopoli terhadap perusahaan ini terkait dugaan monopoli pasar smartphone.
Di sisi lain, Komisi Eropa mengumumkan bahwa sistem operasi iPad kini dikategorikan sebagai "gatekeeper" di bawah Digital Markets Act Uni Eropa, sebuah langkah untuk membatasi dominasi perusahaan teknologi besar seperti Apple, Alphabet (Google), dan Microsoft.
Aturan ini mulai berlaku bulan lalu dan bertujuan mencegah praktik anti-persaingan yang merugikan konsumen dan pelaku pasar lain.
Temukan berita terbaru dan peristiwa terkini di kategori Berita Perusahaan pada tanggal 04-05-2024. Artikel berjudul "Rahasia di Balik Lonjakan Saham Apple yang Membuat Investor Semangat" memberikan informasi paling relevan dan terpercaya di bidang Berita Perusahaan. Setiap berita dianalisis secara mendalam untuk memberikan wawasan berharga bagi pembaca kami.
Informasi dalam artikel " Rahasia di Balik Lonjakan Saham Apple yang Membuat Investor Semangat " membantu Anda membuat keputusan yang lebih tepat dalam kategori Berita Perusahaan. Berita kami diperbarui secara berkala dan mematuhi standar jurnalistik.


