Pasar Kerja di Amerika Serikat Mengalami Penurunan, Namun Peluang Masih Terbuka
Meskipun jumlah lowongan pekerjaan di AS turun ke level terendah sejak dua tahun terakhir, pasar kerja tetap menawarkan peluang yang cukup bagi pencari kerja. Ketahui bagaimana dinamika ini memengaruhi tenaga kerja dan upah di tengah kebijakan suku bunga yang ketat.
Diccon Hyatt adalah jurnalis berpengalaman di bidang keuangan dan ekonomi yang telah meliput ekonomi era pandemi melalui ratusan artikel dalam dua tahun terakhir. Ia menguraikan topik-topik keuangan yang kompleks dengan bahasa yang mudah dipahami, menyoroti dampak perubahan ekonomi terhadap keuangan individu dan pasar. Diccon juga pernah bekerja di U.S. 1, Community News Service, dan Middletown Transcript.
Pencari kerja yang sebelumnya menikmati banyak pilihan mulai menghadapi penurunan kesempatan pada bulan Juni, karena jumlah lowongan pekerjaan turun ke angka terendah sejak April 2021.
Intisari
- Jumlah lowongan pekerjaan turun ke titik terendah dalam dua tahun terakhir, namun masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan standar historis.
- Kekuatan tawar pekerja untuk meminta kenaikan gaji mulai melemah di pasar tenaga kerja yang melambat akibat kebijakan kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve.
- Jumlah lowongan yang ada mungkin tidak sepenuhnya akurat, karena beberapa perusahaan memposting lowongan palsu untuk memperbaiki citra dan meningkatkan semangat kerja.
Badan Statistik Tenaga Kerja AS (BLS) melaporkan bahwa jumlah lowongan pekerjaan menurun sebanyak 34.000 dari Mei ke Juni, menurun ke angka 9,6 juta — level terendah dalam dua tahun terakhir. Selain itu, data untuk bulan Mei direvisi turun sebanyak 200.000 lowongan dari laporan sebelumnya. Meski demikian, masih terdapat 1,6 lowongan pekerjaan untuk setiap pekerja yang menganggur, turun dari puncak 2 lowongan pada Maret 2022, namun tetap jauh di atas tingkat sebelum pandemi.
"Pasar tenaga kerja AS memang mulai melambat, namun masih cukup aktif," ujar Nick Bunker, kepala riset ekonomi di Indeed Hiring Lab. "Permintaan tenaga kerja, baik baru maupun yang sudah ada, tetap tinggi dan pencari kerja masih memiliki kendali."
Perlambatan pasar tenaga kerja membuat posisi pencari kerja yang sebelumnya memiliki keunggulan menjadi lebih menantang. Namun, bagi pejabat Federal Reserve, kondisi ini menunjukkan bahwa kebijakan kenaikan suku bunga untuk menekan inflasi mulai memberikan hasil yang diharapkan. Fed melihat pertumbuhan upah sebagai salah satu penyebab inflasi, terutama di sektor jasa yang biaya tenaga kerjanya memengaruhi harga secara signifikan, sehingga mereka berharap kenaikan upah menjadi lebih moderat.
Survei Job Openings and Labor Turnover (JOLTS) juga menunjukkan tanda-tanda pendinginan pasar tenaga kerja. Pada Juni, jumlah pekerja yang mengundurkan diri turun menjadi 3,8 juta dari 4 juta pada Mei, mengindikasikan penurunan kepercayaan pekerja untuk mendapatkan pekerjaan baru.
Lebih lanjut, Ian Shepherdson, ekonom utama di Pantheon Macroeconomics, menyatakan bahwa jumlah lowongan pekerjaan mungkin terlalu optimis. Hal ini disebabkan sebagian dari lowongan tersebut bisa jadi palsu. Dalam survei Clarify Capital tahun 2022, para pemberi kerja mengakui memposting lowongan untuk alasan seperti memberi kesan perusahaan berkembang atau menjaga semangat kerja karyawan yang sudah ada.
Apakah Anda memiliki informasi berita untuk reporter ZAMONA? Silakan kirimkan email ke tips@ZAMONA.
Temukan berita terbaru dan peristiwa terkini di kategori Berita Ekonomi pada tanggal 06-08-2023. Artikel berjudul "Pasar Kerja di Amerika Serikat Mengalami Penurunan, Namun Peluang Masih Terbuka" memberikan informasi paling relevan dan terpercaya di bidang Berita Ekonomi. Setiap berita dianalisis secara mendalam untuk memberikan wawasan berharga bagi pembaca kami.
Informasi dalam artikel " Pasar Kerja di Amerika Serikat Mengalami Penurunan, Namun Peluang Masih Terbuka " membantu Anda membuat keputusan yang lebih tepat dalam kategori Berita Ekonomi. Berita kami diperbarui secara berkala dan mematuhi standar jurnalistik.


