Mengungkap Tantangan di Balik Tingkat Pengangguran Rendah
Temukan mengapa tingkat pengangguran yang sangat rendah bisa menjadi tantangan bagi ekonomi, termasuk dampak pada inflasi dan produktivitas.
Kapan tingkat pengangguran yang rendah justru menjadi masalah?
Pandemi COVID-19 membawa perubahan drastis pada pasar tenaga kerja global. Setelah krisis keuangan 2008-2009 yang menyebabkan tingkat pengangguran mencapai sekitar 10%, pemulihan perlahan terjadi hingga Februari 2020 ketika tingkat pengangguran turun ke angka 3,5%. Namun, dalam waktu singkat akibat kebijakan pembatasan sosial, jutaan pekerja di Amerika Serikat kehilangan pekerjaan mereka, mendorong tingkat pengangguran melonjak hingga 14,7% pada April 2020 menurut data Biro Statistik Tenaga Kerja AS.
Proses pemulihan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja kemungkinan membutuhkan waktu lama. Jika suatu saat tingkat pengangguran kembali ke angka sekitar 3,5%, banyak yang menganggap hal itu positif. Namun, mengapa beberapa pakar ekonomi mempertanyakan apakah tingkat pengangguran yang sangat rendah bisa menjadi masalah?
Tingkat pengangguran diartikan sebagai persentase tenaga kerja yang aktif mencari pekerjaan namun belum mendapatkannya. Mengapa angka 3,5% dianggap terlalu rendah? Apakah benar kondisi ini bisa merugikan perekonomian meski mayoritas orang memiliki pekerjaan?
Intisari Penting
- Tingkat pengangguran rendah biasanya pertanda ekonomi yang sehat.
- Tetapi, tingkat yang sangat rendah dapat memicu masalah seperti inflasi upah dan penurunan produktivitas.
- Ketika setiap pekerjaan baru tidak lagi menghasilkan produktivitas yang sebanding dengan biayanya, maka terjadi kesenjangan output atau "slack" di pasar tenaga kerja.
Produktivitas dan Keseimbangan Pasar Tenaga Kerja
Pasar tenaga kerja memiliki titik di mana penambahan pekerjaan baru tidak meningkatkan produktivitas secara proporsional, sehingga pekerjaan tambahan menjadi kurang efisien. Fenomena ini disebut kesenjangan output atau "slack". Dalam kondisi ideal, ekonomi beroperasi pada kapasitas penuh tanpa adanya slack. Dalam istilah ekonomi, slack dihitung dari selisih antara U6 dan U3, di mana U6 mencakup pengangguran tersembunyi dan pekerja paruh waktu yang menginginkan pekerjaan penuh waktu, sedangkan U3 hanya menghitung pengangguran resmi.

Seperti siklus ekonomi yang naik turun, kesenjangan output juga berfluktuasi. Saat terjadi kesenjangan negatif, sumber daya ekonomi, khususnya tenaga kerja, kurang dimanfaatkan. Sebaliknya, kesenjangan positif menunjukkan penggunaan sumber daya yang berlebihan sehingga menurunkan efisiensi ekonomi. Kondisi ini sering terjadi saat tingkat pengangguran sangat rendah.
Para ekonom berpendapat bahwa ketika tingkat pengangguran di bawah 5%, ekonomi sudah berada pada atau mendekati kapasitas penuh. Oleh karena itu, pada angka 3,5%, dapat dikatakan tingkat pengangguran terlalu rendah dan berpotensi menyebabkan ketidakefisienan di perekonomian AS.
Inflasi Upah yang Meningkat
Kenaikan upah biasanya membawa dampak positif, namun jika inflasi upah melebihi laju inflasi umum, terutama di sektor industri dan konsumen, hal ini justru menjadi masalah. Perusahaan kecil dengan margin keuntungan tipis seringkali kesulitan menghadapi tekanan upah yang meningkat. Menurut analisis Goldman Sachs, percepatan inflasi biaya tenaga kerja sebesar 100 basis poin bisa menurunkan laba per saham indeks Russell 2000 sekitar 2%, dua kali lipat dampak pada indeks S&P 500.
Inflasi upah timbul karena permintaan tenaga kerja yang tinggi saat pengangguran rendah. Dengan jumlah pekerja yang terbatas, perusahaan harus menawarkan upah lebih tinggi untuk menarik dan mempertahankan tenaga kerja. Akibatnya, beberapa perusahaan kecil terpaksa merekrut pekerja dengan keterampilan lebih rendah, yang dapat menurunkan produktivitas secara keseluruhan.
Tingkat Pengangguran Saat Ini
Per Juni 2024, tingkat pengangguran di Amerika Serikat tercatat sekitar 4,1%, menurut Biro Statistik Tenaga Kerja AS.
Mengapa Inflasi Upah Menjadi Masalah?
Inflasi upah menjadi tantangan besar bagi perusahaan kecil yang tidak memiliki margin keuntungan cukup untuk menyerap kenaikan biaya tenaga kerja, sehingga produktivitas dapat menurun.
Apakah Pengangguran Rendah Bisa Memicu Resesi?
Meski belum ada bukti kausal langsung, penelitian dari University of Massachusetts Global mengindikasikan bahwa tingkat pengangguran yang sangat rendah bisa menjadi tanda akan terjadinya resesi, seperti yang terjadi pada 1969 ketika pengangguran turun ke 3,5% dan kemudian naik menjadi 6,1% setahun kemudian. Namun, fenomena ini juga bisa berkaitan dengan siklus alami ekonomi yang mengalami resesi setelah periode ekspansi panjang.
Kesimpulan
Ketika Federal Reserve menyesuaikan kebijakan moneter untuk mencapai kapasitas penuh perekonomian, mereka menghadapi berbagai tantangan ekonomi dan sosial. Inflasi upah yang meningkat akibat tingkat pengangguran yang sangat rendah dapat menggerus keuntungan perusahaan, namun solusi nyata untuk menghindari hal ini sangat terbatas karena hak individu untuk mencari pekerjaan tidak bisa dibatasi.
Temukan berita terbaru dan peristiwa terkini di kategori Ekonomi pada tanggal 10-09-2023. Artikel berjudul "Mengungkap Tantangan di Balik Tingkat Pengangguran Rendah" memberikan informasi paling relevan dan terpercaya di bidang Ekonomi. Setiap berita dianalisis secara mendalam untuk memberikan wawasan berharga bagi pembaca kami.
Informasi dalam artikel " Mengungkap Tantangan di Balik Tingkat Pengangguran Rendah " membantu Anda membuat keputusan yang lebih tepat dalam kategori Ekonomi. Berita kami diperbarui secara berkala dan mematuhi standar jurnalistik.


