Mengungkap Negara-negara yang Dikenai Sanksi oleh AS dan Alasan di Baliknya
Jonas Elmerraji
Jonas Elmerraji 10 bulan yang lalu
Penulis Keuangan, Editor, dan Spesialis Data Science #Pemerintahan & Kebijakan
0
3.2K

Mengungkap Negara-negara yang Dikenai Sanksi oleh AS dan Alasan di Baliknya

Pelajari bagaimana Amerika Serikat menggunakan sanksi ekonomi dan perdagangan sebagai alat kuat untuk mempengaruhi negara-negara yang melanggar hak asasi manusia, mendukung terorisme, atau mengancam kepentingannya, serta dampak jangka panjangnya.

Suzanne adalah seorang pemasar konten, penulis, dan pemeriksa fakta. Dia memiliki gelar Sarjana Ilmu Keuangan dari Bridgewater State University dan membantu mengembangkan strategi konten.

Menghindari perselisihan dengan Amerika Serikat sangatlah bijaksana. Sebagai negara dengan ekonomi terbesar di dunia, AS juga memiliki kekuatan militer yang luar biasa.

Namun, ketika kekuatan militer tidak menjadi pilihan, sanksi ekonomi dan perdagangan yang diberlakukan AS bisa memberikan dampak yang jauh lebih besar.

Sanksi ekonomi merupakan cara bagi pemerintah besar untuk menunjukkan ketidaksetujuan mereka terhadap tindakan negara lain. Berbeda dengan konflik militer yang mahal dari segi ekonomi dan politik, sanksi biasanya lebih halus, terutama bagi pihak yang memberlakukannya.

Bagi negara yang dikenai sanksi, konsekuensinya bisa sangat merugikan dan bertahan lama.

Intisari Penting

  • AS biasanya mengenakan sanksi kepada negara yang melanggar hak asasi manusia atau mendukung terorisme.
  • Sanksi dapat dikenakan terhadap seluruh negara, individu tertentu, atau entitas di dalam negara tersebut.
  • Negara-negara dengan sanksi paling lama meliputi Kuba, Iran, Korea Utara, dan Suriah.
  • Pada Februari 2022, Presiden AS Joe Biden mengumumkan sanksi ekonomi dan perdagangan terhadap Rusia akibat agresi militernya terhadap Ukraina.
  • Pada Februari 2025, Presiden Donald Trump memperketat tekanan maksimal terhadap Iran untuk membatasi kemampuan nuklir dan terorisme yang disponsori negara tersebut.

Mengapa AS Menerapkan Sanksi?

Apa yang membuat sebuah negara dikenai sanksi AS? Biasanya, AS mengenakan sanksi pada negara yang mendukung terorisme atau melakukan pelanggaran hak asasi manusia terhadap warganya maupun negara lain.

Selain itu, sanksi juga diberlakukan terhadap negara yang dianggap mengancam kepentingan AS, misalnya melalui praktik perdagangan yang tidak adil. Sanksi bertujuan untuk mencegah perilaku buruk dengan memberikan tekanan ekonomi.

Perbedaan Sanksi dan Tarif

Sanksi adalah hukuman yang dijatuhkan kepada pemerintahan asing atau individu untuk mengubah perilaku mereka. Tarif adalah pajak yang dikenakan pada barang impor.

Negara-negara yang Dikenai Sanksi oleh AS

Program sanksi AS dapat berubah seiring waktu. Untuk informasi terbaru, kunjungi situs Office of Foreign Assets Control (OFAC) di Departemen Keuangan AS.

Per Februari 2025, negara dan wilayah berikut, termasuk perusahaan dan individu di dalamnya, menjadi subjek sanksi aktif AS:

  • Afghanistan
  • Balkan
  • Belarus
  • Burma
  • Republik Afrika Tengah
  • China
  • Kuba
  • Republik Demokratik Kongo
  • Etiopia
  • Hong Kong
  • Iran
  • Iraq
  • Lebanon
  • Libya
  • Mali
  • Nikaragua
  • Korea Utara
  • Rusia
  • Somalia
  • Sudan
  • Sudan Selatan
  • Suriah
  • Venezuela
  • Yaman

Sanksi terhadap Rusia

Pada 22 Februari 2022, Presiden Joe Biden mengumumkan sanksi sebagai respons atas invasi militer Rusia ke Ukraina, yang meliputi penyerangan ke dua wilayah separatis di Ukraina timur.

Awalnya, sanksi memblokir dua lembaga keuangan milik negara Rusia, Vnesheconombank dan Promsvyazbank, yang mendanai militer Rusia.

Pada 24 Februari 2022, sanksi diperluas ke lembaga keuangan besar seperti Sberbank dan VTB Bank, memutus akses mereka ke sistem keuangan AS.

Selain itu, perusahaan dan individu AS dilarang membeli utang negara Rusia di pasar sekunder.

Elit Rusia dan keluarga mereka juga menjadi sasaran finansial, sementara kontrol ekspor menghambat impor teknologi ke Rusia.

Berikut ini detail empat negara dengan sanksi paling lama.

Kuba

Salah satu program sanksi paling lama dan terkenal adalah terhadap Kuba, negara tetangga AS di selatan.

Pada Februari 1959, Fidel Castro mengambil alih kekuasaan di Kuba menggantikan pemerintahan yang didukung AS. Ironisnya, rezim Batista sebelumnya jatuh sebagian karena embargo senjata yang diberlakukan AS.

AS telah memberlakukan embargo perdagangan sejak Castro berkuasa sebagai hukuman atas penghambatan demokrasi.

Meski warga AS umumnya tidak boleh berdagang atau berwisata ke Kuba, kedekatan geografis dan komunitas Kuba-Amerika yang besar memungkinkan beberapa pengecualian, seperti urusan resmi pemerintah, bantuan kemanusiaan, jurnalisme, dan kunjungan keluarga.

Bisnis sektor swasta tetap dilarang karena risiko hukum dan keuangan yang besar.

Pada akhir 2024, Presiden Biden menghapus status Kuba sebagai sponsor terorisme, namun pada Januari 2025, Presiden Trump mengembalikannya.

Iran

Setelah Revolusi Iran 1979 menggulingkan Shah yang pro-Barat, pemerintahan teokratis menggantikannya.

Krisis Sandera Iran dan peristiwa berikutnya memicu embargo perdagangan dari AS.

Sanksi berlanjut akibat hubungan politik yang tegang, dukungan Iran terhadap terorisme, dan kontroversi pengayaan uranium.

Pada Februari 2025, Presiden Trump memperketat tekanan ekonomi maksimum untuk membatasi pengembangan senjata nuklir dan jaringan teror Iran.

Perdebatan mengenai sanksi terhadap Iran masih sangat hangat hingga kini.

Korea Utara

Korea Utara mengalami dampak sanksi AS paling keras. Konflik bermula sejak Perang Korea pada 1950-an, ketika AS melawan dukungan Uni Soviet untuk Korea komunis.

Meskipun perang secara teknis belum berakhir dan hanya gencatan senjata diterapkan sejak 1953, AS terus memberlakukan pembatasan perdagangan ketat terhadap Korea Utara.

Pada 2018, ketegangan sempat mereda dengan Deklarasi Panmunjom yang ditandatangani pemimpin Korea Selatan dan Utara untuk kerjasama lebih baik.

AS dan PBB telah mengenakan sanksi ekonomi dan keuangan untuk menekan program nuklir dan militer Korea Utara.

Namun, negara ini tetap mengabaikan sanksi, dengan melakukan uji coba misil balistik antarbenua pada Desember 2023 dan Oktober 2024, serta misil jarak pendek pada Januari 2025.

Pada akhir Januari 2025, Kim Jong-un menegaskan penguatan kemampuan nuklirnya.

Laporan juga menyebut Korea Utara mengirim pasukan dan senjata ke Ukraina untuk mendukung Rusia, dengan beberapa tentara Korea Utara ditangkap oleh Ukraina.

Suriah

Suriah termasuk negara yang pernah disebut oleh mantan Duta Besar PBB John Bolton sebagai bagian dari “poros kejahatan,” karena dukungannya terhadap terorisme.

AS memberlakukan pembatasan perdagangan ketat, melarang ekspor besar dan layanan keuangan bagi individu atau organisasi yang terkait terorisme.

Meskipun standar hidup dan kualitas hidup tampak mirip di Suriah, kenyataannya terdapat perbedaan signifikan antara kuantitas dan kualitas.

Pada Desember 2024, Bashar Assad digulingkan, dan pada Januari 2025, AS melonggarkan sebagian pembatasan untuk memungkinkan bantuan kemanusiaan, penjualan energi, dan transaksi bisnis lainnya.

AS belum mencabut seluruh sanksi, namun mendukung pemerintah transisi Suriah.

Fakta Singkat

Sanksi yang menyasar rezim politik sering berdampak besar terhadap kehidupan rakyat biasa.

Sanksi Ekonomi Lainnya

Tidak semua sanksi AS menargetkan negara secara keseluruhan, beberapa diarahkan pada individu atau kelompok tertentu.

Biasanya, sanksi tersebut menargetkan kelompok politik atau organisasi yang mendorong kekerasan atau ketidakstabilan sosial, serta pejabat pemerintah atau militer.

Contohnya, lewat Global Magnitsky Act sejak Desember 2017, AS memberlakukan pembatasan visa dan sanksi finansial terhadap pelaku pelanggaran di Burma (Myanmar).

Pada 2019, tambahan sanksi dikenakan kepada Komandan Tertinggi Jenderal Min Aung Hlaing dan deputinya, Jenderal Soe Win.

Pada Maret 2023, OFAC mengingatkan warga AS untuk mematuhi sanksi bahan bakar jet terhadap rezim militer Burma yang menggulingkan pemerintahan sipil terpilih pada Februari 2021 dan melakukan serangan udara ke sekolah, tempat ibadah, dan acara budaya.

Departemen Keuangan AS mempublikasikan daftar orang dan organisasi yang dilarang berbisnis dengan warga negara dan entitas AS.

Apa Itu Sanksi AS?

Sanksi AS adalah hukuman yang diterapkan pemerintah AS untuk mengubah perilaku negara, kelompok, atau individu yang bertentangan dengan kepentingan AS, termasuk komitmen terhadap hak asasi manusia dan pemberantasan terorisme.

Bisakah Sanksi Dicabut?

Bisa. Misalnya, pada 18 November 2021, Presiden Biden mencabut sanksi terhadap individu di Burundi setelah tercapai perbaikan perilaku pemerintah Burundi.

Contoh Jenis Sanksi

Jenis sanksi AS mencakup pembatasan perdagangan, larangan visa, embargo senjata, dan larangan perjalanan.

Kesimpulan

Tindakan militer bukan satu-satunya pilihan dalam perselisihan politik antarnegara. Sanksi ekonomi memberikan alternatif cepat bagi AS untuk menekan negara yang melanggar tanpa harus mengirim pasukan dan mempertaruhkan nyawa.

Temukan berita terbaru dan peristiwa terkini di kategori Pemerintahan & Kebijakan pada tanggal 10-02-2025. Artikel berjudul "Mengungkap Negara-negara yang Dikenai Sanksi oleh AS dan Alasan di Baliknya" memberikan informasi paling relevan dan terpercaya di bidang Pemerintahan & Kebijakan. Setiap berita dianalisis secara mendalam untuk memberikan wawasan berharga bagi pembaca kami.

Informasi dalam artikel " Mengungkap Negara-negara yang Dikenai Sanksi oleh AS dan Alasan di Baliknya " membantu Anda membuat keputusan yang lebih tepat dalam kategori Pemerintahan & Kebijakan. Berita kami diperbarui secara berkala dan mematuhi standar jurnalistik.

0
3.2K

Inliber adalah platform berita global yang menyajikan informasi akurat dan terpercaya dari seluruh dunia secara cepat.

Kami menyajikan liputan mendalam tentang teknologi, politik, kesehatan, olahraga, budaya, keuangan, dan banyak lagi. Inliber dirancang untuk semua pengguna internet dengan antarmuka yang ramah, sumber tepercaya, dan konten berkualitas tinggi di era digital saat ini.