Memahami Teori Pasar Fraktal: Kunci Dinamika Investasi dan Likuiditas
Jelajahi bagaimana Teori Pasar Fraktal mengungkap perilaku investor dan likuiditas pasar selama masa krisis dan stabilitas, menawarkan perspektif baru yang melampaui teori pasar tradisional.
Erika Rasure diakui secara internasional sebagai ahli ekonomi konsumen terkemuka, peneliti, dan pendidik. Ia juga seorang terapis keuangan dan pelatih transformasi yang fokus membantu perempuan memahami cara berinvestasi dengan cerdas.
Pasca krisis keuangan 2008, banyak teori ekonomi klasik mulai dipertanyakan, terutama Efisien Market Hypothesis (EMH) yang gagal menjelaskan fenomena tersebut secara memadai. EMH berasumsi bahwa investor bertindak rasional dan pasar bersifat efisien, sehingga investor tidak dapat mengalahkan pasar secara konsisten atau membeli saham undervalued. Untuk mendapatkan keuntungan di atas rata-rata pasar, investor harus siap menghadapi risiko aset yang volatil.
Sebaliknya, ekonom terkenal Robert Shiller menekankan bahwa harga aset memang sangat fluktuatif sehingga asumsi efisiensi pasar dan rasionalitas investor tidak selalu berlaku. Meski EMH masih menjadi teori utama dalam keuangan modern, teori alternatif mulai muncul, salah satunya adalah Fractal Market Hypothesis (FMH) yang menyoroti peran horizon investasi dan likuiditas pasar — aspek yang kurang diperhatikan dalam EMH. FMH menawarkan penjelasan lebih realistis tentang perilaku investor, terutama selama masa krisis dan stabilitas.
Gambaran Umum
Edgar Peters mengembangkan FMH pada tahun 1991 dengan pendekatan teori chaos untuk menjelaskan keberagaman investor berdasarkan horizon investasi mereka. Istilah "fractal" berasal dari matematika, menggambarkan bentuk geometris yang terfragmentasi namun bagian-bagiannya mereplikasi bentuk keseluruhan dengan sangat mirip.
Secara intuitif, analisis teknikal termasuk dalam konsep fraktal karena fokusnya pada pola pergerakan harga yang diyakini berulang sepanjang waktu. FMH mengkaji horizon investasi, peran likuiditas, dan dampak informasi sepanjang siklus bisnis secara menyeluruh. (Pelajari juga: Dasar-dasar Analisis Teknikal.)
Horizon Investasi
Horizon investasi adalah jangka waktu yang diperkirakan investor akan memegang aset. Horizon ini mencerminkan kebutuhan investor terkait tingkat risiko dan target pengembalian. Menurut FMH, dalam kondisi pasar stabil, horizon investasi antara jangka pendek dan panjang cenderung seimbang.
Investor jangka pendek lebih fokus pada fluktuasi harga harian dibandingkan investor jangka panjang. Namun, saat krisis mendekat atau terjadi, FMH menyatakan satu horizon akan mendominasi yang lain. Biasanya, aktivitas trading jangka pendek meningkat tajam sementara investor jangka panjang cenderung memperpendek horizon mereka karena harga terus turun. Perubahan horizon ini menyebabkan likuiditas pasar menurun dan kestabilan terganggu.
Peran Likuiditas
Dalam FMH, likuiditas pasar mengacu pada kemudahan investor membeli dan menjual sekuritas tanpa mempengaruhi harga pasar secara signifikan. Likuiditas terbentuk ketika investor memiliki pandangan berbeda terhadap nilai aset sehingga terjadi transaksi. Namun saat krisis, horizon jangka panjang menyusut, menyebabkan homogenisasi investor dan menurunnya likuiditas karena tidak ada yang mau mengambil sisi berlawanan dalam transaksi. Struktur fraktal memastikan bahwa perbedaan interpretasi informasi memunculkan variasi horizon investasi yang menjaga likuiditas dan pergerakan harga yang teratur. (Baca juga: Memahami Likuiditas Finansial.)
Dampak Informasi
Informasi memegang peranan penting dalam pengambilan keputusan investasi. Dalam kerangka FMH, ketersediaan informasi dapat memengaruhi perubahan horizon investasi dan likuiditas pasar. Di masa stabil, semua investor berbagi informasi yang sama namun persepsi yang berbeda menghasilkan keputusan investasi yang bervariasi: trader harian mungkin menjual saat terjadi fluktuasi harga, sementara manajer dana pensiun lebih sabar.
Ketika harga turun drastis, investor jangka panjang cenderung memangkas horizon dan mulai menjual aset mereka, yang berpotensi mempercepat penurunan harga di periode berikutnya. Dalam FMH, informasi yang memicu perubahan horizon investasi akan menyebabkan ketidakstabilan dan likuiditas pasar menurun.
Kesimpulan
Dalam ranah teori keuangan, EMH telah lama mendominasi dengan asumsi pasar efisien dan investor rasional. Namun, teori ini gagal menjelaskan fenomena krisis secara memadai. Pendukung EMH sering menganggap perilaku irasional investor sebagai penyebab krisis 2008, namun definisi EMH menyatakan bahwa semua informasi tercermin secara efisien dalam harga pasar.
Ketidakmampuan EMH dalam menjelaskan ketidakefisienan pasar membuka ruang bagi teori alternatif seperti Noisy Market Hypothesis, Adaptive Market Hypothesis, dan terutama Fractal Market Hypothesis. FMH secara khusus menelaah perilaku horizon investasi, likuiditas, dan dampak informasi selama masa krisis dan stabilitas. Pasar yang stabil menurut FMH ditandai oleh likuiditas tinggi yang muncul dari adanya berbagai horizon investasi di antara investor.
Stabilitas pasar menurut FMH bergantung pada keragaman horizon investasi dan aset yang likuid. Ketika informasi mendorong keputusan jual dan beli secara masif, pasar menjadi tidak stabil. Saat krisis, horizon investasi memendek sehingga lebih banyak investor menjual aset yang kurang likuid. Meskipun berbeda secara fundamental dengan EMH, kedua teori ini sama-sama menempatkan informasi sebagai kunci untuk memahami perilaku investor.
Temukan berita terbaru dan peristiwa terkini di kategori Ekonomi pada tanggal 30-06-2019. Artikel berjudul "Memahami Teori Pasar Fraktal: Kunci Dinamika Investasi dan Likuiditas" memberikan informasi paling relevan dan terpercaya di bidang Ekonomi. Setiap berita dianalisis secara mendalam untuk memberikan wawasan berharga bagi pembaca kami.
Informasi dalam artikel " Memahami Teori Pasar Fraktal: Kunci Dinamika Investasi dan Likuiditas " membantu Anda membuat keputusan yang lebih tepat dalam kategori Ekonomi. Berita kami diperbarui secara berkala dan mematuhi standar jurnalistik.


