Memahami Sensory Overload: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya
Sensory overload terjadi ketika satu atau lebih indera kita mengalami rangsangan berlebihan. Pelajari penyebab, gejala, dan cara efektif mengelola sensory overload untuk meningkatkan kualitas hidup Anda.
Toketemu telah menjadi pendongeng multimedia selama empat tahun terakhir dengan fokus ke topik kesehatan mental dan kesehatan wanita.
Sensory overload terjadi saat satu atau lebih dari lima indera kita menerima rangsangan yang berlebihan. Contohnya, pendengaran bisa terganggu saat suara musik terlalu keras, atau penglihatan menjadi tidak nyaman saat cahaya sangat terang. Kadang-kadang, beberapa indera sekaligus bisa merasa kewalahan.
Ketahui lebih jauh tentang penyebab sensory overload, tanda-tandanya, serta kondisi medis yang sering bersamaan seperti gangguan spektrum autisme. Jika Anda mengalami sensory overload, penting untuk memahami opsi perawatan dan strategi untuk mengatasi gejala yang muncul.
Ringkasan
Sensory overload terjadi ketika otak kewalahan oleh informasi yang diterima dari indera. Hidup dengan kondisi ini memang menantang, namun dengan mengenali pemicu dan menerapkan cara-cara coping yang sesuai, ketidaknyamanan dapat diminimalkan.
Penyebab Sensory Overload
Ketika otak menerima informasi lebih banyak dari yang dapat diproses, sensory overload terjadi. Beberapa pemicu umum meliputi:
Suara
Indera pendengaran bisa terganggu saat berada di lingkungan bising, seperti konser atau pertandingan olahraga, atau saat mendengar banyak suara sekaligus. Beberapa orang mungkin merasa tidak nyaman ringan, namun ada juga yang merasakan sakit akibat suara terlalu keras.
Anda mungkin sensitif terhadap suara tertentu tapi tidak terhadap suara lain.
Sentuhan
Hal sederhana seperti rasa kain pakaian atau sentuhan orang lain bisa terasa berlebihan. Tekstur bahan tertentu juga dapat membuat tidak nyaman. Bagi sebagian orang, sentuhan tertentu bisa bahkan terasa menyakitkan.
Penglihatan
Sensitivity terhadap cahaya, terutama yang terang atau berkedip, bisa menyebabkan overload penglihatan. Lingkungan ramai seperti jalan kota yang padat juga bisa membuat mata bingung menentukan fokus.
Bau
Orang dengan indera penciuman sangat peka mungkin merasa aroma seperti parfum terlalu kuat. Mereka juga dapat mencium bau yang tidak terdeteksi orang lain dan merasa tidak nyaman jika terpapar banyak bau menyengat.
Mereka mungkin menghindari tempat dengan bau kuat seperti dapur atau toko tertentu, bahkan menolak makan makanan dengan aroma tertentu.
Rasa
Bibir dan lidah bisa kewalahan oleh makanan dengan rasa kuat atau rempah tertentu. Suhu makanan yang terlalu panas atau dingin juga dapat memicu sensory overload.
Gejala Sensory Overload
Gejala bervariasi tiap individu. Ada yang hanya merasa sedikit tidak nyaman, namun sebagian lain merasakan gejala berat yang membuat mereka sulit berfungsi hingga indera kembali normal.
Kadang beberapa indera sekaligus mengalami overload. Berikut gejala umum yang sering muncul:
- Kecemasan
- Kebingungan
- Iritabilitas
- Sulit fokus
- Pikiran berlari cepat
- Stres
Mengenali Sensory Overload pada Anak
Penelitian menunjukkan satu dari enam anak mengalami kesulitan memproses sensory input. Anak-anak cenderung lebih sering over-responsive.
Gejala overload pada anak meliputi:
- Menangis dan berteriak
- Menutup wajah atau menutup telinga
- Memejamkan mata dan menolak membukanya
- Menghentikan aktivitas secara total
Jika anak menunjukkan tanda-tanda tersebut, gunakan suara lembut dan dukung mereka. Catat pemicu yang membuat anak overload dan usahakan menghindarinya.
Kondisi yang Meningkatkan Risiko Sensory Overload
Beberapa kondisi kesehatan membuat seseorang lebih rentan mengalami sensory overload, di antaranya:
Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD)
Orang dengan PTSD seringkali memiliki sensitivitas indera yang meningkat. Flashback trauma dapat dipicu oleh rangsangan indera yang kuat, seperti suara keras yang mengingatkan pada kejadian traumatis.
Sensory Processing Disorder (SPD)
SPD membuat seseorang merespons rangsangan indera secara tidak biasa, baik terlalu sensitif atau kurang sensitif. Misalnya, masalah penglihatan atau pendengaran bisa memicu migrain.
Attention-Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
Orang dengan ADHD mungkin mengalami sensory overload dan lebih rentan mengalami kecemasan akibat rangsangan berlebihan.
Autism Spectrum Disorder (ASD)
Sensory overload sangat umum pada individu dengan autisme karena sistem indera mereka sangat sensitif, terutama pada suara keras dan cahaya terang.
Meski siapa saja bisa mengalami sensory overload, kondisi tersebut lebih sering dialami oleh mereka dengan PTSD, ADHD, SPD, dan ASD.
Diagnosis Sensory Overload
Profesional medis dapat mendiagnosis sensory overload menggunakan alat seperti:
- Sensory Integration and Praxis Tests (SIPT): 17 tes yang mengukur persepsi, digunakan untuk anak usia 4-9 tahun.
- Sensory Processing and Self-Regulation Checklist (SPSRC): Daftar 130 item untuk menilai proses sensory pada anak usia 3-8 tahun.
Seringkali mengenali gejala paling umum menjadi cara termudah untuk identifikasi.
Pengobatan Sensory Overload
Banyak cara untuk mengelola gejala saat sensory overload muncul.
Diet Sensori
Bagi anak dengan sensory overload, terapis okupasi bisa membantu dengan membuat "diet sensori" – jadwal aktivitas sensory yang disesuaikan untuk membantu mengelola input indera dan mengurangi pemicu.
Konsultasi Profesional
Orang dewasa mungkin bisa menghindari situasi pemicu sendiri, namun anak-anak sering kesulitan mengkomunikasikan perasaan mereka. Dokter anak dapat memberikan solusi jika anak sulit mengatasi rangsangan sensory.
Untuk sensory overload yang terkait kondisi lain, pengobatan kondisi tersebut dapat membantu mengurangi frekuensi dan intensitas overload.
Cara Menghadapi Sensory Overload
Untuk menjalani kehidupan sehat dengan sensory overload, optimalkan mekanisme coping, misalnya:
- Menjalani rutinitas untuk menciptakan stabilitas dan mempersiapkan diri menghadapi pemicu.
- Mengenali pemicu dengan mencatat kapan overload terjadi.
- Melakukan meditasi agar pikiran lebih tenang saat kewalahan.
- Mengatur ruang hidup agar bebas dari pemicu seperti cahaya keras atau suara bising.
Pelajari lebih lanjut:
- Kondisi A-Z
- Neurodivergence
Sumber-sumber terpercaya termasuk riset peer-review mendukung keakuratan informasi ini.

Oleh Toketemu Ohwovoriole
Toketemu adalah pendongeng multimedia dengan spesialisasi kesehatan mental dan kesehatan wanita.
Temukan berita terbaru dan peristiwa terkini di kategori Neurodivergence pada tanggal 12-03-2024. Artikel berjudul "Memahami Sensory Overload: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya" memberikan informasi paling relevan dan terpercaya di bidang Neurodivergence. Setiap berita dianalisis secara mendalam untuk memberikan wawasan berharga bagi pembaca kami.
Informasi dalam artikel " Memahami Sensory Overload: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya " membantu Anda membuat keputusan yang lebih tepat dalam kategori Neurodivergence. Berita kami diperbarui secara berkala dan mematuhi standar jurnalistik.


