Memahami Risiko Transfer dan Cara Mengelolanya dalam Bisnis Internasional
Risiko transfer adalah tantangan yang muncul ketika mata uang lokal tidak dapat dikonversi ke mata uang asing karena pembatasan atau perubahan nilai. Pelajari cara mengidentifikasi dan mengatasi risiko ini agar bisnis internasional Anda tetap lancar dan aman.
Adam Hayes, Ph.D., CFA, adalah penulis finansial dengan pengalaman lebih dari 15 tahun di Wall Street sebagai trader derivatif. Selain keahlian dalam perdagangan derivatif, Adam juga ahli dalam bidang ekonomi dan keuangan perilaku. Ia meraih gelar master di bidang ekonomi dari The New School for Social Research dan gelar Ph.D. dari University of Wisconsin-Madison di bidang sosiologi. Sebagai pemegang sertifikasi CFA serta lisensi FINRA Series 7, 55 & 63, Adam saat ini melakukan penelitian dan mengajar sosiologi ekonomi serta studi sosial keuangan di Hebrew University, Yerusalem.
Apa Itu Risiko Transfer?
Risiko transfer adalah ancaman bahwa mata uang lokal tidak dapat dikonversi menjadi mata uang negara lain karena perubahan nilai nominal atau adanya pembatasan regulasi maupun valuta asing. Risiko ini juga dikenal sebagai risiko konversi.
Risiko transfer biasanya muncul ketika mata uang tersebut tidak diperdagangkan secara luas dan adanya kontrol modal yang membatasi investor atau perusahaan dalam memindahkan mata uang ke dalam atau keluar negara tersebut secara bebas.
Intisari Penting
- Perusahaan dapat menghadapi tantangan saat berbisnis dengan mitra internasional.
- Risiko transfer melibatkan ancaman ketidakmampuan mengonversi mata uang lokal ke mata uang asing.
- Masalah waktu dalam menerima dana hasil penjualan bisa menghalangi konversi mata uang secara tepat.
- Beberapa perusahaan menyiapkan cadangan risiko transfer untuk mengantisipasi risiko ini.
- Perusahaan yang sering berbisnis internasional biasanya lebih siap mengelola risiko transfer.
Bagaimana Risiko Transfer Bekerja
Konsep risiko transfer menjadi penting dalam beberapa dekade terakhir seiring semakin banyaknya perusahaan yang menjadikan perdagangan internasional bagian utama operasional mereka. Manfaat perdagangan internasional antara lain memperlancar arus barang dan jasa antar negara serta menjaga harga tetap kompetitif. Namun, risiko juga tak terhindarkan saat bertransaksi dengan perusahaan di belahan dunia lain.
Contohnya, ketika perusahaan Amerika Serikat membeli barang dari perusahaan Jepang, transaksi biasanya dilakukan menggunakan dolar AS atau yen Jepang. Kedua mata uang ini sangat likuid dan stabil, sehingga konversi berjalan lancar tanpa hambatan regulasi. Dalam transaksi internasional, pemilihan mata uang sering disesuaikan dengan kebutuhan dan kesepakatan masing-masing pihak.
Namun, ada kalanya transaksi tidak semudah itu. Jika perusahaan berbisnis dengan negara yang memiliki keterbatasan konversi mata uang atau regulasi ketat, bisnis tersebut harus mematuhi hukum setempat yang dapat memengaruhi cara transaksi, pemrosesan pembayaran, dan pengiriman produk.
Penting untuk Diperhatikan
Perusahaan harus selalu mempertimbangkan risiko transfer saat bertransaksi dengan mitra asing dan mengambil langkah-langkah strategis untuk meminimalkan dampak risiko tersebut.
Pertimbangan Khusus dalam Mengelola Risiko Transfer
Risiko transfer dapat menempatkan bisnis dalam situasi yang sulit. Oleh karena itu, beberapa perusahaan menyiapkan cadangan dana khusus yang dikenal sebagai cadangan risiko transfer. Cadangan ini berfungsi sebagai perlindungan terhadap risiko negara dan keterbatasan konversi mata uang.
Jenis perusahaan yang memiliki cadangan risiko transfer bervariasi, mulai dari perusahaan ritel multinasional besar hingga bank besar dengan eksposur internasional. Sebagai contoh, lembaga perbankan mungkin diwajibkan oleh dewan direksi untuk menetapkan cadangan risiko transfer pada aset internasional tertentu, sesuai dengan ketentuan Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC).
Contoh Risiko Transfer dalam Praktik
Misalkan regulasi perbankan di suatu negara melarang penarikan dana dari bank asing selama beberapa bulan setelah transaksi selesai. Selama dana ditahan, nilai mata uang asing tersebut mungkin menurun dibandingkan dengan mata uang lokal perusahaan.
Akibatnya, perusahaan bisa mengalami kerugian hanya karena perbedaan waktu yang diatur oleh hukum. Inilah contoh nyata risiko transfer yang harus diwaspadai dalam transaksi bisnis internasional.
Temukan berita terbaru dan peristiwa terkini di kategori Panduan Trading Forex pada tanggal 29-01-2021. Artikel berjudul "Memahami Risiko Transfer dan Cara Mengelolanya dalam Bisnis Internasional" memberikan informasi paling relevan dan terpercaya di bidang Panduan Trading Forex. Setiap berita dianalisis secara mendalam untuk memberikan wawasan berharga bagi pembaca kami.
Informasi dalam artikel " Memahami Risiko Transfer dan Cara Mengelolanya dalam Bisnis Internasional " membantu Anda membuat keputusan yang lebih tepat dalam kategori Panduan Trading Forex. Berita kami diperbarui secara berkala dan mematuhi standar jurnalistik.


