Kisah Perjuangan Bed Bath & Beyond: Dari Kejayaan ke Tantangan Besar
Bed Bath & Beyond menghadapi perubahan besar dengan mengajukan kebangkrutan dan memulai proses penutupan toko-toko mereka. Simak bagaimana perusahaan ini berusaha bertahan di tengah tantangan industri ritel modern.
Peritel ternama memulai proses kebangkrutan dan penutupan hampir 500 tokonya
Bed Bath & Beyond (BBBY), peritel perlengkapan rumah tangga yang dulu berjaya, kini resmi mengajukan kebangkrutan setelah berbulan-bulan menghadapi tekanan keuangan yang berat dan berbagai upaya keras untuk mengumpulkan modal demi kelangsungan bisnisnya.
Poin Penting
- Bed Bath & Beyond mengajukan kebangkrutan berdasarkan Chapter 11, menandai akhir dari perjuangan panjang mereka mempertahankan likuiditas.
- Perusahaan memulai penjualan likuidasi dan menggunakan proses kebangkrutan untuk mengeksplorasi kemungkinan penjualan aset.
- Upaya mengumpulkan modal melalui penjualan saham konversi, penawaran ekuitas, dan pemecahan saham terbalik gagal mencapai target.
Pengajuan kebangkrutan dilakukan di New Jersey dan menandai awal dari proses penutupan bisnis. Bed Bath & Beyond telah mendapatkan pembiayaan khusus sebesar 240 juta dolar AS yang akan digunakan untuk mendukung operasional hampir 500 tokonya selama proses kebangkrutan berlangsung.
"Kami sangat berterima kasih kepada seluruh karyawan, pelanggan, mitra, dan komunitas yang selama ini mendukung kami. Kami berkomitmen untuk terus melayani mereka sepanjang proses ini," ujar CEO Sue Gove dalam pengumuman resmi. "Kami akan bekerja keras untuk memaksimalkan nilai demi kepentingan semua pemangku kepentingan."
Dulu dikenal sebagai peritel perlengkapan rumah tangga yang sukses, Bed Bath & Beyond mengalami kesulitan beradaptasi dengan lanskap ritel yang semakin didominasi oleh e-commerce dan platform besar seperti Amazon. Pandemi juga memperparah kondisi perusahaan karena toko fisik menjadi beban biaya dan gangguan rantai pasok menghambat pengelolaan inventaris.
Isyarat masalah telah terlihat sejak awal tahun. Pada Januari, perusahaan mengumumkan kerugian kuartalan yang melebar dan arus kas negatif yang mengancam kelangsungan operasionalnya.
Pada Februari, perusahaan gagal membayar bunga sebesar 25 juta dolar AS tepat waktu, yang menyebabkan nilai sahamnya anjlok hampir 50%. Namun, pembayaran berhasil dilakukan dalam masa tenggang satu bulan, sehingga terhindar dari kewajiban melunasi utang senilai satu miliar dolar AS secara langsung.
Di bulan yang sama, Bed Bath & Beyond mencoba mengumpulkan hingga satu miliar dolar AS melalui penjualan saham konversi dan waran, namun upaya itu gagal setelah dana yang terkumpul jauh dari target.
Sebagai gantinya, perusahaan meluncurkan penawaran saham "at-the-market" senilai 300 juta dolar AS. Namun, pada pertengahan Maret, harga saham perusahaan jatuh di bawah satu dolar AS untuk pertama kalinya sejak IPO mereka pada tahun 1992.

Perusahaan dijadwalkan mengadakan rapat khusus pemegang saham pada Mei untuk menyetujui pemecahan saham terbalik.
Temukan berita terbaru dan peristiwa terkini di kategori Berita Perusahaan pada tanggal 28-04-2023. Artikel berjudul "Kisah Perjuangan Bed Bath & Beyond: Dari Kejayaan ke Tantangan Besar" memberikan informasi paling relevan dan terpercaya di bidang Berita Perusahaan. Setiap berita dianalisis secara mendalam untuk memberikan wawasan berharga bagi pembaca kami.
Informasi dalam artikel " Kisah Perjuangan Bed Bath & Beyond: Dari Kejayaan ke Tantangan Besar " membantu Anda membuat keputusan yang lebih tepat dalam kategori Berita Perusahaan. Berita kami diperbarui secara berkala dan mematuhi standar jurnalistik.


