Dampak Tarif Baru terhadap Inflasi dan Ekonomi Konsumen
Tarif impor yang baru-baru ini diumumkan berpotensi menaikkan inflasi di Amerika Serikat, mengancam kemajuan pengendalian harga sejak pandemi. Simak bagaimana kebijakan ini bisa memengaruhi keuangan pribadi dan pasar secara luas.
Diccon Hyatt adalah jurnalis ekonomi dan keuangan berpengalaman yang telah meliput ekonomi selama pandemi dalam ratusan artikel selama dua tahun terakhir. Ia dikenal mampu menjelaskan isu keuangan yang kompleks dengan bahasa yang mudah dipahami, dengan fokus pada dampak ekonomi terhadap keuangan individu dan pasar. Selain itu, ia pernah bekerja di U.S. 1, Community News Service, dan Middletown Transcript.
Intisari Penting
- Tarif impor diperkirakan dapat menambah inflasi inti sebesar 2,25% dalam satu tahun ke depan, yang akan membalikkan kemajuan pengendalian harga sejak 2024.
- Para ekonom memiliki pandangan berbeda mengenai tren inflasi sebelum pengumuman tarif, ada yang memperkirakan inflasi akan turun mendekati target 2% tahunan Federal Reserve di akhir tahun.
- Presiden Trump membantah bahwa para pedagang akan meneruskan kenaikan biaya kepada konsumen, yang bertentangan dengan pendapat para ahli perdagangan.
Tarif impor yang dikenakan oleh Presiden Donald Trump berpotensi mendorong inflasi kembali ke level yang belum terlihat sejak lonjakan harga pascapandemi, menurut analisis terbaru dari Goldman Sachs. Pajak impor yang diumumkan antara Februari hingga April ini bisa berdampak besar pada ekonomi, dan konsumen akan mulai merasakannya saat berbelanja.
Goldman Sachs memperkirakan inflasi tahunan, diukur dengan Personal Consumption Expenditures inti, bisa mencapai 3,8% pada Desember, tertinggi sejak 2023. Sementara itu, inflasi yang dipantau Federal Reserve meningkat 2,6% selama setahun terakhir.
Gelombang kenaikan harga ini dapat membebani konsumen Amerika, terutama jika pasar tenaga kerja melemah sesuai prediksi banyak ekonom. Hal ini juga menjadi tantangan bagi Federal Reserve yang telah mempertahankan suku bunga acuan tinggi sejak 2022 untuk menekan lonjakan inflasi pascapandemi.
Inflasi memang menurun dari sekitar 3% di awal 2024, dan sempat turun tajam pada bulan Maret. Banyak ekonom memperkirakan inflasi akan semakin menurun sepanjang tahun dan mendekati target 2% pada akhir 2025.
"Saya percaya gambaran inflasi mendasar saat ini cukup baik," ujar Ketua Federal Reserve Jerome Powell dalam konferensi pers setelah keputusan mempertahankan suku bunga acuan stabil.
"Sebelum penerapan tarif besar, masalah inflasi di AS tampak telah teratasi," tulis ekonom Goldman Sachs, Ronnie Walker dan Elise Peng. "Namun, dalam laporan inflasi mendatang, dampak tarif akan membalikkan kemajuan tersebut."
Ekonom lain lebih pesimis mengenai tren inflasi tanpa adanya tarif. Menurut komentar dari Deutsche Bank, inflasi mendasar masih keras kepala dan kemajuan pengurangan inflasi cenderung stagnan bahkan sebelum tarif diterapkan.
Apakah inflasi akan turun tanpa tarif tidak akan pernah bisa dipastikan. Pada hari Kamis, Trump mengumumkan kesepakatan perdagangan dengan Inggris yang mempertahankan tarif 10%, menandakan tarif akan tetap menjadi bagian dari kebijakan ekonomi AS meskipun ada negosiasi dengan negara lain.
Bagaimana Tarif Bisa Mendorong Kenaikan Harga
Analisis Walker dan Peng memperhitungkan efek langsung tarif yang kemungkinan besar akan dibebankan ke konsumen, serta beberapa efek tidak langsung. Perang dagang telah melemahkan nilai dolar secara tak terduga, sehingga mengurangi daya beli konsumen Amerika.
Selain itu, beberapa produsen mungkin memindahkan produksi dari China, yang dikenai tarif tinggi, ke lokasi lain dengan biaya produksi lebih tinggi. Akibatnya, konsumen AS akan membayar lebih mahal untuk barang impor, terutama elektronik konsumen dan pakaian.
Dalam konferensi pers di Oval Office, seorang wartawan menanyakan soal potensi kenaikan harga, dan Trump menyatakan bahwa bisnis tidak akan meneruskan biaya tarif kepada konsumen.
"Seringkali pemerintah yang menanggung, seringkali perusahaan yang menanggung," kata Trump. "Orang-orang tidak akan menanggung itu."
Namun, para peramal Goldman Sachs memperkirakan perusahaan akan meneruskan sekitar 70% biaya tarif kepada pelanggan.
Apakah Anda memiliki informasi berita untuk para jurnalis ZAMONA? Silakan kirim email ke tips@ZAMONA.
Temukan berita terbaru dan peristiwa terkini di kategori Berita Ekonomi pada tanggal 10-03-2024. Artikel berjudul "Dampak Tarif Baru terhadap Inflasi dan Ekonomi Konsumen" memberikan informasi paling relevan dan terpercaya di bidang Berita Ekonomi. Setiap berita dianalisis secara mendalam untuk memberikan wawasan berharga bagi pembaca kami.
Informasi dalam artikel " Dampak Tarif Baru terhadap Inflasi dan Ekonomi Konsumen " membantu Anda membuat keputusan yang lebih tepat dalam kategori Berita Ekonomi. Berita kami diperbarui secara berkala dan mematuhi standar jurnalistik.


