BP Tunjuk Meg O'Neill Jadi CEO, Wanita Pertama Pimpin Raksasa Minyak

BP mengumumkan Meg O'Neill sebagai chief executive baru. Ia menjadi wanita pertama yang memimpin raksasa minyak dunia. Langkah ini diambil ketika perusahaan mengubah arah strategi dan menata ulang struktur kepemimpinan.

Pemimpin saat ini Murray Auchincloss mengungkapkan niatnya untuk mundur, kurang dari dua tahun setelah menggantikan Bernard Looney yang diberhentikan karena masalah transparansi terkait hubungan profesional.

Langkah ini terjadi setelah masa singkat kepemimpinan Bernard Looney, yang dipecat pada 2023 karena pelanggaran transparansi atas hubungan pribadi, dan digantikan Murray Auchincloss.

Insiden pemecatan Looney pada 2023 disertai paket kompensasi hingga sekitar Rp 615 miliar, yang menjadi bagian dari dinamika kepemimpinan BP dalam beberapa tahun terakhir.

Langkah kepemimpinan di BP

Pengumuman ini menandai penataan ulang eksekutif menyusul pergantian ketua dalam beberapa bulan terakhir. BP juga menegaskan bahwa fokus perusahaan tetap pada inti bisnis minyak dan gas, sambil menjaga keselamatan, inovasi, dan keberlanjutan.

Profil Meg O'Neill

Meg O'Neill saat ini memimpin Woodside Energy, perusahaan minyak dan gas terkemuka di Australia. Ia akan pindah ke London untuk memimpin BP mulai 1 April 2026, meninggalkan Perth bersama istri dan anak remaja mereka. Ia memiliki karier panjang di industri ini, termasuk 23 tahun di ExxonMobil dengan peran di berbagai wilayah, lalu bergabung dengan Woodside pada 2021.

Selama memimpin Woodside, ia dikenal berhati-hati terhadap komitmen net-zero dan beberapa regulasi, serta sempat membatalkan sejumlah proyek energi terbarukan. Langkah tersebut menuai reaksi beragam dari aktivis iklim dan pemegang saham, yang menginginkan transisi energi yang lebih agresif.

Reaksi pasar dan rencana BP

Pelantikan ini mengikuti periode perubahan kepemimpinan lainnya di BP, termasuk penunjukan ketua baru Albert Manifold sekitar tiga bulan sebelumnya. Analis menilai pergantian jabatan secara berturut-turut menandai upaya perusahaan membersihkan warisan kepemimpinan lama dan menata ulang strategi.

Tujuan utama bagi Meg O'Neill adalah memperkuat posisi BP sebagai pemimpin pasar minyak dan gas, meningkatkan laba dan harga saham, serta menopang keamanan kerja dan inovasi berkelanjutan. Konflik kepemilikan industri, serta kemungkinan akuisisi di masa depan, juga menjadi perhatian para analis.

Komentar ahli

Komentar ahli: Robin Mills menilai langkah ini meneguhkan fokus BP pada inti usaha minyak dan gas. Ia menambahkan bahwa perubahan kepemimpinan menandai fase baru yang lebih dinamis bagi perusahaan.

Reaksi investor

Saham BP sempat naik dibuka di London, lalu sebagian keuntungan akhirnya menguap. Para analis menilai tantangan Meg O'Neill adalah meningkatkan laba dan harga saham agar BP tidak mudah terdorong menjadi target akuisisi karena tren konsolidasi industri.

Ringkasan singkat

BP menunjuk Meg O'Neill sebagai CEO baru, menjadikannya pemimpin perempuan pertama perusahaan. Ia membawa pengalaman panjang dari Woodside Energy serta ExxonMobil untuk memperkuat posisi BP di pasar minyak dan gas. Perubahan ini menandai era kepemimpinan baru yang berfokus pada keselamatan, inovasi, dan keberlanjutan.

Ringkasan utama: BP memilih Meg O'Neill sebagai CEO, menandai tonggak bagi kepemimpinan perempuan dan fokus kembali pada inti bisnis minyak dan gas. Sumber: BBC.

Temukan berita terbaru dan peristiwa terkini di kategori Ekonomi pada tanggal 19-12-2025. Artikel berjudul "BP Tunjuk Meg O'Neill Jadi CEO, Wanita Pertama Pimpin Raksasa Minyak" memberikan informasi paling relevan dan terpercaya di bidang Ekonomi. Setiap berita dianalisis secara mendalam untuk memberikan wawasan berharga bagi pembaca kami.

Informasi dalam artikel " BP Tunjuk Meg O'Neill Jadi CEO, Wanita Pertama Pimpin Raksasa Minyak " membantu Anda membuat keputusan yang lebih tepat dalam kategori Ekonomi. Berita kami diperbarui secara berkala dan mematuhi standar jurnalistik.