Tren Pasar Properti yang Menarik: Tantangan dan Peluang di Tengah Ketidakpastian
Pasar properti saat ini menunjukkan dinamika menarik dengan penurunan penjualan rumah bekas ke level terendah dalam lebih dari satu dekade, meskipun persediaan rumah meningkat. Temukan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembeli dan bagaimana kondisi ekonomi serta politik membentuk masa depan pasar properti.
Diccon Hyatt adalah jurnalis keuangan dan ekonomi berpengalaman yang telah melaporkan berbagai aspek ekonomi selama pandemi dalam ratusan artikel. Dia dikenal mampu menguraikan topik finansial yang kompleks dengan bahasa sederhana, menyoroti dampak ekonomi terhadap keuangan individu dan pasar secara umum. Sebelumnya, ia juga bekerja di U.S. 1, Community News Service, dan Middletown Transcript.
Poin Penting
- Penjualan rumah bekas mengalami penurunan pada bulan September, mencapai titik terendah sejak tahun 2010.
- Penurunan terjadi meskipun jumlah rumah yang tersedia untuk dijual meningkat ke level tertinggi sejak 2020.
- Beberapa ekonom menduga pembeli menunda keputusan hingga hasil pemilihan umum diumumkan.
Pada bulan September, pasar properti tampak stagnan dengan penjualan rumah bekas menurun ke tingkat terendah dalam lebih dari satu dekade. Menurut Asosiasi Realtor Nasional, penjualan rumah tahunan yang disesuaikan secara musiman mencapai 3,84 juta unit, turun 1% dibandingkan bulan Agustus dan mencatat tingkat terendah sejak Oktober 2010. Data ini sesuai dengan prediksi para ekonom yang disurvei oleh Dow Jones Newswires dan The Wall Street Journal.
Penurunan penjualan terjadi meskipun jumlah rumah yang dipasarkan meningkat, dengan 1,39 juta unit tersedia pada September, angka tertinggi sejak Oktober 2020 dan naik 1,5% dari bulan sebelumnya, meskipun masih di bawah level sebelum pandemi.
Rendahnya suku bunga hipotek juga belum cukup untuk menarik minat pembeli. Rata-rata suku bunga hipotek tetap 30 tahun pada minggu pertama September adalah 6,35%, lebih rendah dibandingkan dengan lebih dari 7% pada tahun sebelumnya. Biasanya, kondisi ini mendorong kenaikan penjualan rumah, apalagi didukung oleh pasar kerja yang masih kuat, kata Lawrence Yun, kepala ekonom asosiasi tersebut.
"Penjualan rumah nyaris stagnan sekitar 4 juta unit selama 12 bulan terakhir, tetapi faktor-faktor yang biasanya mendorong kenaikan penjualan mulai muncul," ujar Yun. "Tersedia lebih banyak pilihan rumah, suku bunga hipotek lebih rendah dibanding tahun lalu, dan penambahan lapangan kerja terus berlanjut."
"Mungkin sebagian konsumen menunda pengambilan keputusan besar seperti membeli rumah sampai hasil pemilihan umum diketahui," tambahnya.
Ketidakpastian menjelang pemilihan presiden yang ketat memberikan alasan bagi para pembeli untuk berhati-hati dalam melakukan komitmen finansial. Dua kandidat memiliki pendekatan yang sangat berbeda terkait solusi krisis perumahan nasional. Calon dari Partai Republik dan mantan presiden Donald Trump menjanjikan pembebasan pasokan rumah dengan mengurangi jumlah imigran, sementara Wakil Presiden Kamala Harris dari Partai Demokrat mengusulkan kredit pajak sebesar $25.000 bagi pembeli rumah pertama.
Keinginan Membeli Rumah, Namun Banyak yang Belum Mampu
Faktor lain yang membatasi penjualan adalah keterjangkauan. Harga rumah terus meningkat, dengan harga median mencapai $404.500, naik 3% dari tahun sebelumnya. Namun, kenaikan ini masih lebih rendah dibandingkan peningkatan rata-rata upah per jam sebesar 4,5% dalam periode yang sama, menunjukkan rumah sebenarnya makin terjangkau.
Perkembangan pasar properti ini membuka peluang terjadinya perubahan setelah periode stagnasi lebih dari setahun. Karena suku bunga hipotek jauh lebih tinggi dibandingkan masa pandemi yang sangat rendah, para penjual enggan menawarkan rumah mereka, menyebabkan pasokan rendah dan tekanan kenaikan harga.
Dalam beberapa bulan terakhir, suku bunga hipotek turun seiring dengan peningkatan persediaan rumah, mengikuti prediksi pasar bahwa Federal Reserve akan menurunkan suku bunga acuan untuk melawan inflasi. Namun, setelah Fed menurunkan suku bunga pada September, suku bunga hipotek kembali naik. Para analis tetap memperkirakan suku bunga akan turun seiring dengan langkah Fed selanjutnya, meski jalannya penuh ketidakpastian. Sementara itu, banyak pembeli masih kesulitan memasuki pasar.
"Kami melihat adanya kesenjangan sosial besar, di mana pemilik properti menikmati kenaikan kekayaan, sementara yang belum memiliki properti merasa frustrasi karena sulit memasuki pasar," kata Yun dalam konferensi pers.
Jelajahi artikel bermanfaat di kategori Berita Ekonomi pada tanggal 10-08-2024. Artikel berjudul "Tren Pasar Properti yang Menarik: Tantangan dan Peluang di Tengah Ketidakpastian" menawarkan analisis mendalam dan saran praktis di bidang Berita Ekonomi. Setiap artikel dibuat dengan cermat oleh para ahli untuk memberikan nilai maksimal bagi pembaca.
Artikel " Tren Pasar Properti yang Menarik: Tantangan dan Peluang di Tengah Ketidakpastian " memperluas pengetahuan Anda dalam kategori Berita Ekonomi, menjaga Anda tetap terinformasi tentang perkembangan terbaru, dan membantu membuat keputusan yang tepat. Setiap artikel berbasis konten unik, menjamin orisinalitas dan kualitas.


