Panduan Praktis untuk Seks yang Lebih Aman di Masa Pandemi

Setelah lebih dari setahun menjalani masa di mana Anda hanya menjadi mitra seks paling aman bagi diri sendiri, mungkin Anda bertanya-tanya kapan bisa kembali melakukan hubungan intim dengan pasangan atau bahkan beberapa pasangan secara langsung.

Jawabannya: mungkin lebih cepat dari yang Anda kira!

Lanjutkan membaca untuk mengetahui cara menjaga keamanan saat berhubungan intim di era pandemi COVID-19.

Apa itu seks yang lebih aman?

Sebelum membahas bagaimana melakukan seks yang lebih aman selama pandemi, penting untuk memahami definisi seks yang lebih aman itu sendiri.

Seks yang lebih aman biasanya berarti pengalaman intim yang meminimalkan risiko penularan infeksi menular seksual (IMS).

Beberapa cara umum untuk mengurangi risiko IMS meliputi:

• menggunakan kondom luar, kondom dalam, dental dam, atau metode penghalang lain
• melakukan tes IMS secara rutin
• berbagi status IMS dengan pasangan
• menggunakan profilaksis pra-pajanan (PrEP) jika berisiko tertular HIV

Istilah "lebih aman" digunakan karena tidak ada metode yang 100% efektif. Misalnya, kondom luar, meski efektif, jika dihitung faktor kesalahan manusia, hanya sekitar 85% efektif.

Demikian pula, tes IMS tidak selalu mencakup semua jenis IMS atau semua area infeksi potensial, sehingga tak menjamin hasil 100% bebas IMS.

Banyak dokter tidak melakukan tes herpes simplex kecuali ada gejala aktif, bahkan CDC menganjurkan demikian. Selain itu, tes IMS oral dan anal sering terlewat karena kurangnya riwayat seksual yang lengkap.

Makna seks yang lebih aman di masa pandemi

Dahulu, fokus seks yang lebih aman hanya pada IMS. Kini, dengan pandemi global yang melibatkan virus yang dapat menyebar lewat berbagai cairan tubuh — termasuk droplet pernapasan, lendir, semen, feses, dan darah — definisi ini meluas.

Seks yang lebih aman sekarang berarti mengurangi risiko penularan IMS sekaligus COVID-19.

Langkah tambahan untuk mengurangi risiko COVID-19 selama berhubungan intim:

• Melakukan tes COVID-19 secara rutin.
• Mendapatkan vaksin COVID-19 dan tetap menjaga jarak fisik hingga vaksinasi lengkap.
• Menggunakan masker, bahkan dua lapis jika perlu.
• Menjaga jarak minimal 2 meter dari orang di luar rumah atau kelompok Anda.
• Menyemprotkan disinfektan pada permukaan yang akan digunakan bersama.
• Mencuci tangan sebelum dan setelah berhubungan.
• Mendisinfeksi mainan seks yang dipakai bersama.
• Menghindari aktivitas seksual dengan risiko penularan tinggi.

COVID-19 bukan IMS

Penting untuk diingat bahwa meskipun COVID-19 dan IMS sama-sama dapat menular saat berhubungan intim, COVID-19 bukanlah IMS.

Jadi, tes IMS tidak mencakup COVID-19. Satu-satunya cara mengetahui status COVID-19 adalah dengan tes khusus COVID-19.

Langkah 1: Pahami cara penularan

Memahami bagaimana COVID-19 dan IMS menyebar adalah kunci seks yang lebih aman.

Penularan COVID-19

COVID-19 terutama menyebar melalui droplet pernapasan, seperti bersin, batuk, atau berbicara dekat dengan orang yang terinfeksi. Virus ini juga dapat menyebar lewat udara dalam ruangan yang tertutup.

Untuk informasi lebih lengkap, kunjungi situs FDA dan CDC.

Penularan IMS

IMS utamanya menular melalui kontak cairan tubuh atau kontak kulit langsung di area genital.

Pelajari lebih lanjut tentang penularan IMS melalui sumber terpercaya.

Langkah 2: Ketahui status kesehatan Anda

Sebelum berhubungan, kenali status IMS dan COVID-19 Anda.

Cek status COVID-19

Tes COVID-19 adalah satu-satunya cara mengetahui status Anda. Setelah tes, hindari risiko penularan hingga hasil keluar.

Anda bisa mencari tempat tes terdekat dengan mencari di Google "tes COVID-19 dekat saya", menghubungi klinik lokal, atau apotek besar yang menyediakan layanan tes.

Untuk informasi lebih lengkap, baca panduan FDA dan artikel terkait.

Cek status IMS

Tes lengkap mencakup HIV, hepatitis B, gonore, klamidia, sifilis, dan herpes. Pastikan juga untuk memeriksakan area mulut atau anus jika melakukan seks oral atau anal.

Cari pusat tes IMS terdekat atau layanan tes online untuk kemudahan akses.

Langkah 3: Komunikasikan status IMS dengan pasangan

Membuka percakapan mengenai status IMS sangat penting untuk membangun kepercayaan dan keamanan.

Anda bisa memulai dengan berbagi hasil tes terbaru dan mengajak pasangan untuk melakukan hal sama. Contoh pembicaraan:

• "Sebelum kita bertemu, aku sudah tes gonore, HIV, klamidia, dan trichomoniasis dua minggu lalu, dan hasilnya negatif. Bagaimana dengan kamu?"
• "Aku akan membuat janji tes IMS minggu ini. Kapan terakhir kamu tes? Maukah kamu juga melakukannya?"
• "Aku positif herpes, tapi sedang dalam pengobatan dan sudah enam bulan tanpa gejala. Jika kamu punya pertanyaan, aku siap menjawab."

Langkah 4: Diskusikan status dan potensi paparan COVID-19

Sebelum bertemu, tanyakan kapan terakhir mereka tes COVID-19, status vaksinasi, dan protokol keamanan yang diterapkan.

Tanyakan juga berapa banyak orang yang sedang mereka jalin hubungan untuk menilai risiko.

Jangan ragu untuk menetapkan batasan demi keselamatan bersama. Jika protokol berbeda dan sulit untuk disepakati, itu bisa menjadi tanda untuk mempertimbangkan ulang hubungan tersebut.

"Perbedaan protokol COVID-19 bisa menjadi alasan untuk tidak melanjutkan hubungan," kata para ahli. "Kesadaran dan kepatuhan terhadap protokol adalah tanda menghargai kesehatan diri dan pasangan."

Langkah 5: Pilih aktivitas seksual yang lebih aman

Jika belum divaksin lengkap, berhubungan intim dengan orang di luar rumah tetap membawa risiko. Namun, beberapa aktivitas dianggap lebih aman, seperti:

• masturbasi bersama
• seks melalui glory hole
• seks dengan menggunakan masker
• seks oral dengan dental dam atau kondom luar
• seks anal dengan kondom luar atau metode penghalang lain

Saling bertukar air liur atau rimming termasuk aktivitas dengan risiko lebih tinggi.

Anda bebas memilih aktivitas lain, namun penting untuk memahami risiko yang ada dan mengambil langkah pencegahan.

Alternatif: Seks virtual sebagai pilihan aman

Bagi yang khawatir risiko penularan COVID-19, seks virtual bisa menjadi solusi yang menyenangkan dan intim.

Gunakan mainan seks yang dapat dikendalikan dari jarak jauh, pencahayaan yang mendukung suasana, koneksi internet yang stabil, dan komunikasi terbuka untuk pengalaman terbaik.

Segera setelah vaksinasi merata, kita bisa kembali menikmati keintiman secara langsung dengan lebih aman.

Kesimpulan

Hubungan intim secara langsung memang mungkin selama pandemi, asalkan ada komunikasi terbuka mengenai protokol COVID-19, status IMS, dan batasan pribadi.

Dengan langkah-langkah ini, Anda dapat tetap menikmati keintiman sambil melindungi kesehatan diri dan orang lain.

Gabrielle Kassel (dia) adalah edukator seks dan jurnalis kesehatan yang berdedikasi membantu orang merasa nyaman dalam tubuh mereka. Karya-karyanya telah diterbitkan di berbagai media ternama. Di waktu luang, ia aktif berlatih CrossFit, mengulas produk kesenangan, mendaki bersama anjingnya, dan menjadi co-host podcast Bad In Bed. Ikuti dia di Instagram @Gabriellekassel.

Jelajahi artikel bermanfaat di kategori Kesehatan Seksual pada tanggal 16-04-2021. Artikel berjudul "Panduan Praktis untuk Seks yang Lebih Aman di Masa Pandemi" menawarkan analisis mendalam dan saran praktis di bidang Kesehatan Seksual. Setiap artikel dibuat dengan cermat oleh para ahli untuk memberikan nilai maksimal bagi pembaca.

Artikel " Panduan Praktis untuk Seks yang Lebih Aman di Masa Pandemi " memperluas pengetahuan Anda dalam kategori Kesehatan Seksual, menjaga Anda tetap terinformasi tentang perkembangan terbaru, dan membantu membuat keputusan yang tepat. Setiap artikel berbasis konten unik, menjamin orisinalitas dan kualitas.