Panduan Lengkap Mendukung Remaja yang Menghadapi Depresi
Akilah Reynolds
Akilah Reynolds 4 tahun yang lalu
Pakar Medis & Psikolog Berlisensi #Kesehatan Seksual
0
2.6K

Panduan Lengkap Mendukung Remaja yang Menghadapi Depresi

Temukan cara efektif untuk membantu remaja yang sedang berjuang dengan depresi melalui 9 langkah praktis yang penuh empati dan dukungan.

Remaja sedih dipeluk oleh teman
Maskot/Getty Images

Memiliki remaja di rumah sering kali berarti menghadapi keheningan atau jawaban singkat saat mencoba mengajak bicara, kebiasaan tidur berlebihan tanpa intervensi, serta lebih memilih ponsel dan komputer daripada menghabiskan waktu bersama keluarga secara langsung.

Perilaku ini umum di kalangan remaja, namun juga bisa menjadi tanda-tanda depresi. Perubahan suasana hati yang tiba-tiba membuat kita bertanya-tanya apakah mereka sedang menghadapi masalah kesehatan mental atau hanya menjalani masa remaja.

Gejala depresi pada remaja biasanya meliputi:

  • mudah marah secara tidak biasa
  • ledakan emosi yang tiba-tiba
  • kelelahan dan kurang energi
  • keluhan fisik seperti nyeri atau masalah perut
  • berkurangnya minat pada aktivitas sehari-hari
  • menghindari waktu bersama teman dan keluarga
  • penurunan prestasi akademik atau kehilangan minat pada sekolah
  • pembicaraan negatif terhadap diri sendiri
  • pembicaraan tentang kematian atau bunuh diri

Jika kamu melihat tanda-tanda ini hampir setiap hari selama lebih dari satu atau dua minggu, besar kemungkinan anakmu mengalami depresi. Kami bekerja sama dengan Newport Academy, sebuah program perawatan kesehatan mental untuk remaja, guna membantu kamu memberikan dukungan yang tepat.

1. Mulailah dengan Bertanya dan Terus Bertanya

Cari waktu yang tenang dan pribadi untuk mengajak bicara. Pendekatan dengan satu orang tua dulu bisa membantu agar anak tidak merasa tertekan atau tercampur suasana konfrontasi.

Ungkapkan apa yang membuatmu khawatir, misalnya:

  • "Aku penasaran kenapa kamu jarang bertemu teman-teman akhir-akhir ini."
  • "Aku khawatir karena kamu tidur lebih lama dari biasanya."
  • "Aku melihat kamu jadi cepat marah akhir-akhir ini."
  • "Aku merasa khawatir karena kamu kurang fokus dengan pelajaran sekolah."

Lalu, lanjutkan dengan pertanyaan terbuka seperti:

  • "Apa yang membuatmu berubah pikiran tentang teman-temanmu?"
  • "Bisakah kamu ceritakan apa yang sedang mengganggu pikiranmu?"
  • "Apa yang membuatmu merasa seperti ini?"
  • "Apakah kamu pernah berpikir tentang kematian atau hal-hal yang berkaitan dengan itu?"

Mitos bahwa bertanya tentang bunuh diri bisa memberi ide sebaiknya diluruskan. Membuka percakapan tentang pikiran tersebut justru membantu mendapatkan dukungan yang tepat. Jangan ragu untuk terus bertanya dengan penuh perhatian dan pengertian.

2. Siapkan Diri untuk Mendengarkan

Ketika mereka mulai terbuka, gunakan teknik mendengarkan aktif agar mereka merasa didengar dan dihargai. Berhentilah dari aktivitas lain dan berikan perhatian penuh.

Depresi bisa membuat seseorang merasa seperti beban bagi orang terdekat, sehingga mereka mungkin ragu untuk berbicara lebih lanjut jika merasa ditolak.

Jika kamu sedang sibuk, beritahu dengan jujur, "Aku ingin fokus sama kamu, tapi aku harus menyelesaikan ini dulu. Nanti aku akan benar-benar mendengarkanmu."

Saat berbicara:

  • Berikan perhatian penuh tanpa menginterupsi.
  • Biarkan mereka menyampaikan dengan kata-kata mereka sendiri, meskipun butuh waktu.
  • Fokus pada apa yang mereka katakan, bukan pada respons kamu.
  • Ulangi dengan kalimatmu untuk memastikan kamu memahami: "Sepertinya kamu merasa sedih dan kehilangan semangat, benar begitu?"
  • Jika ada yang kurang jelas, tanyakan dengan lembut.

Hindari komentar yang meremehkan seperti:

  • "Ah, itu bukan masalah besar."
  • "Setiap orang pasti pernah merasa seperti itu."
  • "Aku juga dulu remaja dan aku bisa melewatinya."

Sebaliknya, berikan pengakuan dan dukungan:

  • "Aku mengerti kamu merasa tertekan dengan pikiran itu."
  • "Itu pasti menyakitkan, tapi kamu tidak sendiri. Aku ada di sini untukmu."
  • "Aku tahu perasaan sedih itu melelahkan. Kamu sedang melalui masa sulit."

3. Bantu Mereka Mendapatkan Dukungan Profesional

Kasih sayang dan dukungan keluarga sangat berarti, namun bantuan profesional biasanya menjadi kunci pemulihan.

Jika mereka menolak terapi, ajak berbicara dengan konselor sekolah, dokter keluarga, atau guru yang dipercaya agar mereka merasa nyaman mencoba terapi kelak.

Jelaskan bahwa terapi bukan tentang dipaksa dirawat atau diberi obat, melainkan tempat untuk mendengarkan tanpa penghakiman dan mencari solusi agar perasaan membaik.

Obat bisa membantu untuk gejala berat, tapi ada banyak opsi perawatan lain yang bisa dipertimbangkan.

Newport Academy menyediakan program perawatan untuk remaja yang mengalami kecemasan, depresi, penyalahgunaan zat, gangguan makan, dan masalah kesehatan mental lainnya.

4. Berikan Kelonggaran dan Pengertian

Memotivasi remaja untuk tetap aktif dan membantu pekerjaan rumah tangga penting, tapi pahami jika ada saat mereka merasa lelah dan tidak mampu berbuat banyak.

Ingat, depresi adalah penyakit. Sama seperti flu yang memerlukan istirahat, depresi juga menguras tenaga dan semangat.

Mereka mungkin mengalami:

  • kesulitan fokus lebih dari biasanya
  • bergerak lebih lambat
  • mudah frustrasi dan terlalu keras pada diri sendiri saat membuat kesalahan

Dorong mereka melakukan apa yang mampu dan berikan pengingat dengan lembut tanpa kritik keras.

Hindari menambah tekanan akademik dengan kalimat seperti "Batas waktu pendaftaran kuliah sudah dekat" atau "Kamu harus belajar untuk ujian akhir." Mereka mungkin sudah merasa tertekan sendiri.

Bantu dengan pekerjaan rumah atau temukan cara agar tugas terasa lebih ringan. Misalnya, jika ada proyek penelitian, kamu bisa:

  • membantu memilih topik
  • menyusun kerangka isi
  • mengajak ke perpustakaan untuk mencari referensi

5. Terapkan Perubahan Positif Dalam Keluarga

Perubahan gaya hidup bisa sangat membantu mengurangi gejala depresi.

Beberapa perubahan yang dapat dilakukan:

  • meningkatkan aktivitas fisik
  • konsumsi makanan bergizi secara teratur
  • mendapatkan sinar matahari cukup
  • menetapkan jadwal tidur yang konsisten
  • rutinitas rileks sebelum tidur

Menerapkan kebiasaan ini bersama keluarga membuat semua anggota mendapatkan manfaat tanpa menimbulkan perasaan terasing pada remaja yang depresi. Selain itu, kebiasaan baru bisa mempererat hubungan keluarga dan membuat remaja merasa lebih terhubung.

Beberapa ide praktis:

  • Berjalan-jalan bersama keluarga setelah makan malam.
  • Mengurangi penggunaan gadget satu atau dua jam sebelum tidur dengan bermain permainan papan, menyusun teka-teki, atau mendengarkan buku audio bersama.
  • Memasak bersama sebagai aktivitas keluarga dan melibatkan anak dalam merencanakan menu.
  • Mengatur waktu tidur agar remaja mendapatkan 8 hingga 10 jam tidur berkualitas setiap malam.

6. Dukung Hubungan Sosial yang Positif

Memelihara persahabatan penting untuk menjaga koneksi sosial remaja, terutama saat mereka merasa sulit.

Sesuaikan aturan sosialisasi sementara, seperti mengizinkan tidur bersama teman atau hangout malam selama gejala belum membaik. Kamu juga bisa membuat syarat, misalnya harus menyelesaikan tugas sekolah atau membantu pekerjaan rumah dulu.

Dorong mereka mencoba kegiatan baru seperti les gitar, kelas seni, olahraga, atau kegiatan sukarela yang dapat membantu mengurangi perasaan depresi.

Hal yang Harus Dihindari

1. Kritik dan Hukuman

Biasanya, kegagalan akademik atau tugas yang tidak selesai mungkin mendapat sanksi seperti pembatasan waktu layar atau pencabutan ponsel.

Namun, saat remaja mengalami depresi, penting membedakan antara dampak penyakit dan perilaku buruk. Mengambil ponsel utama mereka bisa memperburuk kondisi.

Lebih baik:

  • Ungkapkan pengertian dan dorong mereka tetap berusaha.
  • Usulkan alternatif, seperti mengundang teman belajar atau bermain di luar.
  • Bekerjasama mencari solusi yang sesuai kemampuan mereka saat ini.
  • Ingatkan bahwa kamu mencintai dan mendukung mereka tanpa syarat.

2. Menghakimi Perilaku Melukai Diri

Menemukan remaja melakukan self-harm memang sangat mengkhawatirkan. Namun, perilaku ini tidak selalu berarti mereka berniat bunuh diri.

Insting pertama mungkin ingin mencari dan membuang benda yang digunakan, memeriksa tubuh, atau mengawasi terus-menerus, tapi hal ini sering membuat mereka merasa malu dan menjauh.

Lebih efektif adalah pendekatan penuh kasih dan tanpa menghakimi:

  • Tanyakan, "Bisakah kamu ceritakan lebih tentang perasaan yang membuatmu ingin menyakiti diri?"
  • Katakan, "Aku tahu kamu sedang kesakitan dan aku khawatir tentang keselamatanmu. Mari kita cari cara lain yang bisa membantu kamu."

3. Membawa Perasaan Secara Pribadi

Remaja mungkin tidak selalu ingin berbagi perasaan atau perkembangan terapi. Meski kamu ingin tahu, memaksa hanya akan membuat mereka semakin tertutup.

Pastikan kamu mengetahui efek samping pengobatan atau pikiran yang mengganggu, tapi beri ruang dan waktu agar mereka nyaman berbicara saat siap.

Kapan Harus Mendapatkan Bantuan Darurat

Tidak semua orang dengan depresi memikirkan bunuh diri. Namun, jika ada tanda-tanda berikut, segera cari bantuan profesional:

  • menulis cerita atau puisi tentang kematian
  • melakukan perilaku berisiko, termasuk penggunaan alkohol atau obat
  • berbicara tentang ingin mati atau keluar dari rasa sakit
  • menjauh dari orang lain
  • mengatakan orang lain akan lebih baik tanpa mereka
  • memberikan barang-barang pribadi yang berarti

Jika mereka menyatakan memikirkan bunuh diri:

  • Tanyakan apakah sudah membuat rencana krisis dalam terapi dan ikuti langkah tersebut.
  • Hubungkan mereka dengan terapis untuk arahan selanjutnya.
  • Dorong mereka untuk menghubungi 988 Suicide and Crisis Lifeline melalui telepon atau chat di 988Lifeline.org.
  • Bawa mereka ke ruang gawat darurat untuk mendapatkan bantuan segera.

Jangan tinggalkan mereka sendirian saat dalam krisis dan pastikan tidak ada akses ke benda berbahaya atau obat-obatan.

Kesimpulan

Kamu adalah orang yang paling mengenal anakmu, jadi kamu bisa merasakan jika ada sesuatu yang tidak beres. Jika mereka tampak sedih atau mudah marah secara terus-menerus, bicarakan tentang pentingnya mendapatkan bantuan untuk depresi.

Yang terpenting, yakinkan mereka bahwa kamu selalu mendukung dan siap melakukan apa pun untuk membantu. Meskipun mereka terlihat acuh, sebenarnya mereka mendengar dan kata-katamu sangat berarti.

Ingatlah, depresi bukan kesalahan siapa pun — bukan mereka dan bukan juga kamu.

Crystal Raypole adalah penulis dan editor yang berpengalaman, berfokus pada kesehatan mental dengan misi mengurangi stigma terkait masalah tersebut.

Jelajahi artikel bermanfaat di kategori Kesehatan Seksual pada tanggal 25-04-2021. Artikel berjudul "Panduan Lengkap Mendukung Remaja yang Menghadapi Depresi" menawarkan analisis mendalam dan saran praktis di bidang Kesehatan Seksual. Setiap artikel dibuat dengan cermat oleh para ahli untuk memberikan nilai maksimal bagi pembaca.

Artikel " Panduan Lengkap Mendukung Remaja yang Menghadapi Depresi " memperluas pengetahuan Anda dalam kategori Kesehatan Seksual, menjaga Anda tetap terinformasi tentang perkembangan terbaru, dan membantu membuat keputusan yang tepat. Setiap artikel berbasis konten unik, menjamin orisinalitas dan kualitas.

0
2.6K

Inliber adalah platform berita global yang menyajikan informasi akurat dan terpercaya dari seluruh dunia secara cepat.

Kami menyajikan liputan mendalam tentang teknologi, politik, kesehatan, olahraga, budaya, keuangan, dan banyak lagi. Inliber dirancang untuk semua pengguna internet dengan antarmuka yang ramah, sumber tepercaya, dan konten berkualitas tinggi di era digital saat ini.