Mitos dan Fakta di Balik Aplikasi Membaca Cepat yang Perlu Anda Ketahui

Apakah Anda menggunakan smartphone untuk belajar membaca lebih cepat? Mungkin Anda telah menggantikan metode tradisional dengan aplikasi populer? Sayangnya, keputusan tersebut mungkin tidak membawa manfaat yang Anda harapkan. Artikel ini akan menjelaskan alasannya.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa meskipun aplikasi seperti Spritz menawarkan konsep inovatif, mereka belum terbukti meningkatkan efektivitas membaca secara signifikan. Lalu, mengapa aplikasi ini tidak bekerja sebagaimana yang dijanjikan?

Membaca karya besar seperti "Perang dan Damai" melalui smartphone mungkin bukan ide terbaik, namun aplikasi seperti Spritz memungkinkan hal ini terjadi. Spritz memecah teks menjadi kata-kata terpisah dan menampilkan satu per satu dengan fokus pada bagian tengah kata, dengan tujuan mengurangi gerakan mata yang biasanya diperlukan saat membaca secara konvensional. Ini merupakan implementasi dari metode Rapid Serial Visual Presentation (RSVP), yang diklaim dapat mempercepat kecepatan membaca hingga seribu kata per menit tanpa mengurangi pemahaman.

Namun, studi terbaru mengungkapkan bahwa metode ini terlalu idealis jika tujuan utama adalah memahami isi bacaan. Apakah benar kita dapat mengubah proses kognitif mendasar demi kenyamanan teknologi?

"Bahkan jika Anda membaca tweet menggunakan Spritz, Anda tidak akan menangkap maknanya sejelas saat membaca dengan perlahan dan penuh perhatian," ujar Elizabeth Schotter, psikolog dari Universitas California, San Diego.

Dalam eksperimennya, Schotter melibatkan 40 mahasiswa untuk mengamati bagaimana pemahaman teks berubah ketika pergerakan mata yang biasa kembali ke bagian teks sebelumnya (regresi) dibatasi. Regresi ini biasanya menghabiskan 10-15% waktu membaca dan membantu pemahaman.

Hasilnya menunjukkan bahwa saat membaca normal, pemahaman tetap stabil baik dengan maupun tanpa regresi. Namun, ketika kata-kata ditampilkan cepat tanpa kesempatan melihat kembali, pemahaman menurun, baik untuk kalimat sederhana maupun kompleks. Ini menegaskan pentingnya kontrol gerakan mata dalam proses memahami bacaan.

Spritz merupakan salah satu aplikasi yang mempopulerkan metode RSVP, yang sebenarnya telah dikembangkan sejak tahun 1970-an. Namun penggunaannya untuk membaca cepat baru ramai diperbincangkan beberapa tahun terakhir, seiring kebutuhan membaca di perangkat layar kecil seperti jam pintar. Ada juga aplikasi serupa bernama Spreeder yang menawarkan fitur sejenis.

Perwakilan dari pengembang Spritz, Lowell Ashe, mengklaim bahwa aplikasi mereka unik karena mampu menentukan titik pengenalan optimal pada setiap kata, membantu mata dan otak memproses kata dengan lebih cepat. Mereka menyebut teknologi ini sebagai "pandangan baru dalam membaca" yang telah dikembangkan selama tiga tahun dengan bukti ilmiah yang mendukung.

Namun, Elizabeth Schotter skeptis terhadap klaim tersebut. "Mereka mengaku berbasis sains, tapi belum pernah membuktikannya secara meyakinkan," katanya. "Spritz mungkin hanya modifikasi kecil dari metode RSVP yang sebenarnya masih kurang efektif."

Apakah Anda pernah mencoba aplikasi seperti ini? Bagaimana pengalaman Anda? Apakah benar membantu mempercepat membaca tanpa mengorbankan pemahaman? Bagikan pendapat Anda di kolom komentar.

Jelajahi artikel bermanfaat di kategori Teknologi Perangkat pada tanggal 29-05-2021. Artikel berjudul "Mitos dan Fakta di Balik Aplikasi Membaca Cepat yang Perlu Anda Ketahui" menawarkan analisis mendalam dan saran praktis di bidang Teknologi Perangkat. Setiap artikel dibuat dengan cermat oleh para ahli untuk memberikan nilai maksimal bagi pembaca.

Artikel " Mitos dan Fakta di Balik Aplikasi Membaca Cepat yang Perlu Anda Ketahui " memperluas pengetahuan Anda dalam kategori Teknologi Perangkat, menjaga Anda tetap terinformasi tentang perkembangan terbaru, dan membantu membuat keputusan yang tepat. Setiap artikel berbasis konten unik, menjamin orisinalitas dan kualitas.