Mengenal Varian Delta Plus: Ancaman Baru COVID-19 yang Mulai Menyebar
Varian Delta Plus, mutasi virus COVID-19 yang pertama kali ditemukan di India, kini mulai menyebar ke berbagai negara termasuk Indonesia. Pelajari apa yang membuat varian ini unik dan bagaimana dampaknya terhadap vaksinasi serta protokol kesehatan.
Para ahli masih berbeda pendapat: sebagian mengatakan varian Delta Plus tidak lebih berbahaya dari varian COVID-19 lainnya, sementara sebagian lain khawatir vaksin mungkin kurang efektif melawannya.
Setelah hampir setahun menjalani pembatasan ketat, banyak negara di Eropa mulai melonggarkan aturan dan kembali merasakan kebebasan. Namun, di sisi lain dunia, situasi justru berbalik. Di beberapa wilayah, termasuk Rusia, ancaman gelombang baru COVID-19 membuat pemerintah mempertimbangkan kembali penerapan pembatasan. Kekhawatiran ini didorong oleh munculnya varian baru yang disebut Delta Plus.
Varian Delta dikenal memiliki tingkat penularan dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan virus COVID-19 asli, cukup dengan berada dekat seseorang yang terinfeksi untuk tertular. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa varian ini dapat menular ke delapan orang lain jika protokol kesehatan diabaikan. Kebijakan pembatasan baru di beberapa kota besar, termasuk Moskow, sangat dipengaruhi oleh kekhawatiran terhadap varian ini.
Baru-baru ini, media lokal melaporkan kasus pertama varian Delta Plus di Rusia. Darya Danilenko, Wakil Direktur Riset di Institut Flu Smorodintsev, mengonfirmasi bahwa kasus tersebut merupakan impor dari luar negeri.
"Kasus yang terdeteksi ini bersifat tunggal dan kemungkinan besar berasal dari luar negeri," jelas Danilenko. "Varian Delta Plus juga tercatat dalam kasus sporadis di Amerika Serikat, Inggris, dan beberapa negara lain," tambahnya.
Lalu, apa yang bisa kita harapkan dari varian baru ini? Para ahli masih enggan membuat prediksi pasti karena penelitian masih berlangsung. Di India, negara asal varian ini, hanya sekitar 40 kasus yang teridentifikasi, angka yang kecil dibandingkan total infeksi. Danilenko menambahkan, "Mutasi serupa juga ditemukan pada varian Brasil dan Afrika Selatan. Sampai saat ini, belum ada bukti klinis yang menunjukkan bahwa varian Delta Plus lebih berbahaya atau mematikan dibanding varian lain."
Namun, Sumya Swaminathan, Kepala Ilmuwan WHO, menyatakan varian ini memiliki mutasi yang dapat mempengaruhi efektivitas antibodi. Pendapat serupa diungkapkan oleh Ancha Baranova, Profesor di Sekolah Biologi Sistem Universitas George Mason, yang menyebut Delta Plus mampu bertahan dari efek vaksin dan menjadi 'tidak terlihat' oleh sistem kekebalan yang dipicu vaksinasi.
Kita semua berharap skenario terbaik terjadi, sehingga varian baru ini tidak memicu gelombang pembatasan seperti sebelumnya.

Dapatkan informasi terkini seputar COVID-19 dan kesehatan lainnya melalui kanal Telegram kami.
Sumber: Fontanka.ru, Lenta.ru
Foto: Getty Images
Jelajahi artikel bermanfaat di kategori Kesehatan & Kebugaran pada tanggal 30-06-2021. Artikel berjudul "Mengenal Varian Delta Plus: Ancaman Baru COVID-19 yang Mulai Menyebar" menawarkan analisis mendalam dan saran praktis di bidang Kesehatan & Kebugaran. Setiap artikel dibuat dengan cermat oleh para ahli untuk memberikan nilai maksimal bagi pembaca.
Artikel " Mengenal Varian Delta Plus: Ancaman Baru COVID-19 yang Mulai Menyebar " memperluas pengetahuan Anda dalam kategori Kesehatan & Kebugaran, menjaga Anda tetap terinformasi tentang perkembangan terbaru, dan membantu membuat keputusan yang tepat. Setiap artikel berbasis konten unik, menjamin orisinalitas dan kualitas.


