Mengenal Kembali Kambuhnya Leukemia: Penyebab, Gejala, dan Penanganan
Ketahui lebih dalam tentang kambuhnya leukemia, faktor pemicu, tanda-tanda yang harus diwaspadai, serta pilihan pengobatan terbaru yang efektif untuk menghadapinya.

Leukemia adalah jenis kanker yang menyerang sel darah dan sumsum tulang. Penyakit ini diklasifikasikan berdasarkan kecepatan pertumbuhan kanker (akut versus kronis) serta jenis sel yang terpengaruh (limfositik versus mieloid).
Terdapat berbagai pilihan terapi untuk mengatasi leukemia, namun pada beberapa kasus, kanker dapat muncul kembali setelah perawatan selesai. Keadaan ini dikenal dengan istilah kambuh atau relapse. Kambuhnya leukemia bukanlah hal yang jarang terjadi, terutama pada jenis-jenis tertentu.
Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai apa itu kambuhnya leukemia, penyebabnya, serta gejala yang perlu Anda waspadai.
Apa Itu Kambuhnya Leukemia?
Kambuh adalah kondisi saat kanker muncul kembali setelah perawatan awal berhasil. Istilah lain yang sering digunakan adalah kekambuhan kanker. Risiko kambuh bisa berbeda-beda tergantung jenis leukemia yang diderita.
Leukemia Limfositik Akut (ALL)
ALL menyerang limfosit seperti sel B dan T, di mana tubuh memproduksi limfosit abnormal dan sel belum matang yang disebut blast secara berlebihan.
ALL paling sering terjadi pada anak-anak, menjadi jenis leukemia paling umum di kelompok usia ini, dengan tiga dari empat kasus leukemia pada anak dan remaja adalah ALL. Orang dewasa juga dapat terkena ALL, meskipun lebih jarang.
Sekitar 10-20 persen pasien ALL mengalami kambuh, biasanya dalam 2 tahun setelah pengobatan awal. Risiko kambuh pada orang dewasa lebih tinggi, mencapai 50 persen, dibandingkan anak-anak yang sekitar 10 persen.
Leukemia Mieloid Akut (AML)
AML memengaruhi sel darah putih yang berasal dari sel punca mieloid. Pada AML, sel darah putih yang belum matang berkembang dan membelah tanpa terkendali.
AML bisa terjadi pada anak-anak dan dewasa. Setelah ALL, AML adalah jenis leukemia kedua yang paling sering ditemukan pada anak-anak.
Hampir 50 persen pasien AML mengalami kambuh, yang bisa terjadi beberapa bulan hingga beberapa tahun setelah pengobatan pertama, dengan sebagian besar kambuh dalam 2 hingga 3 tahun.
Leukemia Limfositik Kronis (CLL)
Seperti ALL, CLL melibatkan produksi limfosit abnormal namun berkembang secara perlahan. CLL adalah jenis leukemia paling umum pada orang dewasa dan jarang ditemukan pada anak-anak.
Kebanyakan pasien CLL akan mengalami kambuh suatu saat. Kambuh terjadi ketika kanker tidak lagi merespons pengobatan setelah 6 bulan atau lebih, biasanya dalam 5 tahun pertama sejak pengobatan dimulai.
Leukemia Mieloid Kronis (CML)
Sama seperti AML, CML menyebabkan produksi berlebih sel darah putih belum matang dari sel punca mieloid. CML bersifat kronis dan biasanya dialami oleh orang dewasa yang lebih tua, sangat jarang terjadi pada anak-anak.
Sekitar 60 persen pasien CML mengalami kambuh setelah menghentikan pengobatan, dengan banyak kasus kambuh dalam 6 bulan pertama setelah berhenti terapi.
Gejala Kambuh Leukemia
Gejala kambuh biasanya mirip dengan saat diagnosis pertama kali, meliputi:
- kelelahan berlebihan
- demam
- keringat malam
- mudah memar atau berdarah
- nyeri pada tulang atau sendi
- pembengkakan kelenjar getah bening
- infeksi berulang
- anemia
- nyeri perut
- nafsu makan menurun
- penurunan berat badan tanpa sebab
- sakit kepala
- sesak napas
Kapan Harus Konsultasi ke Onkolog?
Jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter spesialis kanker (onkolog). Buatlah catatan gejala, kapan mulai muncul, tingkat keparahannya, dan hal lain yang dirasakan, agar informasi ini bisa membantu proses diagnosis.
Jika dokter mencurigai kambuh, Anda akan dirujuk untuk menjalani serangkaian tes yang mirip dengan saat diagnosis awal.
Penyebab dan Faktor Pemicu Kambuhnya Leukemia
Mekanisme pasti kambuh belum sepenuhnya dipahami, tetapi beberapa faktor yang bisa memicu kambuh meliputi:
- Pengobatan awal yang tidak berhasil membersihkan seluruh sel kanker.
- Kanker yang mengembangkan resistensi terhadap terapi yang diberikan.
- Kanker yang menyebar ke bagian tubuh lain dan tidak terdeteksi pada awalnya.
Selain itu, saat diagnosis, risiko kambuh biasanya sudah dievaluasi berdasarkan beberapa faktor seperti:
- Perubahan genetik yang memengaruhi cara pengobatan dan prognosis.
- Jumlah sel darah atau blast yang tinggi saat diagnosis, yang dapat meningkatkan risiko kambuh.
- Usia, misalnya pada ALL, anak di bawah 1 tahun dan di atas 9 tahun memiliki risiko kambuh lebih tinggi.
Pilihan Pengobatan untuk Leukemia yang Kambuh
Pengobatan kambuh sangat bergantung pada tipe leukemia dan kondisi individu pasien.
Pengobatan Kambuh ALL
Terapi kemoterapi yang lebih intensif biasanya diberikan dibandingkan pengobatan awal. Jika risiko respons yang rendah terhadap kemoterapi cukup tinggi, transplantasi sel punca mungkin direkomendasikan berdasarkan usia dan kondisi kesehatan.
Imunoterapi khusus juga dapat digunakan, contohnya:
- Blinatumomab (Blincyto) untuk ALL sel B.
- Inotuzumab ozogamicin (Besponsa) untuk ALL sel B.
- Imatinib (Gleevec) untuk ALL dengan kromosom Philadelphia positif.
Terapi CAR T-cell, seperti tisagenlecleucel (Kymriah), merupakan imunoterapi terbaru yang efektif untuk beberapa kasus kambuh ALL.
Pengobatan Kambuh AML
Kemoterapi intensif dan transplantasi sel punca adalah pilihan utama. Imunoterapi dengan gemtuzumab ozogamicin (Mylotarg) juga dapat dipertimbangkan.
Target terapi juga tersedia untuk AML dengan perubahan genetik tertentu, seperti:
- Gilteritinib (Xospata) untuk mutasi gen FLT3.
- Ivosidenib (Tibsovo) untuk mutasi gen IDH1.
- Enasidenib (Idhifa) untuk mutasi gen IDH2.
Pengobatan Kambuh CLL
Biasanya menggunakan kombinasi imunoterapi, terapi target, dan kemoterapi. Jika remisi awal berlangsung lama, pengobatan yang sama dapat digunakan kembali, atau dokter bisa memilih kombinasi baru. Transplantasi sel punca juga bisa menjadi opsi.
Pengobatan Kambuh CML
Terapi dengan inhibitor tirosin kinase (TKI) adalah pilihan utama, dengan penyesuaian dosis atau pergantian obat jika diperlukan. Contoh TKI meliputi:
- Imatinib (Gleevec)
- Nilotinib (Tasigna)
- Dasatinib (Sprycel)
- Bosutinib (Bosulif)
Jika resistensi terhadap TKI berkembang, transplantasi sel punca dapat direkomendasikan. Pada pasien yang tidak bisa menerima TKI atau transplantasi, kemoterapi dapat membantu mengendalikan jumlah sel darah putih.
Prognosis Setelah Kambuh Leukemia
Prognosis bergantung pada berbagai faktor, seperti jenis leukemia, mutasi genetik, terapi sebelumnya, lama remisi, stadium penyakit, usia, dan kondisi kesehatan secara keseluruhan.
Secara umum, prognosis leukemia akut yang kambuh cenderung lebih menantang:
- ALL: Anak-anak memiliki angka kelangsungan hidup 5 tahun sekitar 50% setelah kambuh pertama, sedangkan orang dewasa sekitar 10%.
- AML: Anak-anak dengan kambuh memiliki kelangsungan hidup 3-5 tahun sekitar 40%, sementara orang dewasa bisa mencapai 46% tergantung risiko.
Leukemia kronis cenderung memiliki prognosis lebih baik dengan terapi modern, dengan tingkat kelangsungan hidup 10 tahun sekitar 85% untuk CLL dan 80-95% untuk CML.
Faktor yang dapat memperburuk prognosis pada leukemia kronis antara lain durasi remisi yang pendek dan fase penyakit saat kambuh, terutama pada CML dengan fase akselerasi atau blast.
Penting untuk diingat bahwa statistik ini hanya gambaran umum dan pengobatan terus berkembang sehingga peluang kesembuhan semakin meningkat.
Kesimpulan
Kambuhnya leukemia merupakan kondisi kanker muncul kembali setelah pengobatan. Hal ini bisa terjadi karena sel kanker tidak sepenuhnya hilang atau menjadi resisten terhadap terapi. Gejala yang muncul serupa dengan saat diagnosis awal dan perlu segera dikonsultasikan ke dokter.
Terdapat banyak pilihan pengobatan modern untuk mengatasi kambuh leukemia, mulai dari kemoterapi, imunoterapi, terapi target, hingga transplantasi sel punca. Penanganan yang tepat disesuaikan dengan jenis leukemia, kondisi pasien, dan faktor genetik.
Jika Anda atau keluarga pernah menjalani pengobatan leukemia dan mengalami gejala mencurigakan, segera konsultasikan dengan onkolog untuk evaluasi dan penanganan optimal.
Jelajahi artikel bermanfaat di kategori Kesehatan Seksual pada tanggal 13-08-2021. Artikel berjudul "Mengenal Kembali Kambuhnya Leukemia: Penyebab, Gejala, dan Penanganan" menawarkan analisis mendalam dan saran praktis di bidang Kesehatan Seksual. Setiap artikel dibuat dengan cermat oleh para ahli untuk memberikan nilai maksimal bagi pembaca.
Artikel " Mengenal Kembali Kambuhnya Leukemia: Penyebab, Gejala, dan Penanganan " memperluas pengetahuan Anda dalam kategori Kesehatan Seksual, menjaga Anda tetap terinformasi tentang perkembangan terbaru, dan membantu membuat keputusan yang tepat. Setiap artikel berbasis konten unik, menjamin orisinalitas dan kualitas.


