Penulis, Spesialis Rehabilitasi Psikososial, Edukator #Teori Psikologi

4.8K

Mengenal Efek Plasebo: Pengobatan Palsu dengan Respons Nyata

Efek plasebo adalah fenomena di mana pikiran menciptakan respons nyata terhadap pengobatan palsu. Pelajari bagaimana kekuatan harapan dan psikologi dapat memengaruhi kesehatan Anda secara mengejutkan.

Kendra Cherry, MS, adalah spesialis rehabilitasi psikososial, pendidik psikologi, dan penulis buku berjudul "Everything Psychology Book."

Pikiran manusia dapat menciptakan ilusi bahwa pengobatan palsu memberikan hasil nyata, fenomena ini dikenal sebagai efek plasebo. Dalam beberapa kasus, plasebo mampu menghasilkan pengaruh yang cukup kuat untuk meniru efek pengobatan medis asli.

Fenomena ini terjadi ketika seseorang merasakan manfaat setelah menerima zat atau perawatan yang sebenarnya tidak aktif secara medis. Zat ini, yang disebut plasebo, tidak memiliki efek medis yang diketahui dan bisa berupa pil gula, suntikan larutan saline, atau cairan yang dapat dikonsumsi.

Biasanya, orang yang menerima plasebo tidak mengetahui bahwa pengobatan tersebut tidak nyata. Mereka percaya bahwa mereka menerima pengobatan asli. Plasebo dirancang agar tampak persis seperti pengobatan asli, namun tidak memiliki efek nyata terhadap kondisi yang ingin diobati.

Efek plasebo bukan sekadar hasil dari pemikiran positif. Banyak orang tidak sadar bahwa mereka merespons sesuatu yang pada dasarnya hanyalah pil gula. Plasebo sering digunakan dalam penelitian medis untuk membantu dokter dan ilmuwan memahami efek fisiologis dan psikologis dari obat baru.

Berikut adalah alasan mengapa efek plasebo penting, bagaimana prosesnya terjadi, dan mengapa itu dapat bekerja.

Perbedaan antara Plasebo dan Efek Plasebo

Perlu dipahami bahwa "plasebo" dan "efek plasebo" adalah dua hal berbeda. Plasebo merujuk pada zat yang tidak aktif, sementara efek plasebo adalah respon yang muncul dari penggunaan pengobatan yang tidak memiliki efek medis nyata.

Penyebab Efek Plasebo

Walaupun para peneliti telah membuktikan bahwa efek plasebo nyata, mekanisme lengkapnya masih belum sepenuhnya dipahami. Beberapa faktor diperkirakan berkontribusi terhadap fenomena ini.

Respons Hormon

Salah satu penjelasan adalah plasebo memicu pelepasan endorfin. Endorfin memiliki struktur mirip dengan morfin dan obat penghilang rasa sakit opiat lainnya, berfungsi sebagai pereda nyeri alami otak.

Penelitian dengan pemindaian otak menunjukkan bahwa area dengan banyak reseptor opiat aktif pada kelompok yang menerima plasebo maupun pengobatan asli. Nalokson, antagonis opioid, dapat menghambat efek endorfin alami dan obat opiat, yang menyebabkan pengurangan efek analgesik plasebo.

Kondisioning

Penjelasan lain adalah kondisioning klasik, di mana seseorang membentuk asosiasi antara dua rangsangan sehingga menghasilkan respons yang dipelajari. Dalam beberapa kasus, plasebo dikombinasikan dengan pengobatan asli hingga memicu efek yang diinginkan.

Misalnya, jika Anda terbiasa mengonsumsi pil arthritis untuk mengurangi nyeri sendi, Anda bisa mulai mengasosiasikan pil tersebut dengan rasa lega. Ketika diberi plasebo yang mirip, Anda mungkin tetap percaya itu memberikan efek yang sama karena telah terlatih.

Ekspektasi

Harapan atau apa yang kita yakini akan terjadi memainkan peran besar dalam efek plasebo. Orang yang termotivasi tinggi dan yakin pengobatan akan berhasil lebih mungkin mengalami efek plasebo.

Antusiasme dokter saat meresepkan obat juga dapat memengaruhi respons pasien. Jika dokter menunjukkan keyakinan kuat bahwa pengobatan akan efektif, pasien cenderung merasakan manfaat lebih besar, bahkan ketika mengonsumsi obat asli.

Isyarat verbal, perilaku, dan sosial turut membentuk harapan pasien terhadap efektivitas obat, seperti:

Perilaku: tindakan mengonsumsi pil atau menerima suntikan untuk meningkatkan kondisi
Sosial: bahasa tubuh yang meyakinkan, kontak mata, dan komunikasi positif dari tenaga medis
Verbal: mendengar penyedia layanan kesehatan berbicara positif tentang pengobatan

Faktor Genetik

Gen juga memengaruhi respons terhadap plasebo. Beberapa orang secara genetik lebih sensitif terhadap efek plasebo. Studi menunjukkan bahwa individu dengan varian gen yang menghasilkan kadar dopamin tinggi di otak lebih rentan terhadap efek ini dibanding mereka dengan kadar dopamin rendah. Mereka juga cenderung memiliki persepsi nyeri dan pencarian hadiah yang lebih tinggi.

Efek Nocebo

Sebaliknya, beberapa orang mengalami gejala negatif atau efek samping sebagai respons terhadap plasebo, dikenal sebagai efek nocebo. Contohnya, pasien melaporkan sakit kepala, mual, atau pusing meskipun menerima plasebo.

Contoh Penerapan Efek Plasebo

Efek plasebo digunakan dalam berbagai bidang, terutama penelitian medis dan psikologi, guna mempelajari efek fisiologis dan psikologis obat baru.

Dalam Penelitian Medis

Dalam studi medis, sebagian peserta menerima plasebo, sementara yang lain menerima pengobatan baru yang diuji. Tujuannya adalah untuk menentukan efektivitas pengobatan baru tersebut. Jika peserta yang menerima obat asli menunjukkan perbaikan signifikan dibanding yang menerima plasebo, hal ini mendukung klaim efektivitas obat.

Peneliti ingin mengetahui apakah pengobatan baru bekerja lebih baik dari yang sudah ada, efek sampingnya, pasien yang paling diuntungkan, dan apakah manfaatnya lebih besar daripada risikonya.

Dengan membandingkan efek pengobatan dan plasebo, peneliti dapat mengidentifikasi apakah hasil yang diperoleh benar-benar disebabkan oleh pengobatan atau faktor lain.

Dalam Eksperimen Psikologi

Dalam eksperimen psikologi, plasebo adalah perlakuan atau zat inert tanpa efek diketahui. Kelompok kontrol plasebo menerima perlakuan palsu untuk dibandingkan dengan kelompok eksperimen yang menerima perlakuan nyata.

Meskipun tidak mengandung pengobatan nyata, plasebo dapat memengaruhi beberapa aspek fisik dan psikologis seperti detak jantung, tekanan darah, tingkat kecemasan, persepsi nyeri, kelelahan, dan aktivitas otak. Hal ini menunjukkan peran penting otak dalam kesehatan dan kesejahteraan.

Manfaat Penggunaan Plasebo

Kelebihan utama penggunaan plasebo dalam evaluasi obat baru adalah mengurangi pengaruh harapan terhadap hasil penelitian. Jika peneliti mengharapkan hasil tertentu, mereka mungkin tanpa sadar memberikan petunjuk kepada peserta, yang dapat memengaruhi hasil.

Untuk mengatasi hal ini, studi double-blind dilakukan dimana baik peserta maupun peneliti tidak mengetahui siapa yang menerima plasebo atau obat asli. Ini meminimalkan bias dan membantu analisis efek obat secara objektif.

Efek plasebo paling kuat dan banyak dipelajari terkait dengan pengurangan nyeri. Sekitar 30-60% orang melaporkan pengurangan nyeri setelah mengonsumsi pil plasebo.

Misalnya, seorang peserta dalam studi obat sakit kepala merasa nyerinya berkurang setelah mengonsumsi obat. Namun, kemudian ia mengetahui bahwa yang diminumnya hanyalah pil gula sebagai plasebo.

Hasil dari Efek Plasebo

Meski plasebo dapat memengaruhi perasaan seseorang, penelitian menunjukkan bahwa plasebo tidak berdampak signifikan pada penyakit yang mendasarinya. Tinjauan besar terhadap lebih dari 150 uji klinis menemukan bahwa plasebo tidak memberikan efek klinis utama pada penyakit, namun berpengaruh kecil pada laporan pasien, terutama pada persepsi mual dan nyeri.

Namun, analisis lain menemukan bahwa plasebo dan pengobatan nyata memiliki efek serupa pada populasi tertentu, sehingga plasebo bisa menjadi bagian dari rencana terapi yang menguntungkan pasien.

Depresi: Dalam sebuah studi, peserta yang tidak menggunakan obat lain diberikan pil plasebo yang diberi label sebagai antidepresan cepat atau plasebo biasa selama seminggu. Setelah itu, pemindaian otak menunjukkan peningkatan aktivitas di area yang mengatur emosi dan stres pada mereka yang menerima plasebo berlabel antidepresan, bersamaan dengan penurunan gejala depresi.
Manajemen Nyeri: Sebuah studi tahun 2014 menguji efek plasebo pada 66 orang dengan migrain episodik. Peserta menerima pil yang diberi label sebagai plasebo atau obat migrain Maxalt (rizatriptan). Hasil menunjukkan bahwa ekspektasi yang dibentuk oleh label pil memengaruhi respons nyeri peserta.
Pereda Gejala: Efek plasebo juga diteliti pada penyintas kanker yang mengalami kelelahan terkait kanker. Peserta menerima pengobatan rutin atau pil plasebo selama tiga minggu. Studi menunjukkan bahwa plasebo, meskipun diberi label demikian, melaporkan perbaikan gejala selama dan setelah pengobatan.

Pesan Penting dari Verywell

Efek plasebo memiliki pengaruh kuat pada perasaan seseorang, namun tidak bisa menggantikan pengobatan untuk kondisi medis yang mendasarinya.

Dalam praktik medis, penggunaan plasebo tanpa pemberitahuan kepada pasien dianggap tidak etis dan tidak diperbolehkan, sehingga mengurangi atau menghilangkan efek plasebo yang diinginkan.

Namun, dalam penelitian di mana partisipan tidak diberi tahu, plasebo memungkinkan ilmuwan memahami bagaimana pengobatan memengaruhi pasien dan menentukan keamanan serta efektivitas obat dan metode baru.

Categories