Kisah Cinta dan Pengorbanan di Balik Kesembuhan Sang Juara
Ksenia Alexeeva
Ksenia Alexeeva 11 bulan yang lalu
Senior Content Editor & Feature Writer #Pengembangan Diri & Penemuan Jati Diri
0
9.7K

Kisah Cinta dan Pengorbanan di Balik Kesembuhan Sang Juara

Mengungkap perjuangan tak kenal lelah sang istri juara Formula 1 dalam merawat dan mendukung suaminya yang terluka parah. Sebuah kisah inspiratif tentang cinta, harapan, dan pengorbanan tiada henti.

Pada 2013, sang pembalap legendaris mengalami cedera serius. Sejak saat itu, istrinya, Corinna, melakukan segala cara untuk mengembalikan kesehatan dan kekuatan suaminya.

Michael Schumacher merayakan ulang tahun ke-56 pada 3 Januari. Rekor juaranya di dunia Formula 1 belum tergeser hingga kini. Ia memegang rekor gelar juara dunia terbanyak, kemenangan Grand Prix, hat-trick, dan putaran tercepat. Selama kariernya, Michael unggul dalam pole position, start dari barisan depan, dan jumlah podium per musim.

Michael Schumacher
Michael Schumacher

Hingga saat ini, keluarga Schumacher telah menghabiskan sekitar 25 juta dolar AS untuk perawatan medis dan rehabilitasi sang atlet. Menurut prediksi dokter, biaya yang sama bahkan mungkin lebih akan diperlukan dalam beberapa tahun ke depan untuk mempertahankan kualitas hidup Michael.

Pada April 2021, Corinna menjual sebuah mansion seluas 20.000 meter persegi di Gland, Swiss, senilai sekitar 64 juta dolar AS demi membiayai biaya medis yang terus berjalan. Sebelumnya, mobil balap legendaris serta pesawat pribadi juga dilelang. Corinna telah terbiasa berdiskusi dengan akuntan pribadinya mengenai aset yang akan dijual demi mendukung perawatan sang suami—sebuah perjuangan yang telah berlangsung sembilan tahun demi secercah harapan bahwa legenda Formula 1 ini akan pulih kembali. Namun, dokter belum bisa memberikan kepastian tentang hal itu.

Michael dan Corinna Schumacher
Michael dan Corinna Schumacher

Dalam sebuah dokumenter Netflix tahun 2021, Corinna secara hati-hati mengungkapkan kondisi suaminya: belum ada perubahan signifikan. Ia bahkan tak kuasa menahan air mata saat berbicara.

"Saya merindukan Michael setiap hari. Bukan hanya saya, tapi juga anak-anak, ayahnya, dan semua orang di sekitarnya. Kadang saya bertanya mengapa ini terjadi pada kami, tapi kami tetap bersama. Itu memberi kami kekuatan," jelasnya.

Keteguhan hati sang istri dalam memperjuangkan kehidupan suami, serta kelembutan dalam setiap kata tentangnya, membuat kita percaya sejenak akan keajaiban. Mungkin, mereka yang sudah melewati begitu banyak bersama, bisa mengatasi ujian ini dan bangkit kembali.

Corinna Schumacher
Corinna Schumacher

Awal Pertemuan yang Tak Terduga

Ketika Michael bertemu dengan Corinna, wanita cantik dan ceria itu tengah berpacaran dengan rekan setimnya di Mercedes Junior, Heinz-Harald Frentzen. Namun, saat pertemuan di sebuah pesta, mereka langsung terhubung dan tak berhenti berbincang, dari membahas koktail hingga musim balap yang akan datang.

Corinna yang memiliki latar belakang keluarga di dunia balap mengetahui banyak hal tentang sisi tersembunyi kompetisi tersebut. Michael pun bangga membagikan pencapaiannya, mulai dari kemenangan karting, kejuaraan dunia endurance di Meksiko, hingga Formula 3. Mimpi besarnya tentu adalah Formula 1. Corinna pun tersenyum, karena pacarnya juga memiliki mimpi yang sama. Namun, apakah mimpi itu bisa terwujud?

Corinna dan Michael Schumacher
Corinna dan Michael Schumacher

Setahun kemudian, pada usia 22 tahun, Michael memulai debutnya di Grand Prix Belgia dengan mobil Jordan 191 yang mengalami masalah kopling—tanda awal kariernya. Dia pertama kali menceritakan perjuangannya memenangkan balapan kepada Corinna. Mereka pun berteman, walau Michael jatuh cinta. Ia merasa berat meninggalkan kebahagiaan orang lain, tetapi tak bisa membayangkan hidup tanpa Corinna. Setelah Corinna memutuskan hubungannya dengan Frentzen, mereka mulai menjalin hubungan. Michael terpesona oleh hobi Corinna yang mencakup berkuda, memasak, cinta binatang, dan keinginannya belajar menjadi dokter hewan. Pada 1995, Michael melamar Corinna, dan pada 1997 mereka dikaruniai putri Gina-Maria, kemudian putra Mick dua tahun setelahnya. Kesetiaan mereka luar biasa, dengan Corinna tetap mendukung Michael di setiap perlombaan, bahkan saat hamil dan setelah melahirkan.

Corinna dan Michael Schumacher
Corinna dan Michael Schumacher

"Hasratnya terhadap pekerjaan sangat besar. Memang menyita banyak waktu dan tenaga, tapi hidupnya tak terbayangkan tanpa itu. Saya bertemu dia saat dia sudah pembalap, jadi saya menerima dia apa adanya. Saya memilih itu dan tak punya hak mengubahnya," ungkap Corinna dalam sebuah wawancara.

Corinna dan Michael Schumacher
Corinna dan Michael Schumacher bersama anak-anak

Dari Playboy Menjadi Kepala Keluarga

Pada 1996, Michael memindahkan keluarganya dari Monte Carlo ke Swiss, membeli rumah besar di tepi Danau Jenewa di Woufflens-le-Château. Ia percaya udara segar dan makanan alami penting untuk tumbuh kembang anak-anak. Selain itu, pajak penghasilan yang rendah di Swiss membantu menghemat biaya. Siapa sangka rumah itu kelak menjadi pusat rehabilitasi sang legenda balap.

Michael berkata kepada wartawan, “Jika kami tetap di Monte Carlo, anak-anak akan sulit menjalani kehidupan normal. Gina-Maria dan Mick harus tumbuh tanpa tekanan sebagai anak Michael Schumacher. Kami menjalani hidup seperti keluarga biasa. Mereka sudah tahu tentang pekerjaan saya sejak kecil. Bahkan saat berusia dua tahun, mereka mengenali mobil balap merah sebagai mobil ayah mereka.”

Dulu dikenal sebagai playboy dan bintang iklan yang sering hadir di pesta sosial, Michael berubah menjadi sosok ayah rumah tangga yang penuh kasih. Setelah kelahiran Gina-Maria, ia mengurangi keterlibatan dalam acara sponsor demi lebih banyak waktu bersama keluarga.

"Ayah lain mungkin bekerja sepanjang hari dan pulang saat anak-anak sudah tidur. Mereka jauh lebih jarang bersama keluarga dibanding saya. Saya sangat serius dalam pekerjaan, tapi saya juga berkomitmen untuk tidak mengorbankan keluarga," kata Michael dalam buku "Schumacher: The Number One" karya James Allen.

Corinna pun mengungkapkan, di rumah Michael yang kuat di lintasan balap berubah menjadi sosok penuh kelembutan. Anak-anaknya begitu dekat dengannya, dan ia sangat menikmatinya.

"Saya tidak akan memuji Mick dan Gina untuk sesuatu lalu menghukum mereka keesokan harinya. Jika mereka terluka meski sudah saya ingatkan, saya tidak akan berteriak. Saya akan memeluk, menghibur, lalu menjelaskan. Dari mereka, saya belajar banyak hal luar biasa: kebebasan, rasa ingin tahu, keberanian," ujar sang pembalap kepada majalah Stern.

Michael Schumacher
Michael Schumacher

Cinta Sejati yang Menguatkan

Sang putra, Mick, mengikuti jejak ayahnya sebagai pembalap Formula 1. Michael tentu mengetahui hal ini dan diyakini sangat bangga.

Putra mereka pun meminta agar rumah di Norwegia—tempat keluarga berlibur setiap musim dingin—dijual. Bahkan seluruh keluarga rela melepas aset demi kesembuhan Michael. Kebahagiaan bukan diukur dari rumah atau uang, melainkan keluarga yang penuh cinta. Mereka merindukan masa-masa antara 2003 hingga 2006 di Swiss, saat Michael bermain sepak bola amatir bersama Mick, merawat taman lokal, dan berski di Norwegia.

"Kami punya ikatan kuat, merasakan satu sama lain secara otomatis. Kami membutuhkannya, begitu pula anak-anak," ujar Corinna kepada The Telegraph. "Di meja makan, kami duduk sangat dekat sampai terkadang tertawa karena saling mengganggu saat makan. Bukan karena meja kecil, tapi karena kami begitu erat bersama."

Michael sendiri mengaku beruntung memiliki keluarga yang begitu kokoh.

"Corinna bukan hanya gambaran wanita impian saya, dia bisa menyesuaikan diri dengan ritme hidup dan suasana hati saya. Saya sering berpikir tentang arti cinta dan menyadari bahwa saya adalah orang paling bahagia di dunia. Semua cinta saya untuk dia," ungkapnya.

Di Swiss, Michael membangun peternakan untuk Corinna agar dia bisa merawat hewan-hewan kesayangannya. Seekor anjing bernama Flo yang mereka temukan di jalanan Brazil bahkan ikut bepergian ke balapan mereka.

Corinna Schumacher
Corinna Schumacher

"Kadang dia mengganggu kami. Kami suka tidur lama, tapi tidak pernah bisa karena Flo tidur di kamar kami dan mulai menggonggong antara jam 7 sampai 8 pagi. Kami bangun, saya membawa anjing jalan-jalan, dan Corinna menyiapkan sarapan," cerita Michael dengan tawa.

Perbedaan Pendapat yang Membawa Kebijaksanaan

Di Swiss, Corinna terus mengejar hobinya dalam berkuda dan bahkan memenangkan Kejuaraan Eropa pada 2010. Michael membelikannya sebuah peternakan di Texas dengan 36 kuda sebagai hadiah.

Hanya Corinna yang berhak menghentikan Michael ketika ingin kembali mengemudi setelah kecelakaan. Dokter pun hanya mempercayakan perawatan dan pemulihan Michael kepadanya.

"Saat membayangkan masa depan, saya tahu saya akan jadi juara, tapi takdir memberi saya hadiah lebih: Corinna. Dia yang pantas mendapatkan semua kemenangan itu," ungkap Michael kepada The Guardian. "Dia adalah keinginan dan mimpi saya. Saya tidak suka sendiri. Saya senang berbagi hidup dan waktu dengan seseorang yang saya cintai. Itu berjalan 100 persen dengan istri saya."

Tak lama sebelum kecelakaan di Pegunungan Alpen Prancis, Michael dan Corinna hampir mengalami pertengkaran serius. Michael tak ingin Mick menekuni dunia balap, sementara Corinna merasa itu tidak adil menekan anak. Pertengkaran itu berhenti saat mereka mengingat janji untuk tidak berteriak satu sama lain. Mereka setuju membiarkan Mick memilih jalannya sendiri.

Corinna Schumacher
Corinna Schumacher

Setelah kecelakaan, Michael menghabiskan enam bulan dalam koma dan menjalani delapan operasi. Corinna tinggal di samping tempat tidurnya di rumah sakit dan menyiapkan rumah untuk kembalinya sang suami. Saat ini, biaya perawatan mencapai 100 ribu dolar AS per bulan, dengan 15 dokter yang terlibat dalam pemulihan Michael.

Corinna melepas rumah di Norwegia dan jet pribadi Falcon berkapasitas sembilan penumpang senilai sekitar 31 juta dolar AS. Mobil balap Ferrari legendaris yang membawa Michael meraih gelar juara dunia pertamanya juga dilelang.

Pada Agustus 2018, The Mirror mengutip ucapan Luca di Montezemolo, mantan presiden Ferrari dan sahabat keluarga Schumacher: "Ketika kami menempatkan Michael di kursi roda dan menunjukkan pemandangan indah, ia terkadang menangis."

"Itu berarti dia sadar, berarti dia masih merasakan dunia," ujar para penggemar Michael di seluruh dunia. Namun dokter menegaskan, harapan untuk pemulihan total tetap harus realistis.

Sasha Hirschenbach mengabadikan perjuangan Michael lewat lagu "Born To Fight," yang mendapat ucapan terima kasih hangat dari Corinna melalui surat pribadi.

"Dia tak secara terbuka membahas kondisi Michael, tapi ada satu kalimat penting dalam lagu itu: 'Harapan belum hilang: Schumacher terus berjuang, dia tak mau menyerah'," ungkap penyanyi kepada Postimees.

Foto: Getty Images

Jelajahi artikel bermanfaat di kategori Pengembangan Diri & Penemuan Jati Diri pada tanggal 29-12-2024. Artikel berjudul "Kisah Cinta dan Pengorbanan di Balik Kesembuhan Sang Juara" menawarkan analisis mendalam dan saran praktis di bidang Pengembangan Diri & Penemuan Jati Diri. Setiap artikel dibuat dengan cermat oleh para ahli untuk memberikan nilai maksimal bagi pembaca.

Artikel " Kisah Cinta dan Pengorbanan di Balik Kesembuhan Sang Juara " memperluas pengetahuan Anda dalam kategori Pengembangan Diri & Penemuan Jati Diri, menjaga Anda tetap terinformasi tentang perkembangan terbaru, dan membantu membuat keputusan yang tepat. Setiap artikel berbasis konten unik, menjamin orisinalitas dan kualitas.

0
9.7K

Inliber adalah platform berita global yang menyajikan informasi akurat dan terpercaya dari seluruh dunia secara cepat.

Kami menyajikan liputan mendalam tentang teknologi, politik, kesehatan, olahraga, budaya, keuangan, dan banyak lagi. Inliber dirancang untuk semua pengguna internet dengan antarmuka yang ramah, sumber tepercaya, dan konten berkualitas tinggi di era digital saat ini.